Narasi

Pentingnya Politik Milenial di Abad Digital

Pemilihan umum tahun 2024 di Indonesia bukan sekadar sebuah proses politik rutin. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan emas bagi negeri ini untuk memilih arah masa depan yang lebih baik. Dengan 56% dari total pemilih berasal dari Generasi Millenial dan Gen Z, kedua kelompok ini menjadi kekuatan pendorong utama dalam perhelatan demokrasi. 

Penting untuk mengakui bahwa pemahaman politik dan peran generasi muda tidak hanya relevan selama periode Pemilu, tetapi juga menjadi upaya berkelanjutan untuk menjadikan Generasi Millenial dan Gen Z sebagai agen perubahan yang aktif dan terlibat dalam proses politik. Jargon “pemuda” menjadi kunci, di mana aktifitas mereka di media sosial menjadi wadah utama untuk menyebarkan kesadaran politik dan melibatkan mereka dalam diskusi yang membangun.

Keterlibatan aktif di media sosial oleh Generasi Millenial dan Gen Z tidak hanya tentang meningkatkan popularitas atau menjadi bagian dari tren. Lebih dari itu, ini adalah alat yang dapat memberdayakan mereka untuk berkontribusi pada perubahan positif. Mereka dapat menciptakan konten yang edukatif, menginformasikan rekan sebaya tentang isu-isu politik, termasuk dalam kampanye Pemilu yang damai dan merangsang diskusi yang mendalam.

Namun, untuk menjalankan peran ini dengan baik, Generasi Millenial dan Gen Z perlu memahami dengan mendalam konsep-konsep politik. Maka, pendekatan edukatif melalui media sosial menjadi langkah krusial. Mereka dapat menyebarkan infografis, video pendek, atau artikel ringan yang menjelaskan konsep ini dengan bahasa yang mudah dipahami. Konten yang disusun dengan baik dapat membuka ruang diskusi yang sehat di platform online.

Pentingnya pemahaman ini tidak hanya relevan untuk pemilihan pemimpin negara tetapi juga untuk stabilitas dan harmoni bangsa. Generasi Millenial dan Gen Z perlu menyadari bahwa peran mereka dalam memilih pemimpin bukanlah akhir dari keterlibatan politik mereka. Mereka adalah pionir kebijakan, dan melalui media sosial, mereka dapat terus membentuk narasi politik yang inklusif dan progresif.

Aktivitas di media sosial, seperti menaikkan konten edukatif dan menggalang dukungan terhadap isu-isu penting, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kerjasama lintas generasi. Diskusi yang terbuka dan konstruktif di platform online adalah langkah menuju pembentukan fondasi yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan berkeadilan.

Hal lain yang peril diperhatikan adalah menciptakan momentum setelah pemilihan umum. Generasi Millenial dan Gen Z harus menjadikan media sosial sebagai alat untuk terus mengingatkan dan memotivasi satu sama lain untuk terlibat dalam proses politik sehari-hari. Mereka dapat menciptakan kampanye sederhana seperti #BedaPilihanTetapToleran untuk mengingatkan bahwa peran mereka dalam membentuk kebijakan dan memilih pemimpin tidak berakhir setelah pemilu berakhir.

Pemilu 2024 menjadi momentum bagi Generasi Millenial dan Gen Z untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan harmonis. Melalui keberanian, mereka dapat memilih pemimpin yang mewakili visi dan nilai-nilai sesuai dengan cita-cita Indonesia maju. Peran mereka dalam membentuk opini publik melalui media sosial dapat membantu menciptakan momentum perubahan yang berkelanjutan.

Dalam menjalankan peran ini, Generasi Millenial dan Gen Z perlu tetap kritis dan selektif terhadap informasi yang mereka terima dan sebarkan. Mereka dapat menjadi penengah yang objektif, menyajikan fakta dengan jelas, dan mendorong diskusi yang berbasis bukti. Media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk memerangi disinformasi dan membangun pemahaman yang mendalam.

Dalam merangkul peran sebagai agen perubahan, Generasi Millenial dan Gen Z perlu menjadikan media sosial sebagai platform yang memberdayakan. Mereka dapat menciptakan kampanye positif, mendorong partisipasi dalam forum diskusi, dan mendukung inisiatif yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan keadilan.

Dalam konteks yang lebih luas, perhatian terhadap generasi muda tidak boleh terhenti setelah pemilu. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memberikan dukungan berkelanjutan dalam mengembangkan kesadaran politik dan kepemimpinan pada Generasi Millenial dan Gen Z. Dengan demikian, mereka dapat terus membawa perubahan positif bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

This post was last modified on 13 Februari 2024 12:41 PM

Rufi Taurisia

Recent Posts

Menghidupkan Kembali Dakwah Nusantara yang Akulturatif dan Akomodatif di Tengah Gempuran Dakwah Transnasional

Dakwah Islam di Nusantara memiliki sejarah panjang yang khas dan membedakan diri dari banyak model…

1 hari ago

Dakwah Bil Hikmah : Anjuran Al-Quran untuk Beradaptasi dengan Kearifan Lokal

Ada maqalah yang sangat menarik bahwa Al-haq bilâ nizham yaghlibuhul bâthil bin nizham." Arti sederhananya…

2 hari ago

Dakwah Puritan; Syiar Islam yang Tidak Relevan dengan Konteks Keindonesiaan

Dakwah puritan atau dakwah yang kencang mengkampanyekan pemurnian agama menjadi tren yang semakin menonjol dalam…

2 hari ago

Apakah Dakwah Apologetik adalah Budaya Kita?

Harmoni lintas iman yang sudah berakar di Indonesia kerap diganggu oleh dakwah apologetik yang orientasinya…

2 hari ago

Dakwah Sufistik ala Nusantara; Menggali Esoterisme, Membendung Ideologi Transnasionalisme

Jika kita melacak fakta sejarah, tampak jelas bahwa penyebaran Islam di Nusantara periode awal itu…

2 hari ago

Peran Ulama Lokal dalam Merawat Syiar Islam Nusantara di Era Dakwah Transnasional

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, memiliki keragaman budaya dan tradisi yang…

2 hari ago