Faktual

Mitigasi Terorisme dan Radikalisme dari Organisasi Sosial Desa

Setiap tanggal 5 Mei diperingati Hari Lembaga Sosial Desa (LSD). Momentum ini menjadi salah satu refleksi bagi kita bagaimana gerak organisasi sosial yang ada di sebuah desa seperti Karang Taruna, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menjadi penting dalam wacana mitigasi terorisme dan Radikalisme.

Untungnya, pemerintah melalui Surat Edaran dari Mentri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Nomor 6 tahun 2025 sedang mengagas Koperasi Merah Putih di tingkat desa sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kemandirian dan perekonomian desa.

Ide ini sedikit bisa meredam masuknya virus radikalisme dan terorisme terhadap masyarakat Indonesia. Mengapa? Karena salah satu tantangan terbesar masuknya terorisme dan radikalisme berasal dari perekonomian masyarakat yang rendah sehingga sangat rentan untuk terbawa terhadap organisasi-organisasi yang berafiliasi terhadap radikal-terorisme yang disuplai dana dari Asing.

Permasalahannya kini berada pada bagaimana organisasi sosial desa bergerak di tengah-tengah masyarakat. Apakah organisasi sosial yang ada di desa sudah melakukan mitigasi pencegahan terhadap radikalisasi warganya? Karena tidak semua desa massif dengan kegiatan-kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakatnya.

Pemberdayaan LSD sebagai Mitigasi Radikal-Terorisme dari Desa

Keberadaan LSD diakui dalam sistem hukum Indonesia, yakni dalam Pasal 18 dan 18B UUD 1945 serta dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Selain itu, Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 1971 secara khusus menetapkan Hari Lembaga Sosial Desa yang diperingati setiap 5 Mei

Lembaga Sosial Desa (LSD) merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dari masyarakat desa dan dibina oleh pemerintah. Tujuan utama dari LSD adalah menyediakan layanan yang mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat desa secara menyeluruh, termasuk dalam hal ini seharusnya juga bergerak di dalam mencegah masuknya virus Radikalisme-Terorisme.

Organisasi Karang Taruna dan PKK menjadi sangatlah penting dalam mengontrol ancaman paham radikalisme yang dapat mempengaruhi generasi muda. Sebab mayoritas organisasi ini dihuni oleh kekuatan pemuda yang  dapat dijadikan alat untuk merubah presepsi, opini dan control sosial yang mengarah pada kebijakan public di tingkat desa. Setidaknya ada beberapa hal yang yang bisa dilakukan oleh generasi muda dalam menghindari paham radikalisme-terorisme di desa:

  1. Menanamkan Jiwa Nasionalisme serta Kecintaan terhadap NKRI

Cara untuk menanamkan jiwa nasionalisme adalah dengan memberikan pemahaman tentang bangsa Indonesia melalui pemahaman tentang nasionalisme. Organisasi pemuda desa  jika bergerak massif tentu bisa menjalankan misi besar dalam menanamkan nilai nasionalisme. Pasalnya, organisasi pemuda menjadi ladang kreatif tumbuhnya ide-ide dalam memberdayakan masyarakat agar lebih inovatif dan produktif, tidak hanya dalam momentum Agustus dengan beragam perlombaan memperingati kemerdekaan di negara Indonesia. Organisasi desa harus lebih proaktif menanggulangi gejala-gejala yang mungkin dan akan terjadi terhadap masuknya radikalisme dan terorisme yang ada di sebuah desa.

  1. Memperluas Wawasan Keagamaan yang Moderat, Terbuka dan Toleran.

Cara untuk memperluas pemahaman yang moderat adalah dengan mempelajari agama tidak setengah-setengah sehingga terjatuh kepada vonis buta semata. Maka perlu untuk mendalami agama dengan sebaik mungkin serta menghargai beberapa perbedaan dalam kehidupan manusia. Peran organisasi desa di sini adalah bagaimana pemuda desa bisa mengetahui dan mempertahankan tradisi, budaya yang menjadi ciri khas dalam sebuah desa. Hal ini dilakukan untuk mengikis kekuatan atau doktrin kelompok yang benci terhadap negara Indonesia dan berinisiatif mendirikan khilafah. Sudah seharusnya para pemuda mendekati tokoh agama di desa untuk rembuk dalam memberikan pendidikan moderat terhadap warga desanya.

  1. Memperkuat Diri dengan Adanya Provokasi dan Hasutan di Lingkungan Masyarakat Maupun di Dunia Maya

Cara untuk memperkuat hal ini adalah dengan memperkuat daya literasi anak bangsa melalui berbagai media dan konten yang mengarah kepada perdamaian sehingga provokasi yang dilakukan oleh kelompok radikal akan bisa dibendung dengan sebaik mungkin. Tugas organisasi sosial desa yang dikomandani oleh para pemuda adalah berinteraksi atau bersilahturahmi dengan pihak pihak atau kalangan, memperbanyak membaca dari refrensi refrensi untuk dijadikan sebagai dakwah konten yang bernilai positif di tengah-tengah masyarakat.

Salah satunya seperti beberapa konten film pendek yang kini diproduksi oleh para pemuda desa yang disiarkan melalui kanal Youtube sehingga bisa memberikan informasi yang positif dan komprehensif kepada generasi bangsa, terutama bagaimana menggambarkan nilai perdamaian melalui media sosial yang kini digeluti oleh kalangan anak muda dan generasi Z. Di sini, organisasi sosial desa harus dibekali dengan literasi digital yang mumpuni.

Abdul Warits

Recent Posts

Urgensi Pendidikan Toleransi dan Kesadaran Lintas Agama

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya, suku, dan agama yang sangat kaya. Toleransi antar…

3 hari ago

Film Jumbo; Pesan Implisit tentang Pengasuhan Berbasis Toleransi

Jumbo, film animasi karya komika dan animator Ryan Adriandhy tengah menjadi fenomena. Film yang naik…

3 hari ago

Orang tua Indonesia Sadar Pendidikan Agama, namun Abai Edukasi Toleransi; Catatan Reflektif

Pendidikan agama adalah bagian integral dalam kehidupan mayoritas keluarga di Indonesia. Agama tidak hanya menjadi…

3 hari ago

Menumbuhkan Toleransi Beragama Sejak Dini: Peran Parenting dalam Islam

Fenomena kurangnya toleransi, bahkan yang berujung pada perundungan (bullying) atau diskriminasi berbasis identitas, kini tak…

3 hari ago

Sesat Pikir Menggantungkan Kebanggaan pada Agama: Merespon Hasil Survei PMD BNPT 2024

Apa yang sebenarnya dibanggakan dari sebuah agama ketika segala hal yang gumelar atau yang tampak…

4 hari ago

Mendidik Generasi Alpha sebagai Agen Toleransi

Survei Pusat Media Damai BNPT yang menyebut adanya gejala intolerasi pasif di kalangan siswa sekolah…

4 hari ago