Categories: Kebangsaan

Waspadai Aksi Pahlawan Kesiangan

Tarikan magnet ISIS terus menyedot sebagian anak negeri ini, bukan hanya pemuda galau yang disedot bergabung melenggang ke pusat pembantaian manusia atas nama jihad di Suriyah dan Iraq sana, beberapa orang yang sudah tidak muda lagi pun juga banyak yang tersedot janji busuk ISIS. Belakangan ini santer terdengar kabar seorang pejabat beserta istri di Batam yang diduga telah bergabung ke ISIS, ia dilaporkan menghilangkan dari tempat kerjanya bersama tiga anak dan isterinya sejak empat bulan yang lali. Betapa mudahnya berangkat menuju ke ‘alam dunia lain’, negara pusat pembantaian umat manusia yang tidak aman dari berbagai macam penyiksaan dan pembantaian.

Mengapa pahlawan kesiangan semakin banyak yang berangkat meninggalkan negara Indonesia yang dirahmati Allah SWT dengan ketenangan dan kedamaian hanya untuk menuju wilayah konflik; wilayah ditumpahkannya darah manusia dengan mudah atas nama nafsu birahi politik khilafah? Iblis dan syaitan pun kini semakin bingung dan pusing melihat kebiadaban manusia di wilayah konflik tersebut. Strategi pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat akan bahaya paham radikal ISIS tidak cukup hanya dipercayakan kepada negara yang baru dilakukan BNPT sejak lahir lima tahun silam. Pelibatan seluruh lapisan masyarakat dalam macam strategi mutlak dilaksanakan.

Jika kabar bergabungnya Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Kawasan Batam bersama keluarganya, dengan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) benar, tentu ini sungguh ironis. Namun hingga saat ini belum ada kepastian atas kabar tersebut, Kapolri sendiri menerangkan bahwa Polri sudah menghubungi kepolisian di berbagai negara untuk turut melacak terkait keberadaan Dwi Djoko Wiwoho. “Kita juga sedang berkoordinasi dengan kepolisian negara lain.”

Sebelumnya, Dwi Djoko Wiwoho diketahui pergi bersama anak dan istrinya ke Suriyah, yang kini dilanda perang saudara sejak bulan Agustus 2015 dengan alasan cuti kerja. Seharunya, Dwi Djoko Wiwoho sudah kembali masuk kerja pada Senin 2 November lalu. Dugaan dirinya telah bergabung dengan ISIS muncul setelah kerabat dari Dwi Djoko Wiwoho mengetahui yang bersangkutan telah menjual rumah dan harta bendanya untuk modal keberangkatan ke Suriyah.

Pemerintah wajib menginstruksikan kepada seluruh rakyat Indonesia agar saling menjaga anak, keluarga, tetangga, dan teman sejawat di manapun mereka berada, jangan sampai orang-orang yang kita kasihi tersebut tersedot bujuk rayu palsu dan berangkat menuju wilayah konflik hanya karena mengira mereka sedang “hijrah” dan “jihad”.

Di sanalah nantinya mereka akan berkumpul dengan para pahlawan kesiangan lain yang berasal dari berbagai belahan dunia, tidak ada satupun dari mereka yang tidak terpedaya; semuanya termakan tipu daya. Banyak dari mereka yang telah datang akhirnya menyesal, apa yang mereka dapatkan sangat berbeda dengan apa yang sebelumnya mereka bayangkan. Mereka tidak sedang dikumpulkan untuk melaksanakan Jihad, mereka sedang diajari untuk menjadi jahat.

Atensi pihak yang berwenang untuk mewaspadai semua pihak yang akan berangkat ke luar negeri harus diperketat, bahkan alasan umrah pun harus diperketat. Tidak berlebihan jika dicurigai, karena berlajar dari pengalaman, jalur umrah pun banyak disalahgunakan. Penyalahgunaan jalur ibadah dan istilah keagamaan dengan mudah dijadikan tameng untuk meloloskan diri dari perhatian pemerintah. Keseriusan pemerintah pun tidak akan cukup membatasi derap langkah para pahlawan kesiangan menuju neraka dunia yang penuh dengan siksaan. Masyarakat secara keseluruhan wajib menjaga semua gerakan yang aneh, agar jangan dengan mudah masyarakat terjerumus ke lembah kehancuran.

Irfan Idris

Alumnus salah satu pesantren di Sulawesi Selatan, concern di bidang Syariah sejak jenjang Strata 1 hingga 3, meraih penghargaan dari presiden Republik Indonesia pada tahun 2008 sebagai Guru Besar dalam bidang Politik Islam di Universitas Islam Negeri Alauddin, Makasar. Saat ini menjabat sebagai Direktur Deradikalisasi BNPT.

Recent Posts

Pembubaran Doa Rosario: Etika Sosial atau Egoisme Beragama?

Sejumlah mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) yang sedang berdoa Rosario dibubarkan paksa oleh massa yang diduga diprovokasi…

11 jam ago

Pasang Surut Relasi Komitmen Kebangsaan dan Keagamaan

Perdebatan mengenai relasi antara komitmen kebangsaan dan keagamaan telah menjadi inti perdebatan yang berkelanjutan dalam…

11 jam ago

Cyberterrorism: Menelisik Eksistensi dan Gerilya Kaum Radikal di Dunia Daring

Identitas Buku Penulis               : Marsekal Muda TNI (Purn.) Prof. Asep Adang Supriadi Judul Buku        :…

11 jam ago

Meluruskan Konsep Al Wala’ wal Bara’ yang Disimplifikasi Kelompok Radikal

Konsep Al Wala' wal Bara' adalah konsep yang penting dalam pemahaman Islam tentang hubungan antara…

2 hari ago

Ironi Kebebasan Beragama dan Reformulasi Hubungan Agama-Negara dalam Bingkai NKRI

Di media sosial, tengah viral video pembubaran paksa disertai kekerasan yang terjadi pada sekelompok orang…

2 hari ago

Penyelewengan Surat Al-Maidah Ayat 3 dan Korelasinya dengan Semangat Kebangsaan Kita

Konsep negara bangsa sebagai anak kandung modernitas selalu mendapat pertentangan dari kelompok radikal konservatif dalam…

2 hari ago