Categories: Keagamaan

Arrijal simbol kepahlawanan dalam Alquran

Kata “Arrijal (الرجال) ” adalah bahasa Arab dalam bentuk plural yang berasal dari suku kata “Rajul (رجل) ” yang artinya laki-laki. Arrijal (الرجال)  memiliki banyak arti sesuai dengan konteks ayat dan teksnya. Ia kadang berarti murni laki-laki  sebagai jenis dan kadang juga berarti kata sifat; kejantanan dan  keberanian atau kepahlawanan.

Allah Swt mengidentikkan keberanian dan kepahlawanan kepada laki-laki karena secara karakteristik, Allah telah memberikan banyak kelebihan pada fisik dan sifat laki-laki seperti keberanian, ketegasan dan kejantanan sehingga kepahwalanan diistilahkan oleh Alquran sebagai Arrijal الرجال . Kata lain dari Arrijal dalam bahasa Arab yang mengartikan laki-laki adalah kata Zakar (ذكر). Namun penggunaan kata zakar (ذكر)  murni dikhususkan kepada jenis kelamin laki-laki. Berbeda denga kata Arrijal (الرجال)  yang bisa saja meliputi kaum wanita  karena sifat-sifat yang dimilikinya. Oleh karena itu, dalam pepatah Arab menyebutkan yang artinya  demikian “Semua الرجال   adalah ذكر   tetapi belum tentu semua ذكر   adalah الرجال . Artinya kata zakarذكر  hanya menunjukkan jenis saja tetapi tidak memberikan arti-arti sifat terhadap seseorang.

Dalam sejarah panjang tentang kepahlawanan mulai zaman Fir’aun hingga Nabi Muhammad Saw telah banyak disebutkan dalam Alquran kata  الرجال yang berarti kejantanan seseorang atau kepahlawanan. Pada masa Fir’aun Allah meceritakan tentang seseorang dari keluarga Fir’aun yang telah berani mengatakan kepada Fir’aun agar tidak membunuh mereka yang beriman kepada Allah. Demikian pula pada masa Issa Al Masih, sejumlah orang menyatakan setia kepada Nabi Isa apapun yang akan dialaminya. Demikian pula, pada masa Nabi Muhammad Saw betapa banyak pengikut-pengikut Nabi yang relah berkorban jiwa dan raganya bahkan disiksa demi dakwah Nabi Muhammad Saw dalam menghadapi kekufuran. Karena itu, Rasulullah Saw juga sering kali mengenang dan mendoakan sahabat-sahabatnya yang telah gugur dalam peperangan sebagai wujud penghormatan dan kecintaan para pejuang-pejuangnya.

Orang-orang yang pernah muncul pada masa Fir’aun hingga pada era Nabi Muhammad Saw, juga kita temukan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan mereka ini adalah Pahlawan atau رجال pada masa itu. Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro dan sejumlah pahlawan bangsa ini adalah Rijalرجال  bangsa ini  karena mereka telah berani menentang dan melawan penjajahan di bumi nusantara dan rela berkorban harta dan jiwa raga demi kemerdekaan bangsa dari penjajah. Para pahlawan bangsa ini hingga saat ini masih dikenang karena dengan kerja kerasnya memperjuangkan nusa dan bangsa maka kita sampai saat ini dapat merasakan kehidupan yang layak, aman, tenteram dan bebas serta merdeka. Oleh karena itu, pemerintah dan bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan setiap tanggal 10 Nopember untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa ini sebagaimana bangsa-bangsa lain menghormati para pahlawannya.

Rakyat Indonesia semestinya senantiasa meyakini bahwa seandainya bukan karena kerja keras para pejuang bangsa ini, maka kita tidak akan hidup seperti yang kita rasakan saat ini dan semestinya sebagai penerus perjuangan para pahlawan dan generasi muda seyogyanya memelihara nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa ini, sehingga ke depan bangsa Indonesia  selalu kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Sungguh sangat ironis jika  bangsa Indonesia saat ini khususnya generasi muda saat ini ingin merongrong nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa dan mencederai perjuangan mereka dengan mengangkat isu-isu baru tentang kenegaraan yang sangat bertentangan dengan apa yang telah dibangun oleh para pendahulu kita. Sungguh merupakan sebuah kemunafikan dan pengkhianatan jika sendi-sendi perjuangan para pahlawan  diganti dengan simbol-simbol baru yang bertentangan dengan simbol-simbol yang mereka telah bangun. Semoga bangsa Indonesia senantiasa menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah diperoleh oleh bangsa ini dan menjadi Rijal  رجال pada masanya dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa ini.

This post was last modified on 10 November 2015 10:23 AM

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago