Hebron adalah nama sebuah kota di Palestina yang terletak di tepi Barat sekitar 32 km dari kota Yerussalem dan sekitar 12 km dari Betlehem. Kota kecil ini merupakan salah satu kota yang tertua. Menurut catatan sejarah, kota ini berdiri sejak 5500 tahun yang lalu di mana dihuni oleh suku-suku Kan’aniyyin. Suku Kan’an adalah salah satu suku yang banyak mendiami wilayah Palestina pada masa-masa nabi-nabi Bani Israel.
Kota ini hanya dihuni oleh sekitar 600.000 jiwa berdasarkan sensus 2014 dengan luas wilayah sekitar 42 km persegi. Komposisi masyarakat di kota tersebut terdiri dari orang-orang Yahudi, Nasrani dan Muslim. Umumnya mereka adalah bergerak di sektor perniagaan dan pertanian dan dari dulu kota ini sarat dengan niaga. Dalam sejarahnya, kota ini telah berganti nama beberapa kali sesuai dengan fase kekuasaan imperium-imperium yang mengadopsi kota tersebut sebagai wilayahnya.
Awalnya kota ini dinamakan Arba karena pendiri kota ini adalah suku-suku Arba yang merupakan kelompok minoritas di kota itu, kemudian berubah menjadi Hebra atau Hebron oleh orang-orang Israel dan kemudian berganti nama menjadi Al-Khalil yang diambil dari julukan Nabi Ibrahim sebagai Bapak para nabi-nabi. Kemudiaan setelah itu berubah kembali menjadi Hebra. Namun, ketika Salahuddin Al-Ayyubi menaklukkan kota itu dari kekuasaan Eropa pada saat perang Salib, kota tersebut dikembalikan lagi namanya menjadi Al-Khalil. Orang-orang Islam di Palestina dan orang Arab lainnya sampai saat ini menggunakan nama itu dalam menyebut kota ini. Namun, pada waktu yang sama orang-orang Yahudi juga tetap menggunakan nama Hebron jika menyebut kota tersebut.
Di Al-Khalil atau Hebron terdapat masjid Al-Ibrahimi yang diyakini oleh orang-orang Islam sebagai masjid yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan menganggap sebagai masjid tertua di dunia ini. Awalnya, bangunan itu hanya berupa tempat tinggal Nabi Ibrahim yang sangat sederhana bersama dengan istrinya Sarah. Namun, kemudian tempat tersebut menjadi tempat suci bagi tiga agama. Dan, di tempat itu jugalah dibangun Mesjid yang kemudian dinamakan masjid Al Ibrahimi. Di dalamnya terdapat kuburan nabi Ibrahim dan istrinya, Sarah, serta kedua anaknya Ishak dan Ya’qub. Sebagaimana layaknya beberapa masjid di Arab dan di Persia, di dalamnya terdapat kuburan nabi-nabi atau para wali-wali suci yang ditempatkan secara berdampingan.
Pada setiap sudut kuburan ini, pemerintah Israel membagi tiga bagian. Satu sudut untuk orang Islam dan satu sudut untuk orang Nasrani dan satu sudut lainnya adalah untuk orang Yahudi, sementara sudut lainnya adalah untuk aparat keamanan. Baik Muslim maupun Nasrani dan Yahudi setiap saat mengungjungi kuburan ini dan duduk di tempat yang telah ditentukan untuk mereka secara berdampingan. Masing-masing memanjatkan doa dan membacakan ayat-ayat dari kitab suci masing-masing untuk keselamatan Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Pada bulan Nopember dan Desember, setiap tahun orang-orang Nasrani dan Yahudi dari berbagai negara ramai mengunjungi masjid ini untuk menziarahi Nabi Ibrahim dan anak-anaknya dan menganggap sebagai ritual ibadah haji tahunan. Orang Nasrani sendiri selain berziarah ke mesjid ini juga melanjutkan perjalanan ke kota Betlehem yang hanya berjarak sekitar 12 km dari Al-khalil dan di kota itu terdapat Gereja tertua di mana Isa Al masih dilahirkan.
Bagi pengunjung muslim khususnya dari negara-negara yang pertama kali menginjakkan kaki ke wilayah Palestina sudah pasti akan tercengang melihat pemandangan ini baik ketika ia berada di kota Yerussalem Timur maupun kota yang kebanyakan dihuni oleh orang-orang Arab Islam dan Nasrani karena menyaksikan bagaimana tiga tempat ibadah yang saling sambung-menyambung dalam satu lokasi. Di samping Qubbah Azzarqa terdapat sebuah gereja mewah dan tidak jauh dari situ terdapat walling wall yang menjadi tempat ibadah orang-orang Yahudi. Di situlah azan dan lonceng serta lantunan doa-doa orang Yahudi setiap saat kita mendengarnya.
Di Al-Khalil atau Hebron tepatnya dalam masjid Al Ibrahimi akan semakin tercegang karena ia akan menyaksikan pemeluk tiga penganut agama samawi ini sama-sama duduk bersilah, khusyu berdoa dan membaca ayat-ayat dari kitab suci mereka masing-masing yang dipersembahkan untuk nabi Ibrahim dan keluarganya. Mungkin inilah yang dimaksud dalam firman Allah sebagai berikut:
قولوا أمنا بالله وما أنزل إلينا وما أنزل إلي إبراهيم وإسماعيل وأسحق ويعقوب والاسباط وما أوتي موسي وعيسي وما أوتي النبييون من ربهم لانفرق بين أحد منهم ونحن له مسلمون ( البقرة 136)
Artinya “ Katakanlah kami beriman kepada Allah dan apa-apa yang telah diturunkan kepada kami dan yang telah diturunkan kepada nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan cucu-cucunya atau turunannya dan apa yang telah diberikan kepada nabi Isa Al Masih As dan Musa As serta apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada nabi-nabinya. Sesungguhnya Allah tidak membedakan antara satu dengan yang lain dan sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim”
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…