Narasi

Tumpas Kebohongan dengan Cerdas Bermedia Sosial

Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh besar pada tatanan kehidupan seseorang. Percaya ataupun tidak, sebelum tidur sampai dengan bangun, hal yang paling utama di cari sekarang ialah HP. Karena era millennial informasi dapat diakses dengan cepatnya. Baik itu pemahaman yang positif ataupun yang negatif dalam aspek kehidupan.

Bisa dikatakan media sosial sudah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. Hal ini juga tidak lepas dari banyaknya jejaring sosial yang sangat mudah diakses oleh masyarakat. Baik dari mereka yang sudah menginjak usia dewasa, remaja, bahkan ada yang masih kecil sudah asyik dengan dunia media sosial.

Sebenarnya tidak mengapa, apabila media sosial digunakan siapapun. Tetapi, dengan perkembangan zaman yang begitu derasnya, banyak kebohongan yang tersebar melalui jejaringan ini. Dan, Naassnya, banyak sekali orang kecil dan kaum awam yang sepenuhnya belum paham tentang informasi-informasi tersebut. Hingga kemudian akan menelan informasi tersebut dengan mentah-mentah tanpa menyaring dengan pemahaman  yang seharusnya.

Contoh sederhana dari hal tersebut ialah penipuan tentang jual beli yang dilakukan di media sosial, pencemaran nama baik seseorang, sampai dengan kebohongan yang berusaha mengadu domba. Yang kemudian akan menjadikan kita sebagai masyarakat termakan oleh keadaan dan terjebak dalam lubang yang salah.

Dalam buku teori komunikasi yang di tulis Karen A. Foss, mengatakan bahwa media sosial termasuk dalam media komunikasi tinggi (high technology) yang memiliki fungsi sebagai efisiensi penyebaran komunikasi yang menghemat dalam segi biaya, tenaga, pemikiran dan waktu juga memperkuat eksistensi informasi, mendidik atau mengarahkan, menghibur dan kontrol sosial.

Inilah yang seharusnya dipahami bersama, bermedia sosial sejatinya memberikan efek yang mengenakkan apabila digunakan dengan bijak dan baik. Tetapi, bermedia sosial yang tidak terkontrol, akan melunturkan pemahaman yang salah. Seperti misalnya seorang anak kecil yang setiap harinya disibukkan dengan gadget tanpa pengawasan, tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan pemahaman yang belum waktunya ia tampung, tetapi sudah masuk dalam pikirannya, karena sudah melihat sosial media tersebut.

Perlu kita pahami, bahwa media sosial juga memiliki kekuatan dan potensi untuk mempengaruhi seseorang dengan opini ataupun pendapat publik mengenai sesuatu. Terlebih, pemahaman yang di publikasikan itu masih baru. Maka akan mudah terdoktrin dalam pikiran seseorang. Sederhananya, apa saja yang kita tuangkan dalam media sosial, baik opini, pendapat dan sebagainya, mampu mempengaruhi pemikiran orang lain.

Itulah mengapa sudah semestinya di era serba bisa ini kita menggunakan media sosial dengan baik. Agar opini-opini yang kita bangun bisa mencerdaskan pengguna media sosial. Selain itu, ini juga menjadi jalan untuk memahami betapa pentingnya media sosial dalam kehidupan seseorang untuk saat in, esok, dan hari selanjutnya.

Pentingnya media sosial dan perdamaian

Sudah tidak asing di telinga apabila era sekarang ini, banyak masyarakat yang menggunakan media sosial untuk berinteraksi atau berkomunikasi. Dari yang berjarak jauh, bisa terasa dekat dengan menggunakan media sosial. Selain itu, seseorang juga bisa berbagi pemahaman tanpa harus bertatap muka.

Sejatinya banyak hal kebaikan yang bisa kita lakukan dalam menggunakan media sosial. Seperti menyebar pesan perdamaian, membumikan sikap tolong menolong, mengenalkan tradisi Indonesia, meme yang bertujuan mempersatukan masyarakat Indonesia, hingga menyuarakan pentingnya menghargai setiap perbedaan.

Narasi-narasi semacam inilah yang harusnya dikembangkan dengan cepatnya. Selain ini akan melahirkan pemahaman baru yang positif, masyarakat juga akan mengerti pentingnya bersosial media yang bijak. Sebab, menyebar kebaikan sudah menjadi tugas lahiriah manusia, dan menyebar kebohongan itu akan menghancurkan peradaban yang ada di tanah tercinta Indonesia ini.

Untuk itu, cerdaslah dalam menggunakan media sosial. Karena media sosial bisa melahirkan pemahaman yang positif apabila kita menggunakannya dengan bijak dan tentunya dengan tujuan kebaikan. Media  sosial juga bisa menjadi negatif apabila penggunanya kurang pemahaman tentang pemahaman baru.

Cintailah Indonesia dengan cerdas menggunakan sosial media. Suarakan benih-benih perdamaian melalui dunia maya. Agar penikmat media sosial mengerti pentingnya menjaga keindahan negeri ini.

Suroso

Recent Posts

Refleksi Harkitnas; Membangun Mentalitas Gen Z untuk Indonesia Emas 2045

Hari Kebangkitan Nasional kembali kita peringati tepat pada tanggal 20 Mei. Tahun ini, Harkitnas mengangkat…

17 jam ago

Refleksi Hari Kebangkitan Nasional : Bangkit Melawan Intoleransi Berbasis SARA

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia.…

23 jam ago

PBB Sahkan Resolusi Indonesia Soal Penanganan Anak Terasosiasi Teroris: Kado Istimewa Hari Kebangkitan Nasional untuk Memberantas Terorisme

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengesahkan sebuah resolusi penting yang diusulkan oleh Indonesia, yakni resolusi yang…

23 jam ago

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

4 hari ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

4 hari ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

4 hari ago