Categories: Budaya

PERAN GURU MELAWAN TERORISME

Hari Guru ialah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru. Peringatan hari guru di setiap negara berbeda-beda tergantung pada negara itu sendiri. Di Indonesia Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Kebijakan tentang hari guru setiap negara juga berbeda-beda. Pada hari guru, ada negara yang menjadikan hari tersebut sebagai hari libur sekolah dan ada juga negara yang tidak meliburkan sekolah.

Di Indonesia, peringatan Hari Guru Nasional dirayakan bersama dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, perayaannya bisa berbentuk upacara yang diadakan di sekolah-sekolah, seperti pemberian penghargaan kepada guru, kepala sekolah, ataupun kepada pengawas sekolah. Guru pada umumnya sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, mendidik, melatih, membimbing, mengevaluasi, dan menilai peserta didik.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang di atas bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas orang-orang bangsa Indonesia. Maka dari itu, seorang guru harus sudah bisa menampilkan sikap-sikap sebagai implementasi dari undang-undang di atas, misal sikap saling menghormati, toleransi, tenggang rasa, kepedulian terhadap sesama dan semacamnya.

Ada sebuah pepatah yang menyatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Dari pribahasa itu menunjukkan bahwa perilaku seorang guru mempunyai pengaruh terhadap perilaku muridnya. Jika seorang guru tidak menampilkan sikap-sikap yang positif maka kemungkinan besar seorang murid akan meniru akan tingkah laku dari seorang guru tersebut, dalam hal ini seorang murid juga tidak akan mempunyai sikap-sikap yang positif karena seorang guru tidak menunjukkannya.

Akhir-akhir ini dunia sedang dikejutkan dengan kasus terorisme, di Prancis misalnya aksi terorisme ini setidaknya ada 153 orang tewas, nyawa orang tak bersalah melayang karena paham radikalisme. Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa cara untuk meredam paham radikal ini, salah satunya pemblokiran situs-situs yang menebarkan paham radikal. Cara ini masih kurang efektif karena di media sosial seperti facebook, twitter, blog, dll. tersedia banyak ruang untuk menyampaikan sebuah gagasan termasuk paham radikalisme.

Karena semakin maraknya kasus terorisme jika paham radikal dibiarkan berkembang dan kemudian akan berujung pada kasus terorisme. Apabila paham radikal ini tidak diwaspadai secara serius, maka sekolah-sokolahpun bisa menjadi lahan subur, penyuplai bibit-bibit paham radikal dan kemudian berkembang menjadi terorisme yang sangat membahayakan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, peredaman paham radikalisme bisa efektif jika dilakukan oleh seorang tenaga pendidik atau guru karena pada prinsipnya seorang pendidik (guru) banyak mempengaruhi peserta didik (murid).

Pendidikan tentunya akan membentuk suatu generasi, suatu generasi yang bermutu bisa didapat dengan pendidikan yang berkualitas. Seperti kasus terorisme yang berangkat dari paham radikal, paham radikal terjadi karena pada konsepsinya tidak terdapat toleransi, sikap tenggang rasa, saling menghargai, dan saling menghormati. Efek dari hilangnya sikap toleransi dikalangan siswa akan berdampak negatif, seperti tawuran, melakukan bullying kepada teman sesamanya karena tidak mempunyai rasa saling menghormati. Oleh karena itu, paham radikalisme diredam dengan menegakkan nilai toleransi dalam kurikulum pendidikan nasional, tidak melulu guru BK dan guru agama saja yang mengajarkan nilai-nilai toleransi melainkan semua guru untuk mencapai suatu generasi yang berkualitas.

Di Hari Guru Nasional tahun 2015 ini, bangsa Indonesia diwarnai dengan kasus kekerasan dan terorisme global. Begitu penting peran seorang guru dalam menjaga dan mendidik bangsa ini.Seorang guru harus menerapkan dan mengajarkan sikap toleransi, nilai-nilai kewarganegaraan, dan menegakkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehingga menjadi panutan bagi peserta didiknya. Guru sebagai pendidik bangsa merupakan salah satu posisi yang paling memungkinkan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan paham radikalisme di Indonesia dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

This post was last modified on 25 November 2015 4:10 PM

Miftahurrahman Qudsy

Penulis adalah. Masiswa Prodi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Share
Published by
Miftahurrahman Qudsy

Recent Posts

Pentingnya Etika dan Karakter dalam Membentuk Manusia Terdidik

Pendidikan memang diakui sebagai senjata ampuh untuk merubah dunia. Namun, keberhasilan perubahan dunia tidak hanya…

18 jam ago

Refleksi Ayat Pendidikan dalam Menghapus Dosa Besar di Lingkungan Sekolah

Al-Qur’an adalah akar dari segala pendidikan bagi umat manusia. Sebab, Al-Qur’an tak sekadar mendidik manusia…

18 jam ago

Intoleransi dan Polemik Normalisasi Label Kafir Lewat Mapel Agama di Sekolah

Kalau kita amati, berkembangbiaknya intoleransi di sekolah sejatinya tak lepas dari pola normalisasikafir…

18 jam ago

Konsep Islam Menentang Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lembaga pendidikan semestinya hadir sebagai rumah kedua bagi peserta didik untuk mendidik, mengarahkan dan membentuk…

2 hari ago

Pemaksaan Jilbab di Sekolah: Praktir yang Justru Konsep Dasar Islam

Dalam tiga tahun terakhir, kasus pemaksaan hijab kepada siswi sekolah semakin mengkhawatirkan. Misalnya, seorang siswi…

2 hari ago

Memberantas Intoleransi dan Eksklusivisme yang Menjerat Pendidikan Negeri

Dua tahun lalu, seorang siswi SDN 070991 Mudik, Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang pihak sekolah untuk…

2 hari ago