Dalam beberapa kesempatan seringkali ada yang menanyakan seperti apa praktek dan makna Puasa dalam Kristen, karena jarang sekali dijumpai orang Kristen yang berpuasa, terlebih secara masif bersama-sama seperti yang ada dalam tradisi Islam. Hal ini terlebih dikarenakan memang Yesus sendiri tidak pernah mengajarkan secara khusus atau bahkan mengharuskan orang untuk berpuasa. Yesus hanyalah melanjutkan tradisi puasa Yahudi dan memperbaharuinya, dan tradisi ini masih dipakai oleh Kekristenan Ortodoks maupun Katolik Roma, dengan berbagai perubahan dalam pelaksanaannya, namun bagi orang Kristen Protestan dan berbagai aliran setelahnya hal ini mayoritas sudah tidak dijalankan lagi.
Oleh sebab itu kemudian lebih banyak orang yang melihat seolah orang Kristen tidak mengenal adanya Puasa dalam hidupnya beragama, bahkan dari orang Kristen sendiri yang mempertanyakan tentang hal Puasa ini. Sementara itu kita bisa melihat beberapa contoh Puasa yang jelas tercatat dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, seperti misalnya :
dalam Perjanjian Lama
dalam Perjanjian Baru
dari berbagai tradisi yang ada dalam Yahudi, Yesus kemudian memperbaharuinya dengan menyatakan beberapa hal tentang Puasa yang kemudian dipahami bahwa Puasa terlebih merupakan komitmen pribadi dan bahwa secara jelas dinyatakan untuk menjalankannya sendiri tanpa harus diketahui orang lain atau bahkan dipamerkan.
Selanjutnya orang percaya kepada Yesus ada yang menjalankan Puasa dalam masa Pra-Paskah, namun hanyalah berpantang akan hal yang paling disukai, hal yang paling disenangi selama 40 hari, selain itu jarang dijumpai orang Kristen berpuasa bersama-sama lebih dari 1 kelompok. Terlebih pada kelompok orang Kristen protestan yang seringkali merasa bahwa tidak ada perintah khusus secara spesifik bagi mereka untuk menjalankan Puasa.
Meskipun secara spesifik tidak diberikan perintah khusus, namun ada beberapa hal lain yang menjadi perhatian tentang puasa, bagaimana Yesus juga menjalankannya, meskipun dalam waktu dan cara yang hampir mustahil bagi kebanyakan orang, 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum. Serta catatan dalam Alkitab tentang ucapan-ucapan Yesus yang menyatakan bagaimana sebaiknya menjalankan Puasa. Tanpa perlu berlebihan dan terlebih tak perlu menonjolkan diri menunjukkan pada semua orang mengenai apa yang sedang dijalankan. Karena puasa dipahami sebagai cara melihat bagaimana kita mencukupkan diri dengan apa yang ada tanpa harus berlebihan, mengendalikan diri dan terlebih kemudian merendahkan hati. Dalam pengendalian diri dan kerendahan hati kita bisa tidak hanya menyisihkan namun bahkan menghilangkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu untuk diberikan bagi mereka yang memang kekurangan dan lebih memerlukan.
Selamat berpuasa, Tuhan memberkati.
This post was last modified on 30 Juni 2016 12:31 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…