Narasi

Bekerja Bersama Menguatkan Pancasila sebagai Benteng Radikalisme

Terorisme tidak hanya dipahami sebagai tindakan kekerasan, tetapi juga tindakan yang memiliki akar keyakinan dan motivasi ideologis yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Panggung kekerasan teror di tengah masyarakat memang sangat tragis dan berbahaya. Namun, hal yang lebih membahayakan adalah daya ledak ideologi kekerasan terorisme yang mampu mempengaruhi opini, pola pikir hingga pandangan hidup masyarakat.

Infiltrasi serangan ideologi radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat saat ini semakin mudah. Rapuhnya ideologi kebangsaan merupakan kondisi rentan masuknya ideologi lain yang bertentangan dengan falsafah negara, termasuk terorisme. Terorisme merupakan sebuah ideologi kekerasan yang kerap kali memanfaatkan lemahnya ideologi dan ikatan kebangsaan. Semakin lemah wawasan ideologi kebangsaan masyarakat, semakin rentan pula mereka termakan janji-janji dan iming-iming instan ala teroris.

Propaganda kelompok radikalisme dan terorisme selalu menyasar pada aspek ideologis. Tidak ada lelahnya mereka misalnya selalu melakukan hasutan dan provokasi tentang ideologi negara. Harapannya, ketika masyarakat mulai melemah secara ideologis dan mulai melupakan jati diri bangsa masyarakat mudah dipecah belah dan dicerai-beraikan. Kondisi anarkisme dan chaos di mana tidak ada pengikat ideologis sesama warga negara merupakan momen yang sangat diimpikan oleh kelompok radikal terorisme.

Karena terorisme bukan persoalan aktor dan jaringan, tetapi merupakan gugusan keyakinan dan ideologi, langkah efektif menangkal penyebaran ideologi tersebut adalah dengan menguatkan ideologi kebangsaan. Bangsa ini mempunyai modal besar dalam menangkal penyebaran ideologi kekerasan bernama terorisme. Ideologi Pancasila merupakan pandangan hidup bernegara yang penting diperkuat guna menangkal ideologi kaum pengangum kekerasan dan teror.

Jika terorisme selalu ingin melakukan cara kekerasan dalam menyelesaikan persoalan, sementara Pancasila adalah pandangan hidup yang telah mengikat persaudaraan sebangsa dan setanah air dalam persatuan dan kerukunan. Jika pola pikir terorisme selalu ingin mencerai-beraikan ikatan kewarganegaraan, Pancasila adalah panduan bermasyarakat yang menghomati perbedaan dalam penyelesaian musyawarah dan mufakat.

Pancasila merupakan kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial dalam tatanan kehidupan Negara. Pancasila adalah bekal warga negara dalam mendefinisikan identitas dan tujuan dalam bermasyarakat. Dengan kerja bersama dalam memperkuat Pancasila, kekuatan idelogi kebangsaan ini dapat menjadi daya filter dalam menyaring idelogi lain yang bertentangan dengan falsafah hidup bernegara.

Redaksi

Recent Posts

Refleksi Harkitnas; Membangun Mentalitas Gen Z untuk Indonesia Emas 2045

Hari Kebangkitan Nasional kembali kita peringati tepat pada tanggal 20 Mei. Tahun ini, Harkitnas mengangkat…

4 jam ago

Refleksi Hari Kebangkitan Nasional : Bangkit Melawan Intoleransi Berbasis SARA

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia.…

10 jam ago

PBB Sahkan Resolusi Indonesia Soal Penanganan Anak Terasosiasi Teroris: Kado Istimewa Hari Kebangkitan Nasional untuk Memberantas Terorisme

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengesahkan sebuah resolusi penting yang diusulkan oleh Indonesia, yakni resolusi yang…

10 jam ago

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

3 hari ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

3 hari ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

3 hari ago