Narasi

Generasi Milenial Sadar dan Peka Tantangan Zaman

Pergeseran zaman turut melahirkan konflik pelik. Sebelum internet viral, berita hoax dapat menyebar hanya dalam ruang lingkup sempit dan tidak semua orang dapat mengaksesnya. Dari sini, konflik yang mencuat ke permukaan tidak seekstrim zaman sekarang ini, di mana berbagai macam berita baik aktual, faktual maupun hoax dapat menyebar hanya dalam hitungan detik. Ironisnya, di antara berita-berita hoax  yang beredar, beberapa di antaranya tidak hanya ditujukan untuk menyerang personal, akan tetapi hampir mengancam keutuhan bangsa dan negara.

Di balik gagahnya burung garuda yang menjadi simbol Pancasila, ada sekelompok radikal yang begitu semangat meruntuhkannya dengan menanamkan ideologi yang mengatasnamakan agama. Dengan sangat sadar kelompok ini mengakui akan kalah berperang secara nyata merebut Indonesia, melihat penyokong NKRI sangatlah tidak mudah untuk dipatahkan begitu saja. Lantas, langkah awal yang mereka tempuh adalah menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai dengan fitnah, hoax dan propaganda yang mereka suarakan lewat media sosial.

Sayang sungguh disayangkan, kesadaran menjaga persatuan dan kesatuan bangsa masih minim. Banyak yang masih beranggapan bahwa perdamaian dan keutuhan bangsa berada di tangan pejabat negara, elit politik, TNI, dan pihak-pihak berwenang lainnya. Penggiringan opini semacam inilah yang melemahkan kekuatan bangsa.  Sementara itu, kelompok radikal tiada henti-hentinya mencoba mencabik-cabik jaring-jaring persatuan bangsa Indonesia setiap detik.

Media sosial sangat akrab dengan generasi milenial. Oleh sebab itu, sekilas tantangan generasi milenial ini terlihat remeh. Berperang di media sosial demi menciptakan perdamaian. Di saat kita meremehkan hal tersebut, siapa sangka kelompok radikal ternyata mengambil langkah sigap. Berbagai rencana telah mereka susun sangat sistematis.  Kegiatan yang akan mereka lakukan telah terorganisir sangat rapi, siap mengacak-acak persatuan yang selama ini menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia.

Baca juga : Kolaborasi Virtual: Cara Milenial Menciptakan Perdamaian Global

Untuk melawan radikalisme semacam ini, sangat  dibutuhkan wadah yang menyatukan generasi milenial untuk membentuk kekuatan yang mengimbangi mereka. Sejauh ini, milenial yang sudah bergerak ke arah sana, di antaranya adalah Jaringan Gusdurian dan Generasi Muda Nahdhatul Ulama. Mereka sadar dan peka kalau perdamaian adalah tanggung jawab bersama. Keutuhan bangsa Indonesia adalah prioritas utama. Perang hari ini, sejatinya bukanlah perang dengan raga melainkan peperangan dunia maya.

Jika misi utama Jaringan Gusdurian adalah mengawal pergerakan kebangsaan Indonesia dengan berlandaskan 9 nilai utama Gus Dur, yang meliputi; ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, sikap ksatria, dan kearifan tradisi, maka Generasi Muda Nahdhatul Ulama hadir sebagai sebuah organisasi milenial yang  kinerjanya terfokuskan di media sosial dengan jargon ‘menjaga media sosial dari fitnah, hoax,dan propaganda’.

Generasi milenial sudah seharusnya peka jika lawan yang sedang dihadapi tidaklah mudah. Tak bisa dipatahkan oleh perseorangan begitu saja. Butuh bersinergi antara satu dan lainnya untuk membangun kekuatan utuh agar tidak mudah dihempaskan oleh serangan-serangan yang memang sudah terencana. Jika dipikir-pikir, kita akan kalah dengan sendirinya tanpa adanya persatuan misi yang menggiring ke arah perdamaian, karena berita-berita hoax akan diklaim dengan mudahnya sebagai berita aktual bilamana terus menerus disebar luaskan dan hanya ditentang oleh satu ataupun dua orang saja.

Nilai-nilai perdamaian yang selaras dengan Pancasila dan Al-Qur’an harus selalu dikibarkan demi tegaknya kemanusiaan sekalipun itu melalui media sosial. Hari ini, Generasi milenial sudah sepatutnya menghiasi dan berkontribusi di media  sosial dengan menyebarkan konten-konten yang sarat dengan kebenaran, kebaikan,  dan perdamaian jika tidak ingin yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan.

Nita Indrawati Nainawa

Recent Posts

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

10 jam ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

10 jam ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

12 jam ago

Mewaspadai Penumpang Gelap Perjuangan “Jihad” Palestina

Perjuangan rakyat Palestina merupakan salah satu simbol terpenting dalam panggung kemanusiaan global. Selama puluhan tahun,…

12 jam ago

Residu Fatwa Jihad IUMS; Dari Instabilitas Nasional ke Gejolak Geopolitik

Keluarnya fatwa jihad melawan Israel oleh International Union of Muslim Scholars kiranya dapat dipahami dari…

1 hari ago

Membaca Nakba dan Komitmen Internasional terhadap Palestina

Persis dua tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin 15…

1 hari ago