Kebangsaan

Resolusi 2023 : Menjadikan Indonesia Kiblat Islam Moderat di Dunia

Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki posisi strategis sebagai kiblat peradaban islam di dunia. Keberhasilan Indonesia dalam membangun kerukunan merupakan bukti nyata bahwa Islam di Indonesia sebagai mayoritas mampu beradaptasi dengan keragaman dan memanifestasikan Islam rahmat bagi semesta.

Muslim Indonesia mampu menjadi kekuatan penyeimbang dan netral dalam berbagai konflik, baik yang melibatkan antar dunia Islam. Kegigihan para ulama di masa lalu serta para pejuang kemerdekaan tidak hanya diwujudkan dalam bentuk pengorbanan fisik, materi, atau bahkan nyawa. Lebih dari itu, para pendiri bangsa telah mewakafkan hidup dan pengabdiannya untuk membangun kerukunan bangsa. Islam serta tokoh Islam di Indonesia menjadi bagian penting dalam pembentukan negara bangsa.

Namun, kini banyaknya fenomena gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama khususnya Islam membuat umat Islam Indonesia harus lebih berhati-hati. Islam seringkali dijadikan justifikasi bagi para kelompok teror untuk membenarkan aksinya. Tentu ini menjadi fitnah besar bagi umat Islam di Indonesia yang selama ini menjadi bagian penggerak perdamaian dan nasionalisme.

Dalam perspektif ajaran, Islam yang bersumber dari Allah, kemudian diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai penyampai risalah telah membawa perubahan dahsyat dengan perdamaian. Di Indonesia Islam datang dengan membangun peradaban yang sangat harmonis dengan budaya dan masyarakat nusantara. Islam menjadi pilar penting dalam membangun nusantara sebagai peradaban yang menjunjung tinggi kasih sayang dan sangat menghargai adanya perbedaan.

Memang harus diakui bahwa dalam ada Islam kisah peperangan. Namun kita harusnya menelusuri sebab perkara apa yang menyebabkan adanya pertempuran itu terjadi. Dengan mengetahui alasan terjadinya peperangan, kita bisa mengetahui kenapa Rasulullah memilih jalan peperangan karena semua jalan perdamaian sudah dicoba dan gagal.

Kisah peperangan di era Nabi Muhammad yang diceritakan hanya sepenggal-sepenggal inilah yang pada akhirnya membuat banyak mata memandang Islam seolah mengajarkan kekerasan untuk solusi. Dengan pemikiran seperti inilah yang pada akhirnya bibit-bibit radikalisme tumbuh subur dan tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Munculnya gerakan-gerakan radikal dengan mengatasnamakan Islam telah menimbulkan banyak kerusakan dan tatanan kehidupan yang majemuk. Adapun kelompok radikal teror seperti yang jelas bertentangan dengan Islam dan ideologi Pancasila dapat mengancam NKRI. Pernyataan mereka bahwa Pancasila adalah thaghut adalah bukti narasi tidak islami.Tidak hanya sampai di situ saja, cara mereka mengedepankan kekerasan dan mengacaukan tatanan suatu negara merupakan cermin gerakan yang sejatinya bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Kita harus kembali pada jati diri Islam yang wasati yang moderat yang telah disebarkan sejak dulu oleh para pendakwah di nusantara. Islam datang yang tidak bertentangan dengan keragaman dan tatanan sosial kultural yang ada. Islam dengan begitu cepat menyebar dan menjadi keyakinan mayoritas. Apa penyebabnya?

Islam dengan karakter moderat menjadi pembeda dari masuknya Islam di beberapa negara lain. Islam di Indonesia mampu menyerap energi lokalitas dan nasionalisme kebangsaan. Islam di Indonesia mampu menjadi energi positif dalam keragaman bukan kekuatan yang merusak keragaman.

Sampai detik ini, Islam Indonesia adalah contoh terbaik dari kaum muslim yang mampu beradaptasi dengan sistem republik, demokrasi, pluralitas dan lokalitas. Tentu ini tidak lain karena karakter moderasi yang cukup kental yang diekspresikan kaum muslimin di Indonesia.

Islam Indonesia telah menjadi rujukan penting negara-negara muslim lainnya. Tentu ini akan menjadi tantangan dan peluang besar. Akan ada kelompok yang memfitnah Islam Indonesia dengan gerakan yang selalu mengatasnamakan Islam untuk berbuat onar di negeri ini. Akan ada kelompok yang selalu membenturkan Islam dengan kebangsaan.

Islam Indonesia harus tetap menjadi ajaran yang menyejukkan nusantara. Kaum muslimin di Indonesia harus terus menjadi role model kaum muslimin yang sesungguhnya yang mengajarkan rahmat untuk semesta di tengah keragaman.

This post was last modified on 29 Desember 2022 9:41 PM

Septi Lutfiana

Recent Posts

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

2 jam ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

2 jam ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

4 jam ago

Mewaspadai Penumpang Gelap Perjuangan “Jihad” Palestina

Perjuangan rakyat Palestina merupakan salah satu simbol terpenting dalam panggung kemanusiaan global. Selama puluhan tahun,…

4 jam ago

Residu Fatwa Jihad IUMS; Dari Instabilitas Nasional ke Gejolak Geopolitik

Keluarnya fatwa jihad melawan Israel oleh International Union of Muslim Scholars kiranya dapat dipahami dari…

1 hari ago

Membaca Nakba dan Komitmen Internasional terhadap Palestina

Persis dua tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin 15…

1 hari ago