Narasi

Pendidikan Perdamaian Pemuda melalui Organisasi Kepemudaan

Rumitnya persoalan-persoalan yang terjadi di negara Indonesia, perlahan dengan pasti dapat menggerogoti keutuhan, kerukunan dan perdamaian antar sesama individu dan organisasi. Misalkan kasus penistaan agama yang menelurkan dua kubu saling bertentangan, penyebaran berita hoax oleh sejumlah netizen, kekerasan yang meregang nyawa, pembunuhan, pedofilia, dan menyebarnya paham radikal terorisme yang identik dengan kekerasan. Dari persoalan-persoalan tersebut, dapat kita ketahui bahwa semuanya mengandung unsur perpecahan dan permusuhan, baik itu antar individu ataupun antar sesama organisasi.

Persoalan-persoalan di atas sangat tidak baik jika dibiarkan terus berkembang di Indonesia, karena hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pemuda Indonesia. Jika pertumbuhan dan perkembangan pemuda tidak mendapatkan bekal pelajaran yang tepat untuk membentengi diri, maka  persoalan tersebut dapat meracuni perkembangan potensi para pemuda. Besar kemungkinan pengaruh negatifnya dapat menurunkan gairah untuk menginisiasi silaturahmi dan perdamaian.

Ini menunjukkan bahwa di usia negara Indonesia yang ke 71 , masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menjaga dan selalu membangkitkan kembali gairah perdamaian para pemuda kepada sesama individu dan organisasi. Oleh karena itu, para pemuda harus diberdayakan dan dididik dengan baik oleh generasi pendahulunya.

Dalam hal ini, pemerintah melalui Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan mengarahkan pemberdayaan dan pendidikan pemuda melalui organisasi kepemudaan. Organisasi Kepemudaan menurut Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan adalah “Wadah pengembangan potensi pemuda”. Sedangkan Pasal 40 Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan menjelaskan bahwa fungsi organisasi kepemudaan ialah untuk mendukung kepentingan nasional, memberdayakan potensi, serta mengembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan.

Organisasi Kepemudaan memiliki peran sentral dalam melaksanakan pendidikan perdamaian kepada para pemuda, baik itu pendidikan formal dari organisasi ataupun pendidikan nonformalnya. Melalui pendidikan formal, setiap organisasi memiliki materi pendidikan tersendiri sesuai dengan latar belakang organisasi, baik itu agama, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dan seterusnya. Sekalipun berbeda latar belakang, namun dalam menyalurkan pilar-pilarnya, setiap organisasi kepemudaan dilakukan melalui pendidikan.

Para pemuda yang bergabung dalam organisasi kepemudaan, mereka bisa mendapatkan pendidikan yang mengarahkan dirinya untuk membentuk sebuah pemikiran yang luas dan selalu berbuat baik kepada orang lain, agar perdamaian bisa selalu terjaga. Adapun materi secara garis besar yang disampaikan dalam organisasi kepemudaan ialah:

Pertama, sejarah Indonesia. Materi ini tentu membahas mengenai perjuangan dalam merebut kemerdekaan, setelah kemerdakaan, lambang negara, Pancasila, UUD 1945, dan mengenal tokoh-tokohnya, termasuk tokoh mudanya. Lebih khusus mengenai sejarah berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang dapat dijadikan cermin semangat Kebangkitan Nasional para pemuda untuk bangkit terus menyiarkan silaturahmi dan perdamaian di Indonesia. Semangat dari organisasi Budi Utomo dapat menitis kepada para pemuda saat ini, sebagaimana yang dikatakan Ir. Soekarno dalam buku Indonesia Menggugat bahwa “Rakyat Indonesia pun sekarang sejak 1908 sudah berbangkit, nafsu menyelamatkan diri sekarang sejak 1908 sudah menitis juga kepadanya!”. Para pemuda harus menyelematkan diri dan negara ini dari kegaduhan, permusuhan, kebencian dan peperangan, agar Indonesia tetap damai selamanya.

Kedua, sejarah berdirinya organisasi kepemudaan. Setiap organisasi memiliki sejarah berdiri yang didasari oleh perbedaan latar belakang. Sekalipun berbeda, namun ada satu hal yang sama, yaitu untuk merespon situasi dan kondisi pada saat itu. Biasanya terjadi persoalan yang cukup pelik dan sulit untuk diatasi, sehingga membutuhkan wadah untuk mengumpulkan para pemuda dalam merespon dan berkontribusi dalam penyelesaian persoalan tersebut. Dari materi sejarah ini, para pemuda dapat mengambil pelajaran bahwa organisasi kepemudaan selalu memiliki visi dan misi untuk terus berkontribusi dalam menyelesaikan setiap persoalan. Ini artinya organisasi kepemudaan menginginkan kestabilan agar Indonesia tetap damai dalam situasi apapun. Dari sini, program-programnya mengusung tema-tema yang mengandung unsur-unsur perdamaian.

Dari kedua materi pendidikan tersebut, para pemuda dapat mengenali jati diri Indonesia dan hubungannya dengan organisasi kepemudaan yang diikutinya. Cita-cita perdamaian yang diharapkan dari Indonesia dan organisasi kepemudaan dapat membentengi dan mengendalikan para pemuda dari paham intoleran, ekstrimis, dan radikal, kemudian bisa memupuk paham yang toleran, moderat, dan menjunjung tinggi perdamaian.

This post was last modified on 26 Mei 2017 9:54 AM

Arief Rifkiawan Hamzah

Menyelesaikan pendidikan jenjang magister di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Al-Hikmah 1 Benda, Sirampog, Brebes dan Ponpes Darul Falah Pare, Kediri. Saat ini ia sebagai Tutor di Universitas Terbuka.

Recent Posts

Konsep Islam Menentang Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lembaga pendidikan semestinya hadir sebagai rumah kedua bagi peserta didik untuk mendidik, mengarahkan dan membentuk…

12 jam ago

Pemaksaan Jilbab di Sekolah: Praktir yang Justru Konsep Dasar Islam

Dalam tiga tahun terakhir, kasus pemaksaan hijab kepada siswi sekolah semakin mengkhawatirkan. Misalnya, seorang siswi…

12 jam ago

Memberantas Intoleransi dan Eksklusivisme yang Menjerat Pendidikan Negeri

Dua tahun lalu, seorang siswi SDN 070991 Mudik, Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang pihak sekolah untuk…

12 jam ago

Riwayat Pendidikan Inklusif dalam Agama Islam

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, suku dan budaya. Heterogenitas sebagai kehendak dari…

2 hari ago

Hardiknas 2024: Memberangus Intoleransi dan Bullying di Sekolah

Hardiknas 2024 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenungkan dan mengevaluasi kondisi pendidikan di…

2 hari ago

Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Perdamaian: Belajar dari Paulo Freire dan Sekolah Mangunan Jogjakarta

Bila membicarakan pendidikan Paulo Freire, banyak ahli pendidikan dan publik luas selalu merujuk pada karya…

2 hari ago