Categories: Narasi

Sumpah Pemuda 2020: Bersatu dan Bangkit di Tengah Pandemi

Peringatan sumpah pemuda yang terjadi di tanggal 28 Oktober 2020 berbeda pada tahun-tahun sebelumnya. Keadaan Pandemi yang belum kunjung usai mengharuskan bangsa ini harus sabar, serta selalu menjalin persatuan dan bangkit. Sebagaimana yang dikatakan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainuddin Amali, yang berpesan agar para pemuda bersatu dan bangkit, tidak boleh tercerai-berai. Meskipun berbeda kita tetap harus satu, serta semangat persatuan harus kita pelihara dengan baik. Dikuatkan juga dengan Yohan asisten dari Kemenko PMK yang memberikan penjelasan bahwa hari sumpah pemuda tahun 2020 terimplementasi di dalam logo Hari Sumpah Pemuda tahun 2020.

Filosofi dari logo sumpah pemuda ke-92 sangat bermakna. Di mana angka 92 yang di bentuk dua insan yang saling berhubungan menggambarkan semangat persatuan pemuda Indonesia yang aktif mengisi kemerdekaan. Tutur Yohan (Selasa, 6/10/2020) ketika rapat koordinasi persiapan hari sumpah pemuda. Sejalan dengan itu, logo tersebut juga dibuat seakan menyambung dan tidak terputus, melambangkan semangat persatuan dan kerja sama untuk melawan Covid-19. Keadaan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perjuangan tentang lahirnya sumpah pemuda. Jika masa lampau sumpah pemuda dijadikan sebagai asas untuk menegaskan cita-cita berdirinya bangsa Indonesia, yang memang pada masa itu dalam proses membebaskan diri dari penjajah. Dan, sekarang tugas kita adalah menjaga bangsa Indonesia dengan menguatkan persatuan dan bangkit dari berbagai problematik yang ada di bangsa Indonesia.

Menengok lahirnya sumpah pemuda itu terjadi pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Yang mana keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air, Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia. Yang kemudian melahirkan tiga sumpah yang berbunyi, “pertama Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua, Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bangsa Indonesia”.

Pemaknaan lebih luasnya, sumpah pemuda ini mengindikasikan bagaimana menjadi pemuda dan pemudi yang siap menjadi bagian Indonesia. Siap menjaga tanah air Indonesia dengan semangat dan segenap jiwa raganya, mampu mengedepankan perbedaan, dan selalu menjunjung persatuan yang ada Indonesia. Dalam keadaan pandemi sekarang ini, sumpah pemuda diharapkan mampu memberikan suntikan semangat kepada pemuda-pemudi dalam agar ikut ambil andil dalam menangani covid-19. Selaras dengan itu, semangat mudanya diharapkan pula, mampu menjaga persatuan Indonesia dalam menangkal kejahatan di media sosial, yang kerap kali menyebarkan hoax tentang kebenaran covid-19. Dan, juga siap menjaga keutuhan NKRI dari paham radikalisme ataupun paham yang berusaha mengganggu kebersamaan dalam perbedaan di masa pandemi sekarang ini.

Untuk itu, sudah seharusnya momen peringatan sumpah pemuda tahun ini menjadi refleksi dalam membangun kesadaran diri dalam menjaga jarak di tengah pandemi dan menjaga stabilitas ruang maya dari bahaya hoax dan radikalisme. Selain hal ini bisa melahirkan  kestabilan masyarakat akan bahaya virus covid-19, tentunya bahaya hoax dan radikalisme akan sedikit teratasi dengan semangat persatuan dalam memperingati hari sumpah pemuda. Dan sudah seharusnya keadaan tersebut dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Agar setiap dari kita mampu menjadi warga negara yang berguna dan siap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

This post was last modified on 30 Oktober 2020 5:04 PM

Sudiyantoro

Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

14 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

14 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

15 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

15 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago