Categories: Keagamaan

Empat Pilar Ideologi ISIS (Bag.2)

Beliau mengemban amanah agar umat manusia dapat memberikan dan mewariskan keteladanan kepada umat manusia lainnya atau kepada anak generasi penerus kehidupan selanjutnya dalam beragama, berbangsa dan bernegara.

Demikian pula syari’at yang merupakan ajaran Islam yang berhubungan dengan perbuatan dan tindak-tanduk manusia. Secara garis besar, syari’at menghimpun urusan-urusan ritual ibadah dan semua pola hubungan manusia, baik itu dengan dirinya sendiri maupun lingkungannya. Syariat Islam bersifat fleksibel, kenyal dan tidak kaku. Ulama mengistilahkan bahwa syariat Islam selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi tempat di mana pun ia berada.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling bagus akhlaknya,” (HR. Muslim). Dengan demikian, kuat atau lemahnya iman seseorangdapat diketahui dari tingkah laku (akhlak)nya, karena tingkah laku tersebut merupakan perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik, pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah.

Penulis kitab Ihya Ulum al-Din, Muhammad al-Gazali mengatakan, iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk. Rasulullah Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangai yang mulia, dan rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang kehilangan iman. Beliau bersabda: ”Malu dan iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim).

Terkait dengan klaim pemurnian akidah seperti mulai banyak digembar-gemborkan oleh beberapa kelompok –tidak terkecuali ISIS—menunjukkan kegagalan dalam pemahaman dan sikap. Mereka menjaga kemurnian namun dengan kekerasan. Situs-situs bersejarah yang dipelihara dan dijaga ratusan tahun di Syiria dan Iraq dihancurkan oleh pendukung ISIS hanya karena menganggap semua itu dapat mengotori kemurnian akidah dan tidak sesuai dengan konsep tauhid dalam Islam.

kita juga saksikan bersama anggota ISIS menghancurkan pekuburan Nabi Yunus as di Iraq, bahkan mereka merencanakan untuk menghancurkan baitullah di Mekkah karena selama ini umat Islam hanya menyembah batu. Demikian sempit dan dangkal logika berpikir mereka, sementara mereka membaca banyak ayat terkait pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT, di antaranya QS. al-Quraisy 106 : 3 “maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah)”.

Sikap ambivalen yang diperlihatkan oleh para pendukung ISIS ini disebabkan oleh kegagalan kelompok ini dalam memahami tasawuf mistisisme, karenanya alih-alih mampu menampilkan akhlak yang mulia, kelompok ini justrumenghancurkan akhlak dengan berlaku sadis kepada sesama manusia, bahkan kepada mereka yang memiliki keimanan yang sama. Demikianlah cerminan prilaku dan watak manusia yang tidak memahami sejarah dan pengetahuan.

This post was last modified on 2 Oktober 2015 2:53 PM

Irfan Idris

Alumnus salah satu pesantren di Sulawesi Selatan, concern di bidang Syariah sejak jenjang Strata 1 hingga 3, meraih penghargaan dari presiden Republik Indonesia pada tahun 2008 sebagai Guru Besar dalam bidang Politik Islam di Universitas Islam Negeri Alauddin, Makasar. Saat ini menjabat sebagai Direktur Deradikalisasi BNPT.

Recent Posts

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

14 jam ago

Membaca Narasi Zero Terrorist Attack Secara Konstruktif

Harian Kompas pada tanggal 27 Mei 2025 lalu memuat tulisan opini berjudul "Narasi Zero Attack…

16 jam ago

Merespon Zero Attack dengan Menghancurkan Sekat-sekat Sektarian

Bagi sebagian orang, kata “saudara” sering kali dipahami sempit, hanya terbatas pada mereka yang seagama,…

16 jam ago

Soft Terrorism; Metamorfosa Ekstremisme Keagamaan di Abad Algoritma

Noor Huda Ismail, pakar kajian terorisme menulis kolom opini di harian Kompas. Judul opini itu…

2 hari ago

Jangan Terjebak Euforia Semu “Nihil Teror”

Hiruk pikuk lini masa media sosial kerap menyajikan kita pemandangan yang serba cepat berubah. Satu…

2 hari ago

Rejuvenasi Pancasila di Tengah Fenomena Zero Terrorist Attack

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Peringatan itu merujuk pada pidato Bung Karno…

2 hari ago