Allah Subhanahu wataala berfirma bahwa“ Sesungguhnya Allah Taala mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu dan Ia maha mengetahui apa-apa yang kalian lakukan ( QS. Almujadalah Ayat 11). Ayat lain Allah Taala berfirman bahwa“ Apakah orang-orang yang berilmu sama dengan orang-orang yang tidak berilmu? Dan sesungguhnya hanya orang berfikir yang akan selalu mengingat Allah (QS. Azzumar Ayat 9) dan di Ayat lain Allah berfirman “ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu (Ulama) yang bertaqwa kepada Allah Swt (QS. Alfaathir Ayat 28) dan masih banyak ayat lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan ulama atau orang-orang yang berilmu.
Allah juga selalu memberikan keutamaan bagi mereka yang berilmu dan menegaskan bahwa bagi merekalah pelaku inti-inti agama itu sebagai berikut:
Pertama : Keimanan; keimanan adalah sesuatu yang sangat prinsipil dalam agama dan itulah esensi pertama yang diajarkan oleh Rasulullah Saw ketika ia diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah yang diembannya. Iman adalah inti semua ajaran semua wahyu yang telah diturunkan oleh Allah ke muka bumi ini dan siapapun yang tidak beriman kepada Allah maka itu bukan bagian dari kounitas ummah yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw. Keimanan hanya ada pada mereka yang memiliki ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah yang menyebutkan bahwa “ Hanya orang-orang yang memiliki ilmu yang dalam akan mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah ( QS. Al Imran Ayat 7 )
Kedua: Tauhid dan Syahadat; kedua hal ini juga hanya digandengkan dengan orang-orang yang berilmu dan ini juga merupakan inti dari agama Islam itu sendiri. Tauhid dan syahadat merupakan wujud penghambaan seseorang dalam hidup ini dan dengan kedua hal ini seseorang dapat dinilai sebagai orang yang beriman sebagaimana firman Allah Swt “ Allah bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Yang menegakkan keadilan , Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian itu) Taka da Tuhan melainkan dia Yang Maha Perkasa lagi maha Bijaksana (QS Al-Imran Ayat 18)
Ketiga: Menangis, Allah berfirman “ Bahwa mereka itu menyungkur atas muka mereka sambil menangis bertambah khusyu ( QS. Al Isra Ayat 109 )
Keempat: Khusyu; khusyu adalah sebuah tingkat yang paling diinginkn seseorng ketika ia sholat atau melaksanakan ibadah lainnya dan hal tersebut dikategorikan oleh Allah sebagai orang-orang yang beruntung jika mereka khusyu dalam sholat. orang-orang berilmu termasuk yang disebutka oleh Allah sebagai orang yng kn khusyu sebagaimana firman Allah “ Mereka yang berilmu ketika dibacakan ayat-ayat maka mereka menangis (QS Al-Isra ayat 107)
Kelima: Takut; takut kepada Allah atau bertaqwa dalam artian tunduk pada perintah-perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya adalah sebuah martabat yang paling tinggi dan diidam-idamkan oleh setiap orang yang beriman. Orang-orang berilmulah yang mampu mencapai derajat ini sebagaimana firman Allah swt ‘ Bahwa sesungguhnya hanya orang yang berilmulah dari hamba-hambanya yang bertaqwa kepada Allah (QS Al Faathir Ayat 28 )
Kelima hal tersebut diatas, jelas hanya akan dapat dimiliki oleh orang-orang yang memiliki ilmu yang luas dan dalam dan sulit bagi mereka yang tidak memiliki ilmu dan ini tidak terlepas dari posisi dan martabat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan sebagaimana yang disebutkan pada ayat-ayat tersebut di atas. Bukan saja Alquran yang telah menetapkan betapa tinggi derajat orang-orang berilmu tetapi hadistpun demikian sebagaiana yang disabdakan Rasulullah dalam Hadisnya “ Bahwa barang siapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga. (HR. Muslim). Menuntut ilmu tidak ada batasnya bukan saja anak-anak yang duduk dibangku sekolah atau sedang mengaji tetapi mereka yang mengajarkan ilmunya juga sebagai tholiul ilmu.
Yang aneh bin ajaib saat ini, anak-anak muda yang secara instant belajar dari satu guru dalam beberapa bulan saja telah berani mencaci maki ulama dan para alim yang sejak lama menuntut ilmu bahkan tidak pernah lepas dari mereka kitab-kitab dan buku hadis dan berbagai buku keislaman lainnya yang terus di dalami dari waktu ke waktu. Hidupnya pu dicurahkan untuk pengabdian kepada agma dan masyrakat secara iklash tanpa mengharapkan apa-apa. Tetapi anak-anak muda ini mencaci mereka dengan berbagai cara baik melalui media sosial, pengajian-pengajian dan di tempat-tempat perkumpulannya. Mereka menuduh sesat, anshor toghut dan berbagai istilah lainnya yang ditempelkannya kepadanya bahkan setelah wafatpun merek masih terus mencaci makinya, wal ayazibillah minzalik
Penomena ini menunjukkan maraknya paham-paham esktrim di tengah-tengah masyarakat kita yang menganggap dirinyalah yang paling benar dan orang-orang lain dianggap sesat dan keliru. Kelompok ini disebut sebagai orang-orang yang Ghuluw dalam memahami teks-teks Alquran sebagaimana ketika era Khaifa Ali bin Abi Tholib yang ditandai dengan munculnya kelompokk khawarij yang kemudian mereka menikam Khalifa ke-emapt ini.
Padahal dalam sejumlah hadis Rasulullah Saw secara tegas menilai prilaku anak-anak muda seperti ini sebagai sifat yang tercela dan dimurkahi Allah Swt. Rasulullah pernah mengatakan bahwa “Bahwa sebagian dari sikap mengagungkan tuhan itu adalah menghormati orang-orang tua muslim, penghapal dan pembaca Alqura’an yang tidak ghuluw (ekstrim) atau mengabaiakan isinya dan para penguasa atau sultan yang adil (HR. Abu Daud)
Sikap yang ditunjukkan generasi muda yang berkedok sebagai pejuang Islam menunjukkan sebuah dekadensi moral yang sangat buruk dan mendalam padahal Rasulullah Saw telah menegskan bahwa sesungguhnya ia diutus hanya untuk menyempurnkan Akhlakul Karima”
Agama menunutut seseorang agar berakhlakul karimah lebih dari segala hal yang telah diwajibkan kepadanya karena jika seseorang yang menunaikan ibadah-ibadah wajib dan seluruh kewajibannya lainnya secara konsisten tetapi akhlaknya buruk, maka itu artinya semua yang dilakukan itu tidak ada artinya di sisi Allah. Wallahu A’lam
This post was last modified on 21 Maret 2017 10:26 AM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…