Pertama, dalam menggunakan medsos berniatlah lillahi taala dan berusaha untuk meggapai rdiho Allah agar yang kita lakukan mendapat pahalan.
“sesungguhya seluruh perbuatan itu harus dengan niat”
Kedua, menulis adalah amanah yang akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat. Jangan sampai menulis menjadi penyebab kita yang menghantarkan ke neraka.
“ maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri”
Ketiga, selalu merasa diawasi Allah ketika menulis status , mengupload dan mendownload serta men-share apapun di media sosial.
“Sungguh banyak malaikat yang selalu mengawasi kalian , para malaikat itu selalu mencatat perbuatan perbuatan kalian mereka mengetahui semua perbuatan kalian”.
Keempat, menyebarkan hal yang bermnafaat dan mempunyai tujuan baik berupa ilmu amar maruf nahi munkar dan nasehat.
“Serta berkatalah yang baik kepada manusia”
Kelima, jadilah seperti lebah hanya mengambil yang baik dan tidak memberi kecuali yang baik .
Di antara taqorrub kepada Allah dengan medsos adalah menyebarkan ayat qur’an dan tafsirnya dan menyebarkan hadis dan syarahnya.
Keenam, jangan menulis status yang tidak bermanfaat seperti keluar rumah, makan siang karena hal tersebut membuang waktu kita dan waktu pembaca.
Ketujuh, jangan jadikan medsos sebagai pembunuh keikhlasan dan jauhi riya seperti memosting kegiatan ibadah.
Barang siapa ingin didengar orang Allah jadikan didengar orang dan di akhirat tidak mendapatkan apa apa. Demikian pula barang siapa ingin dilihat orang , Allah mewujudkannnya dan di akhirat tidak dapat apa –apa.
Kedelapan, mengecek kebenaran berita sebelum menyebarkan berita bohong atau hukum syariat yang belum pasti. Jangan menyebar setiap berita yangg didapat
“Cukuplah seseorang itu berbohong, jika menceritakan semua yang ia dengar”
Kesalahan pertama pada pihak yang memulai berita bohong (hoax), kesalahan selanjutya pada yang menshare-nya. Jangan menshare status atau berta kecuali setelah mengetahui siapa penulisnya. Biasanya kita tidak pandai menulis status tapi hanya pandai menshare status tulisan atau berita.
Kesembilan, memilih siapa yang kita ikuti dan hati-hati karena hal tersebt adallah tanggung jawab. Menjadi follower teman atau anggota group dari sebuah kebathilan adalah haram.
“ Pemisahan teman duduk yang baik denga yang tidak baik seperti penjual minyak wangi dan soorang pandai besi . Adapaun penjual minyak wangi terkadang ia akan menawarkan minyaknya kepadamu dan terkadang ia akan memberimu dan terkadang juga kamu akan mendapatkan darinya bau yang wangi . Adapaun teman duduk yang tidak baik seperti seorang pandai besi kalau tidak membakar pakaianmu pasti kamu akan mencium darinya bau yang tidak sedap” . Hendaknya kita menangkal kebathilan yang muncul di medsos.
Kesepuluh, hendaknya menerapkan kaidah dalam ilmu hadis tentang majhul (tidak diketahui). Siapa yang disebut majhul ? bagaimana berinteraksi dengan majhul ?
Majhul Ain = tidak diketahui namanya
Majhul Hal = tidak diketahui keadaannnya. Orang-orang majhul tidak diterima keterangannya dan perkataannya
Kesebelas, barang siapa yang pernah menyebarkan kebathilan kemudian ia bertaubat maka ia wajib menjelaskan kesalahan dan kebathilan yang disebarkan.
“Kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran”
Kedua belas, jangan sekali kali mencuri status orang lain dan mengambil keuntungan dari sesuatu yang bukan milik kita. Kita harus menyebutkan pemilik status tersebut. Silaturrahi melalui media sosial jangan sampai menghilangkan silaturrahmi yang sesungguhnya. Pahala silaturrahmi ada di pertemuan fisik bukan di dunia maya.
Ketiga belas, jangan terburu buru menyalahkan pendapat orang lain atau mengomentari sesuatu yang belum dipahami maksud penulisnya dan tetap menjaga husnudhon
“ Takutlah kalian akan berprasangka karena berprasangka adalah ucapan bohog besar. Janganlah kalian saling iri, saling hasut, saling membenci dan saling membelakangi dan jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara” (HR. Bukhari).
Keempat Belas , berhati-hatilah memilih kata selalu menggunaka kata-kata yang baik lembut dan sopan walaupun berhadapan degan orang yang tidak sepedapat atau orang yang kita benci
“Wahai Rasulullah Saw tunjukkan kepadaku amal perbuatan yang membuatku masuk surge, Beliau menjawab sesungguhnya hal yang pasti mendapat ampunan adalah orang yang mengucapkan salam dan perkataan yang baik dan sopan”.
Sesungguhnya di surge ada istana m luarnya terlihat dari dalam dalamnya terlihat dari luar . Abu Musa Asy’ary bertanya untuk siapa itu Ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab untuk yang lembut ucapannya dan yang suka memberi makan dan sholat di waktu malam ketika orang semua orang terlelap tidur.
This post was last modified on 28 Februari 2017 2:22 PM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…