Narasi

Berani Menyebarkan Konten ‘Suci’ di Dunia Maya

Saat ini di berbagai tempat di Indonesia dipenuhi bendera merah putih. Ada bendera yang besar dan juga kecil. Tak jarang pula bendera merah putih dilengkapi dengan atribut-atribut peringatan hari kemerdekaan seperti umbul-umbul, lampion hingga origami. Semuanya itu menandakan bahwa kita akan memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia.

Proklamasi Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan oleh dwi tunggal, Soekarno dan  Hatta. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk final dari konsensus yang dilakukan oleh para founding father kita. Negara ini diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata oleh para pahlawan. Sehingga NKRI merupakan warisan para pendahulu yang patut kita jaga dan pertahankan.

Indonesia sejak awal berdiri hingga saat ini ketika menginjak usia 73 tahun, telah melalui berbagai cobaan dan rintangan dalam mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah negara dan bangsa. Meskipun dalam sejarahnya, Indonesia diuji dengan gerakan-gerakan yang ingin meniadakan eksistensinya, tetapi sampai saat ini Indonesia berhasil mengatasi ujian tersebut.

Ujian bagi Indonesia dimulai dari pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indoensia (TII) di Jawa barat, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh dan beberapa gerakan-gerakan lainnya. Semua ujian diatas berhasil dilalui oleh Indonesia hingga akhirnya bisa eksis sampai saat ini.

Namun akhir-akhir  terdapat pula gerakan-gerakan yang mencoba merongrong kesatuan Indonesia. Berbeda dengan gerakan terdahulu yang  hanya terjadi di dunia nyata, saat ini gerakan-gerakan tersebut juga terjadi di dunia maya.

Berani Menyebarkan Konten ‘Suci’ Di Dunia Maya

Perjuangan Indonesia dahulu ialah merebut kemerdekaan, sekarang ialah mempertahankan kemerdekaan. Hari kemerdekaan diperingati dengan upacara bendera merah putih untuk mengenang jasa para pahlawan. Merah berarti berani, sedangkan putih adalah suci. Secara indrawi, kita tidak melihat eksistensi berani dan suci pada bendera merah putih. Tetapi akal kita memahami bahwa berani adalah tanda dari merah sedangkan suci adalah tanda bagi putih. Ini dinamakan epistemologi tanda.

Sikap berani dan suci tersebut harus digalakkan pada peringatan hari kemerdekaan tahun ini. Sikap tersebut harus dijadikan landasan dalam melakukan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan kita saat ini tidak hanya perjuangan di dunia nyata, tetapi kita juga harus berjuang di dunia maya. Kita harus memiliki keberanian untuk  melakukan perjuangan tersebut. Diantara bentuk perjuangannya ialah menyebarkan konten-konten suci dan damai untuk melawan narasi-narasi radikalisme yang berseliweran di dunia maya.

Pelaku radikalisme menjadikan dunia maya sebagai ladang dalam menyebarkan ideologi mereka. Tak jarang konten tersebut juga berisi informasi hoaks, ujaran kebencian, intoleransi, rasisme, SARA, dan lain sebagainya. Paham radikalisme juga sering diwacanakan di dunia maya untuk mempengaruhi orang-orang agar mendukung agenda pembubaran NKRI yang kemudian digantikan dengan sistem khilafah. Pancasila sebagai dasar negara juga ingin mereka ganti.

Apabila hal ini dibiarkan, maka terdapat kemungkinan agenda mereka akan berjalan sukses. Tentu kita tidak berharap agenda mereka berjalan sukses, karena kita semua akan menanggung kerugian yang sangat besar apabila hal tersebut terjadi. NKRI merupakan rumah bagi para penduduknya yang majemuk, plural dan memiliki keragaman suku, ras, budaya dan agama. Pancasila menjadi pedoman, bhineka tunggal ika menjadi perekat dan persaudaraan kebangsaan menjadi pemersatu kita. Maka benarlah kiranya jargon yang sering diucapkan oleh orang-orang bahwa NKRI harga mati.

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa hancurnya sebuah negara bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena diamnya orang-orang baik. Oleh karrena itu, sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan berani menyebarkan konten-konten suci, positif dan penuh kedamain di dunia maya untuk melawan narasi-narasi radikaisme. Sehingga Indonesia sebagai sebuah negara dan rumah bagi keberagaman tetap eksis.

Qodri Syahnaidi

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 hari ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 hari ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

2 hari ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

3 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

3 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

3 hari ago