Narasi

Asian games; Refleksi Perdamaian Asia untuk Perdamaian Dunia

“Perdamaian di rumah adalah perdamian negara. Perdamian negara adalah perdamaian dunia”

Demikianlah petuah Mustafa Kemal Atatruk tentang pentingnya perdamian antar keluarga, bangsa, dan negara untuk perdamaian dunia. Perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan negara, karena dengan perdamian kita dapat bebas dan dengan mudah mewujudkan tujuan negara. Maka tidak heran jika Malcom x berpendapat, bahwa “Anda tidak dapat memisahkan perdamian dari kebebasan, karena tidak ada yang bisa tenang kecuali dia memliki kebebasan”.

Di era millenial sekarang, perdamian dunia menjadi hal yang sangat urgen. Sebab, jika sebuah negara masih dalam peperangan, maka masyarakatnya akan sangat sengsara dan menderita. Sebut saja negara Palestina yang masih belum menemukan titik perdamiaan dengan Israel hingga detik ini. Dengan demikian, masyarakat palestina masih tertimpa penderitaan dan kesengsaraan, karena belum adanya perdamaan abadi.

Berbeda-bedanya latar belakang sebuah negara menjadikan negara tersebut memiliki karakteristik dan kepentingan yang berbeda-beda. Dalam memenuhi kepentingan negara tersebut, ada yang menggunakan cara yang baik dan ada pula yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Maka harus ada upaya-upaya konkrit untuk menjembataninya.

Salah satu metode konkrit untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengagendakan agenda-agenda yang bersifat memperkokoh persatuan dan kedamian dunia, di antaranya adalah mengagendakan kompetsi dalam olah raga. Dalam konteks mengagendakan kompetisi tersebut harus ditanamkan semangat sportifitas, perdamian, dan kekeluargaan, sehingga perdamian dunia akan mudah terealisasi.

Asian Games untuk perdamaian Dunia

“Perbedaan Umatku adalah Rahmat”

Jika kita memahami dan meresapi hadist Nabi Muhammad tersebut dibenturkan dengan sejuta  keberagaman etnis dan agama di Asia, tentu sangatlah relefan. Sebab, negara-negara yang ada di Asia menyikapi perbedaan tarsebut dengan senang hati, legowo, dan semangat kompetitif dalam hal kebaikan. Dalam hal ini semangat kompetitif diwujudan dengan mengagendakan Asean Games.

Pada awalnya, Asean Games merupakan olahraga yang ditujukan untuk menunjukan kesatuan dan kerjasama antar tiga negara, yakni kerajaan Jepang, Kepulauan Filipna, dan Republk Tiongkok. Games pertama kali dadakan di Manila tahun 1913. Sedangkan Negara Asia yang lain, berpartisipasi setelah diselenggarakanya Far Easterm Championship games diberhentikan pada tahun 1938, ketika Tiongkok diserbu Jepang dan aneksasi terhadap Filpna yang menjadi perluasan Perang Dunia II ke Wilayah Pasifik.

Senada dengan itu, perlomaan yang diikuti oleh 45 negara di Asia ini juga harus dibarengi semangat persatuan, perdamian, dan sinergi antar sesame warga Asia. Sebab, jika hanya melakukan perlombaan saja, maka kemungkinan besar agenda ini tidak memliki dampak positif bagi negara-negara yang mengikuti Asean Games. Maka dari itu, mari kita bersama-sama berpartisipasi mendukung Asian Games ini dengan antusias, guna mewujudkan perdamian dunia yang abadi. Wallahu a’lam bi al-shawaab

Ahmad Asrori

Recent Posts

Jebakan Beragama di Era Simulakra

Banyak yang cemas soal inisiatif Kementerian Agama yang hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama bagi pegawainya,…

19 jam ago

Melampaui Nalar Dikotomistik Beragama; Toleransi Sebagai Fondasi Masyarakat Madani

Penolakan kegiatan Natal Bersama Kementerian Agama menandakan bahwa sebagian umat beragama terutama Islam masih terjebak…

19 jam ago

Menanggalkan Cara Beragama yang “Hitam-Putih”, Menuju Beragama Berbasis Cinta

Belakangan ini, lini masa kita kembali riuh. Rencana Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama…

19 jam ago

Beragama dengan Kawruh Atau Rahman-Rahim dalam Perspektif Kejawen

Dalam spiritualitas Islam terdapat tiga kutub yang diyakini mewakili tiga bentuk pendekatan ketuhanan yang kemudian…

19 jam ago

Natal Bersama Sebagai Ritus Kebangsaan; Bagaimana Para Ulama Moderat Membedakan Urusan Akidah dan Muamalah?

Setiap menjelang peringatan Natal, ruang publik digital kita riuh oleh perdebatan tentang boleh tidaknya umat…

2 hari ago

Bagaimana Mengaplikasikan Agama Cinta di Tengah Pluralitas Agama?

Di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri khas Indonesia, gagasan “agama cinta” sering terdengar sebagai…

2 hari ago