Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dalam sejarahnya telah ada jauh sebelum kemerdekaan, bahkan para kyai-kyai mulai dari Wali Songo hingga saat ini telah mengembangkan pesantren sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan umat. Pesantren, atau juga dikenal sebagai “Sekolah Arab” cukuplah istimewa karena pada era-era sebelumnya pendidikan cenderung mengambil nama etnis atau sebuah komunitas sebagai nama lembaga pendidikannya, seperti “Sekolah China”, “Sekolah India” dan “Sekolah Belanda”, termasuk “Sekolah Rakyat” atau sekolah umum. Tradisi penamaan semacam ini masih bisa kita temui saat ini, misalnya American School, London School, dll.
Sekolah Arab atau Madrasah yang sering kita temukan dalam sistem pendidikan di Pesantren bukanlah sembarang sekolah, karena ia cukup disegani dan lumayan bergengsi saat itu, salah satunya karena diisi oleh orang-orang Arab atau mereka yang beragama Islam dan agamawan. Sekolah-sekolah ini telah dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan seorang siswa atau santri agar nantinya menjadi tokoh agama di kalangan masyarakat, dan menjadi juru dakwah yang mengajak umat ke jalan yang benar.
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa lulusan pesantren telah memainkan peran yang cukup signifikan di negara ini dalam mendukung pembangunan nasional. Tidak sedikit alumni pesantren yang telah ikut tampil sebagai tokoh nasional dan menjadi garda terdepan dalam mempertahankan kesatuan nasional, khususnya dalam menciptakan kerukunan hidup antar agama dan antara sesama bangsa Indonesia.
Tidak berhenti sampai di situ, orang-orang pesantren juga telah berhasil mengusung berbagai ide brilliant yang mengutamakan kepentingan umat sebagaimana yang tampak di depan mata kita saat ini, dimana pembangunan terus melaju dalam lajur positif dengan terus berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Islam yang Universal.
Hal ini tentu merupakan sebuah keberhasilan yang harus kita apresiasi, terutama karena melalui karya-karya ini mereka telah mampu mengaktualisasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Kader-kader Islam seperti inilah yang kita harapkan untuk selalu tampil menjadi garda terdepan dalam menjadikan nilai-nilai Islam sebagai pegangan dalam semua aspek kehidupan.
Karenanya arah dan orientasi pendidikan di pesantren harus terus dijaga, karena jika jika sampai orientasi pendidikannya berubah haluan dan justru menjadi tempat persemaian untuk pembinaan kader-kader Islam yang eksklusif dan fanatik, maka bisa dipastikan jebolan pesantren seperti tidak akan bisa lagi diharapkan untuk tampil sebagai garda terdepan dalam menterjemahkan ajaran-ajaran Islam secara komprehensif ke khalayak ramai. Bahkan bisa jadi, mereka akan tampil sebagai pemicu ketidakharmonisan di kalangan masyarakat.
Sudah semestinya bagi pesantren untuk senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat di sekitarnya, khususnya di era sekarang dimana tantangan umat Islam cukup keras, khususnya dalam ilmu dan teknologi, sehingga alumni pesantren tetap dapat diharapkan sebagai kader-kader dan generasi Islam yang akuntable dan mampu menterjemahkan Islam sesuai dengan tuntutan zaman dan masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi.
Temuan pemerintah terkait sejumlah pesantren yang terindikasi mengajarkan radikalisme dan terorisme harus menjadi cambuk bagi kita semua untuk bersama-sama menjaga pesantren, jangan sampai lembaga pendidikan yang luar biasa ini dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal tercela.
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…