Deprecated: Function create_function() is deprecated in /var/www/vhosts/jalandamai.org/httpdocs/wp-content/themes/magic-mag/functions.php on line 83
Dr. Soetomo dan Kebangkitan Nasional Masa Kini Mereduksi Radikalisme - Jalan Damai
Tokoh

Dr. Soetomo dan Kebangkitan Nasional Masa Kini Mereduksi Radikalisme

Berbicara tentang hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada 20 Mei 2024. Kita sejatinya tak bisa melepaskan peran sosok Dr. Soetomo. Beliau adalah founding father dari lahirnya gerakan-gerakan kebangkitan nasional dengan komitmen memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada 20 Mei 1908, Dr. Soetomo mendirikan organisasi Budi Utomo. Ini adalah organisasi pergerakan pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang dapat membangkitkan semangat para anak-anak pribumi untuk memperjuangkan sebuah bangsa yang terhormat dan terbebas dari penjajahan.

Perjuangan Dr. Soetomo tentunya akan tetap dan terus relevan sepanjang zaman untuk menggugah spirit kebangsaan. Seperti era saat ini, sangat penting merefleksikan semangat kebangkitan nasional masa kini untuk membebaskan bangsa ini dari jeratan paham ideologi trans-nasional, yakni ideologi radikalisme-terorisme.

Sebagaimana yang kita pahami, realitas ideologi trans-nasional layaknya radikalisme-terorisme kini mulai masuk ke sektor pendidikan dan menyasar generasi bangsa. Kasus intoleransi, kekerasan diskriminasi atas siswa/i non-muslim pada dasarnya menjadi tumbuh menjadi benih/sel radikalisme-terorisme.

Kita tahu, secara relevan perjuangan Dr. Soetomo sejak dulu dalam membangkitkan semangat nasioanal untuk merdeka dari penjajah tak lepas dari peran pendidikan. Lahirnya Organisasi Budi Utomo dapat merangkul seluruh anak pribumi agar dapan mengenyam pendidikan dan memperbaiki SDM demi menumbuhkan kesadaran hidup berbangsa yang bermartabat sebagai bangsa yang merdeka.

Jadi, secara relevan perjuangan Dr. Soetomo pada dasarnya perlu menjadi lokomotif di dalam membangun dunia pendidikan yang bebas dari paham-paham trans-nasional. Misalnya, mereduksi intoleransi dan diskriminasi di lembaga pendidikan sekolah dengan pengarus-utamaan pendidikan multikulturalisme, pendidikan agama yang moderat dan nilai-nilai toleransi sebagai spirit kebangkitan nasional di era saat ini.

Sebab, kebangkitan nasional yang diperjuangkan oleh Dr. Soetomo ini selalu merujuk pada orang-orang yang terdidik. Artinya, kebangkitan nasional dalam menjaga bangsa ini dari paham radikalisme, adalah melibatkan orang-orang terdidik dan memperluas sumber daya manusia yang terdidik dengan paradigma yang dapat mereduksi paham-paham radikalisme. Yakni dengan melepaskan benalu-benalu intoleransi dan diskriminasi di lembaga pendidikan itu.

Teman dari Dr. Soetomo yakni Dr Wahidin Sudirosodo yang juga sama-sama belajar di STOVIA. Keduanya memperjuangkan bagaimana seluruh lapisan anak-anak pribumi memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik ini tak sekadar berharap menjadi pintar saja. Tetapi agar dapat membentuk moralitas dan semangat nasionalisme yang begitu kuat agar memiliki kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.

Dalam kongres pertama. Dr. Soetomo menekankan akan pentingnya pendidikan dengan dibukanya sekolah pendidikan guru dan sekolah dagang. Kenyataan ini berupaya membangun re-generasi agar masyarakat pribumi tak mudah dieksploitasi dalam hal perdagangan serta memperbaiki sumber daya manusia untuk menciptakan kekuatan secara idelogis akan nasionalisme dan semangat kemerdekaan.

Kongres kedua Budi Utomo mengacu pada pendidikan politik, Guna melahirkan gerakan-gerakan organisasi yang berfokus pada politik pembebasan dari kaum penjajah guna melahirkan semangat untuk membebaskan bangsa ini dari para penjajah. Kenyataan ini sebetulnya sebagai satu paradigma yang diperjuangkan Dr. Soetomo untuk menanamkan kesadaran akan politik kebangsaan untuk bisa berdaulat.

Kebangkitan Nasional Masa Kini dalam Mereduksi Radikalisme di Sektor Pendidikan

Radikalisme-terorisme di Indonesia merupakan persoalan yang sangat pelik di Indonesia. Karena sangat berpotensi mengancam keutuhan bangsa ini menjadi berpecah-belah. Tentu, semangat perjuangan Dr. Soetomo secara relevan dapat kita jadikan paradigma penting bagi kita dalam membangun kebangkitan nasional masa kini guna melawan radikalisme.

Lantas apa yang dibangun? Sebagaimana perjuangan Dr. Soetomo dalam membangkitkan semangat nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui pendidikan. Jadi, kita dapat membangun semangat kebangkitan nasional melawan radikalisme lewat pendidikan yang berfokus pada moderasi, toleransi beragama dan gagasan kebangsaan.

Selain kita membebaskan anak bangsa dari pola intoleransi dan diskriminasi di sekolah. Kebangkitan nasional masa kini harus tumbuh dalam semangat pendidikan. Yakni guna mendidik anak-anak bangsa tentang nilai-nilai kehidupan berbangsa di tengah kemajemukan, nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama sejak di bangku sekolah.

Jika lewat pendidikan Dr. Soetomo dapat menciptakan semangat kebangkitan nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Maka di era saat ini, pendidikan yang moderat, tolerant dan serat akan nilai-nilai multikukturalie juga harus menciptakan semangat kebangkitan nasional masa kini, yakni melawan/mereduksi paham radikalisme-terorisme.

Saiful Bahri

Recent Posts

Jamaah Islamiyyah Membubarkan Diri; Keberhasilan Deradikalisasi atau Pergeseran Strategi?

Tanggal 30 Juni 2024 menjadi momen bersejarah bagi organisasi radikal Jamaah Islamiyyah. Tersebab, mereka resmi…

17 jam ago

Pancasila: Pentingnya Membaca Narasi Keagamaan Bersama Konteks Kebangsaan

Hidup keagamaan sebuah masyarakat tidak pernah terlepas dari segi-segi lain kehidupan yang menjadi konteksnya. Contohnya,…

17 jam ago

Menyingkap HTI dan Propaganda Khilafah Tahririyah Perspektif Insider

Judul Buku      : Mengenal HTI Melalui Rasa Hati Penulis             …

17 jam ago

Ingin Tumpas Formalisasi Agama? Rawat Tradisi Intelektualisme Islam

Pemahaman yang simbolis terhadap agama merupakan penyakit yang melanda tubuh umat Islam di berbagai belahan…

2 hari ago

Meredam Kebangkitan Idiologi Khilafah Lewat Dakwah Kebangsaan

Meski HTI telah dibubarkan, ada potensi indikasi mereka melakukan gerakan senyap menyusupi dakwah-dakwah milenial kekinian.…

2 hari ago

Aswaja dan Pancasila : Benteng Menangkal Radikalisme Keagamaan

Pasca reformasi di Indonesia yang membuka pintu demokrasi lebar-lebar, fenomena radikalisme mengatasnamakan agama semakin marak.…

2 hari ago