Narasi

SEA Games 2023 dan Kesejatian diri Indonesia yang Beragam

Beberapa hari yang lalu, Pada Opening Ceremony SEA Games 2023 di Morodok Techo National Stadium Phnom Penh, Kamboja. Para kontingen Indonesia dengan bangga menampilkan tema bernuansa keragaman. Berbagai macam baju adat/daerah di Indonesia mencoba digunakan dalam acara tersebut. Ini sebagai bentuk pengenalan jati diri kita yang beragam.

Tentu, ini adalah spirit penting yang harus ditunjukkan kepada negara-negara Asia dan negara-negara di seluruh dunia. Untuk bisa kembali menunjukkan kesejatian diri Indonesia yang tolerant. Dengan pola kehidupan sosial yang penuh dengan solidaritas persatuan di tengah kebersamaan. Kita perlu bangkit dengan jati diri kita yang semacam itu.

Sebab, selama ini kita tampak mulai semakin “terkontaminasi” dengan arus-budaya yang condong eksklusif, intolerant dan radikal. Di mata dunia, kita tampak kehilangan kesejatian diri yang penuh tolerant. Justru semakin tereduksi dengan berbagai macam ideologi radikal dari luar. Mencoba merusak pemahaman dan pola-pikir bangsa, hingga menjadi anti-perbedaan dan selalu memunculkan konflik identitas primordial.

Maka, dari sinilah tujuan penting di balik penampilan para kontingen Indonesia. Dalam opening SEA Games 2023 di Kamboja. Mereka ingin mengembalikan citra baik Indonesia yang kaya akan keragaman penuh tolerant itu. Untuk bisa kembali menjadi mercusuar bagi dunia, menjadi contoh bagi negara-negara di Asia dan seluruh dunia. Bagaimana hidup di tengah keragaman agar tetap harmonis.

Keragaman yang harmonis dan penuh dengan solidaritas kebersamaan di tengah keragaman adalah identitas sejati kita di Indonesia. Pola kehidupan sosial yang semacam itu adalah budaya dan kebenaran kita Indonesia. Maka, jangan sampai kita kehilangan identitas itu akibat terpengaruh “penyakit ideologis” radikal dari luar. Lalu, kita menjadi saling membenci, penuh intoleransi dan penuh dengan konflik.

Apa yang ditampilkan oleh kontingen Indonesia dalam opening SEA Games 2023 di Kamboja harus kita realisasikan. Dengan kembali di antara kesejatian Indonesia yang beragam penuh tolerant. Saat ini kita yang tampak terombang-ambing akibat egoisme primordial. Mengorbankan jati diri kita yang seharusnya hidup kebersamaan di tengah perbedaan.

Maka, tugas kita yang ada di Indonesia ini turut mendukung perjuangan para kontingen di opening SEA Games 2023 di Kamboja dalam menampilkan keragaman. Kita perlu kembali merealisasikan secara nyata perjuangan mereka untuk menunjukkan kepada dunia. Bahwa, wajah kita yang beragam harus kembali hidup dalam perdamaian dan penuh tolerant.

Jangan korbankan jati diri Indonesia menjadi rusak hanya karena kepentingan politik dan hanya karena kita egois dalam beragama. Kita adalah negara yang sejak dulu menjadi rujukan/panutan/contoh. Merawat berbagai macam perbedaan agama, suku, bahasa dan budaya yang beragam. Mampu hidup harmonis, penuh persatuan yang solid dan penuh dengan toleransi yang kuat.

Melalui SEA Games 2023 di Kamboja ini seharusnya kita bisa bangkit. Untuk kembali dalam kesejatian diri kita Indonesia yang beragam. Kembali hidup saling merangkul, saling menghargai, saling menghormati dan hidup dalam prinsip yang tolerant. Buanglah “budaya intoleransi” yang sejatinya itu bukan jati diri kita yang sebenarnya itu.            

Mari kita tetap menjadi contoh bagi negara-negara Asia dan negara di seluruh dunia. Yaitu kami beragam tetapi kami bisa hidup damai dan penuh tolerant. Yaitu dengan kembali ke budaya warisan para nenek moyang kita. Hidup harmonis di tengah keragaman yang kokoh dalam kebersamaan secara harmonis meskipun tidak beragam dan se-etnis.

This post was last modified on 9 Mei 2023 2:17 PM

Fathur Rohman

Photographer dan Wartawan di Arena UIN-SUKA Yogyakarta

Recent Posts

Masjid Rasa Kelenteng; Akulturasi Arsitektural Islam dan Tionghoa

Menarik untuk mengamati fenomena keberadaan masjid yang desain arsitekturnya mirip atau malah sama dengan kelenteng.…

2 bulan ago

Jatuh Bangun Konghucu Meraih Pengakuan

Hari Raya Imlek menjadi momentum untuk mendefinisikan kembali relasi harmonis antara umat Muslim dengan masyarakat…

2 bulan ago

Peran yang Tersisihkan : Kontribusi dan Peminggiran Etnis Tionghoa dalam Sejarah

Siapapun sepakat bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia tidak didominasi oleh satu kelompok berdasarkan…

2 bulan ago

Yang Diskriminatif adalah yang Jahiliyah

Islam melarang sikap diskriminasi, hal ini tercermin dalam firman Allah pada ayat ke-13 surat al-Hujurat:…

2 bulan ago

Memahami Makna QS. Al-Hujurat [49] 13, Menghilangkan Pola Pikir Sektarian dalam Kehidupan Berbangsa

Keberagaman merupakan salah satu realitas paling mendasar dalam kehidupan manusia. Allah SWT dengan tegas menyatakan…

2 bulan ago

Ketahanan Pangan dan Ketahanan Ideologi : Pilar Mereduksi Ekstremisme Kekerasan

Dalam visi Presiden Prabowo, ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama untuk mewujudkan kemandirian bangsa.…

2 bulan ago