Narasi

Tukang Adu-domba Harus Tobat, Karena Ancamannya Sangat Berat!

Adu-domba untuk memecah belah bangsa sedang merebak pada masa kini. Lucunya, akhlak tercela itu dimainkan oleh oknmum aktivis dakwah. Agama yang seharunsya menjadi penyebab terwujudnya kedamaian dan keutuhan bangsa, malah dijadikan ‘alat’ untuk memecah-belah bangsa.

Dalam Islam, adu-domba diistilahkan dengan namimah. Dalil Alquran dan hadis dengan tegas menyebutkan bahwa namimah merupakan dosa besar sehingga hukumnya haram. Allah Swt dalam QS. Al-Qalam: 10-11 mengingatkan bahaya namimah: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kesana kemari menghambur fitnah.”

Terkait ayat di atas, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud firman Allah “Yang kesana kemari menghambur fitnah” adalah orang yang berjalan (berpidato dari mimbar ke mimbar atau media sosial-red) di kalangan orang banyak, menabur benih permusuhan dikalangan mereka, menukil pembicaraan dengan tujuan mengadu-domba diantara sesama. (Tafsir Ibnu Katsir, 14/89).

Ibnu Katsir menambahkan bahwa adu-domba bisa dilakukan dalam bentuk tahrisy (provokasi) antara orang-orang dan mencerai-beraikan umat. Bahkan menurut Yahya bin Abi Katsir dalam Hilyatul Auliya, menjelaskan bahwa adu-domba melebihi sihir karena namimah dapat merusak hubungan setiap orang dalam waktu yang sangat singkat.

Dampak Negatif

Islam memandang adu-domba sebagai sesuatu yang diharamkan karena memiliki dampak negatif yang luar biasa. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh Fuad Kauma (2009: 1) bahwa adu-domba identik dengan kebencian dan permusuhan yang dibungkus tidak hanya dengan menceritakan ‘aib’ atau memutar balikkan fakta tentang seseorang kepada orang lain dengan maksud mengadu-domba, melainkan juga bisa berkaitan dengan tulisan, tanda maupun isyarat.

Berdasarkan sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling buruk di antara kalian? Yaitu orang-orang yang kerjanya mengadu domba (menghasut), yang gemar menceraiberaikan orang-orang yang saling mengasihi (bersahabat), dan yang suka mencari kekurangan pada manusia yang tidak berdosa.” (HR. Al-Bukhari).

Begitulah gambaran orang yang suka mengadu-domba antar sesama anak bangsa dan agama. Suaib Tahir (2017) mengetengahkan bahwa adu-domba sangat berbahaya terhadap kehidupan sosial. Hal ini karena adu-domba memiliki dampak yang luar biasa, diantaranya: (1) merusak hubungan antara satu dengan yang lain; (2) menimbulkan kondisi yang tidak kondusif;  dan (3) dapat mengakibatkan pembunuhan atau konflik antar sesama.

Sa’id Hawwa dalam al-Mustakhlash fi Tazkiyatil Anfus menjelaskan bahwa diantara dampak yang luar biasa dari adu-domba, provokasi, dan menyebar ujaran kebencian adalah memunculkan benih saling mencurigai antar sesama dan terciptanya kekacauan, ketidakstabilan dan ketidakharmonisan dalam hubungan sosial.

Demikianlah dampak negatif adu-domba, sangat besar dan dapat memporak-porandakan tatanan sosial. Dari sini kita dapat berkata dan bersikap tegas bahwa tak ada tempat bagi orang atau kelompok yang gemar mengadu-domba, memprovokasi dan menghasut antar anak bangsa di negeri ini.

Ciri-Ciri Adu-Domba

Imam al-Ghazali menjelaskan beberapa ciri-ciri seseorng jatuh dalam perbuatan mengadu-domba. (1) mengadukan/mengatakan suatu berita/aib tentang orang kepada orang lain sehingga orang tersebut menjadi menaruh rasa curiga dan tumbuh rasa benci; (2) memprovokasi maupun menghasut pihat tertentu dengan maksud agar tercipta sebuah konflik antar pihak yang sedang dibicarakan; (3) membuat berita palsu (hoax) dan (4) berita hoax yang disebarkan dapat menimbulkan konflik antara orang satu dengan lainnya.

Jika kita kaitkan dengan kondisi media sosial saat ini, maka sungguh laku adu-domba tidak saja dilakukan oleh orang awam saja, melainkan juga oleh seorang yang mendapat gelar cukupn tinggi dalam agama, seperti uztadz dan lainnya. Artinya, memang ada sebagian ustadz yang gemar mengadu-domba umat dengan nyinyiran dan sejenisnya.

Ancaman bagi Orang yang Suka Mengadu-domba

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dan syarat dengan nilai-nilai perdamaian, persatuan dan persaudaran, sangat tegas terhadap perilaku yang dapat memecah-belah seperti tukang adu-domba. Ancaman bagi orang yang suka mengadu-domba dan memprovokasi sangat pedih nan hina.

Berikut beberapa ancaman bagi tukang adu domba. Pertama, dijerumuskan ke dalam neraka. n dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Hamam bin Harits, beliau menceritakan: “Kami pernah duduk-duduk bersama Hudzaifah di dalam masjid.

 Lalu ada seseorag datang kemudian duduk bersama kami, sembari mengadu pada Hudzaifah, “Sesungguhnya orang ini telah mengadu beberapa hal pada sulthan (penguasa)”. Maka Hudzaifah menyergah, ingin memberi peringatan pada orang tadi, “Aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan masuk surga tukang (fitnah) pengadu domba”. HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, dimasukkan dalam golongan hamba paling buruk. Dari Imam Ahmad dari Abdurahman bin Ghamam radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:  “Hamba-hamba pilihan Allah ialah orang-orang yang kalau (kalian) lihat (sedang) berdzikir kepada Allah, dan hamba Allah yang paling buruk kelakuannya adalah para penebar fitnah (tukang) mengadu domba, yang membikin orang saling bermusuhan, para perusak yang berusaha berlepas diri dari dosa“. (HR Ahmad).

Ketiga, disiksa di dalam kubur. Hal ini sebagaimana dalam hadis. Dari Ibnu Abbas dari Nabi Saw bahwasanya beliau melewati dua buah kubur yang penghuninya sedang diadzab. Beliau bersabda : “Kedua penghuni kubur ini sungguh sedang diadzab dalam kuburnya. Dan mereka tidak di adzab karena perkara besar. Adapun seorang di antara mereka tidaklah bersuci dari kencing. Sedang yang satunya, adalah mengadu domba (menebar permusuhan) di kalangan manusia”.  (HR. Bukhari dan Muslim).

Ancaman bagi tukang adu-domba sangat mengerikan. Ancaman demikian sangat tepat mengingat Islam adalah agama yang damai, mengutup perilaku yang dapat meciptakan konflik. Ketahuilah, wahai tukang adu-domba, bahwa dirimu sesungguhnya sedang mengantar dirimu sendiri pada kemurkaan Allah. Oleh karena itu, tukang adu-domba harus segera tobat!

This post was last modified on 14 Desember 2020 6:47 AM

Fauziyah S

Aktif bergerak di bidang sosial dan isu-isu perempuan serta perdamaian, tinggal di Semarang, Jawa Tengah.

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

2 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago