Negara tidak hanya sebatas kumpulan masyarakat yang memiliki wilayah tertentu dengan sistem pemerintahan. Melainkan harus memiliki kesamaan dan kesadaran bersama mewujudkan kehidupan yang aman, nyaman dan mandiri (Mahsus Khair: 2011). Selain itu, harus memiliki eksistensi di atas dunia ditentukan kesadaran orang-orang itu sendiri akan hakikat jadi dirinya. Untuk itu mereka harus mempunyai identitas yang tercermin dari suatu pandangan hidup yang dianut.
Untuk bangsa Indonesia, sudah tujuh abad lebih, pandangan hidup dengan Pancasila. Pancasila merupakan ideologi yang digali dari akar budaya dari bangsa sendiri. Pandangan hidup bukanlah barang impor yang asing bagi suatu bangsa, maka demikian halnya Pancasila bukanlah sesuatu yang didatangkan dari bangsa-bangsa lain, melainkan digali dari kesadaran mendalam yang tumbuh dari budaya asli bangsa Indonesia itu sendiri.
Memilih Pancasila untuk menjadikan pandangan hidup bukanlah angan-angan kosong dan tanpa tujuan. Melainkan memiliki tujuan untuk menjaga keutuhan Indonesia meski dalam perbedaan. Semua orang bisa masuk dan tetap hidup tanpa harus melihat agama, budaya, suku bahkan siapa dirinya.
Pancasila memberikan harapan kepada siapa saja, bahkan kaum proletar. Secara garis besar, Pancasila membawa misi kemanusiaan. Mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradab terhadapnya.
Hal ini menjamin dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Masalah selanjutnya adalah sebagian kecil masyarakat Indonesia menjalankan agama dan Pancasila secara terpisah. Hal ini bila tidak disikapi dengan bijak dapat melahirkan kekerasan atas nama kebebasan berkeyakinan dan beragama. Bahkan beberapa kalangan menyebut, Pancasila merupakan berhala karena tidak sesuai dengan ajaran tertentu.
Agama, terutama Islam, memiliki korelasi dengan Pancasila. Kita bisa melihat bagaimana Pancasila sangat menjunjung Ketuhanan Yang Maha Esa. Di mana, setiap warga negara harus meyakini bahwa Tuhan adalah Esa. Keesaan Tuhan secara terang benerang menjadi salah satu inti dari nilai agama. Kemudian, Pancasila mengangkat nilai kemanusiaan, hal ini tercermin dalam sila kedua, begitu dengan agama. Agama secara tegas, bahwa agama untuk kehidupan manusia. untuk menata dan mengatur kehidupan manusia.
Jika masyarakat Indonesia bisa menjalankan Pancasila dan agama secara beriringan, identitas masyarakat Indonesia tetap terjaga. Agama sebagai identitas pribadi untuk menjalankan jiwa. Dengan ada agama, jiwa-jiwa masyarakat Indonesia tidak akan merasakan kekosongan dan kekeringan. Sedangkan Pancasila membuktikan bahwa kita adalah identitas Indonesia. Salah satu identitas bangsa yang dilahirkan Tuhan di dunia.
Secara sederhana, agama dan Pancasila memiliki tujuan yang sama. Setidaknya ada tujuh nilai yang paling dasar dari setiap yang dimiliki oleh agama dan Pancasila; yakni kebenaran, non-violence, keadilan, kesetaraan, kasih sayang, cinta dan toleransi. Jika masyarakat Indonesia bisa menjalankan ketujuh nilai ini, ia akan menjadi orang yang paling agamis serta mencintai Indonesia.
Oleh karenanya Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa (founding fathers) bagi anak-anak bangsa pada generasi selanjutnya. Pancasila merupakan pandangan hidup yang seyogyanya mampu membentuk masyarakat bangsa yang bermartabat; bangsa yang ber-Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung tinggi kebersamaan dalam bingkai persatuan, mengutamakan musyawarah untuk mufakat, serta mengedapankan keadilan bagi seluruh warga bangsanya.
Sejujurnya, kita harus bangga memiliki Pancasila, sebagai ideologi, dasar negara dan pandangan hidup. Sebab keberadaan Pancasila menjadi satu-satunya jawaban bagi keutuhan bangsa ini. Tak dapat kita bayangkan, apabila kita tidak memiliki Pancasila sebagai pemersatu bangsa, mungkin sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa sudah lama terkoyak dan akhirnya bangsa ini pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.
Segenap bangsa ini harus menyadari bahwa di bawah payung Pancasila, keragaman yang ada di Indonesia; mulai dari agama, suku, bangsa, bahasa dan budaya, geografi dan keragaman lainya mampu disatukan dengan damai.
Oleh karena itulah, perlu kiranya kesadaran untuk menjadikan Pancasila sebagai rumah bersama. Wadah perbedaan dalam perdamaian. Mengingat Pancasila berperan penting sebagai pemersatu bangsa. Pancasila yang menyatukan Indonesia dari sabang hingga Merauke dari pesedaan sampai masyarakat perkotaan. Jika lima sendi utama Pancasila kita cermati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kokoh dan tangguh dan bukan tidak mungkin akan menjadi kiblat peradaban dunia.
This post was last modified on 4 Mei 2018 2:48 PM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…