Kebangsaan

Inilah Vaksin Ampuh Anti Radikal di Tahun 2023

Kalau kita amati sepanjang tahun 2022, gerakan penularan virus radikal ini tampaknya memiliki karakter “objek penularan” berbasis narasi-narasi fitnah dan tuduhan-tuduhan. Misalnya, narasi pemerintah anti-Islam/Islamophobia, narasi Pancasila tidak sesuai syariat Islam, moderasi dianggap produk kafir dan terorisme dianggap akal-akal pemerintah.

Karakter penularan virus berbasis narasi tuduhan-fitnah ini memiliki peran yang sangat mematikan. Yaitu membuat kesadaran masyarakat tentang ideologi bangsa semakin lumpuh. Membuat masyarakat mati rasa akan spirit keharmonisan dalam keragaman. Serta enggan menolak ideologi-gerakan perusak bangsanya.

Bagaimana Langkah Vaksin Radikal Agar Terhindar dari Penularan-nya?

Sebetulnya, ada beberapa (supplement) yang harus kita miliki sebagai vaksin yang akan membuat kita kebal atas virus radikal. Yaitu merawat nilai Pancasila, NKRI, Kebhinekaan dan UUD 1945 dalam diri kita. Lantas, bagaimana cara mengaplikasikan vaksin yang telah disebutkan? Guna efektif bekerja dalam menangkal virus radikal.

Pertama, kita perlu menjadikan NKRI sebagai (orientasi hidup) dalam kesadaran kita. Ketergantungan pada spirit Negara Kesatuan akan melahirkan semacam (kepedulian dan rasa alergi). Kepedulian ini mengacu terhadap rasa nasionalisme atas tanah airnya. Dengan membangun pola ke dalam sikap-sikap untuk menepis segala provokasi yang berupaya ingin menghancurkan bangsa ini.

Rasa alergi ini mengacu ke dalam ketidaksukaan atas segala ideologi, narasi, provokasi atau hasutan apa-pun. Dengan tolak ukur, itu bisa merusak (NKRI) agar berpecah-belah dan konflik-berdarah. Ini merupakan hal final yang akan didapat ketika seseorang telah merawat nilai (NKRI) tidak sekadar dihafal melainkan melebur dalam kesadaran diri.

Kedua, menjadikan Pancasila sebagai sandaran hidup dalam konteks (berbangsa dan bernegara). Jangan biarkan sebuah narasi syariat Islam sebagai prinsip hidup berbangsa dan bernegara merasuki pikiran kita, karena itu adalah virus. Maka, dari inilah kita mengisi (sandaran hidup) dalam berbangsa kita ke dalam nilai-nilai Pancasila.

Misalnya, ada sebuah narasi-narasi yang berupaya untuk membuat semacam adu-domba atas umat beragama. Agar, penuh kebencian, penuh permusuhan dan konflik berpecah-belah. Ini tentunya ketika kita memiliki prinsip hidup dalam kadar Pancasila, tentunya kita akan menolak hal demikian. Karena, kita akan memiliki sebuah kesadaran bahwa ini akan merusak nilai (kemanusiaan yang adil dan beradab).

Ada nalar yang membangun semacam (imunitas) yang sejatinya menjadi jalan korelatif atas kesadaran akan bangsanya. Dengan menjadikan Pancasila sebagai nilai utuh yang menjadi pijakan, sandaran serta panduan-panduan reflektif untuk menjaga bangsa ini. Sehingga, ketahanan secara ideologi kebangsaan kita dapat kokoh ketika kita memelihara Pancasila sebagai bagian dari sandaran hidup.

Ketiga, menumbuhkan mindset berpikir bahwa Bhinneka Tunggal Ikal  yaitu berbeda-beda tetap dalam satu tujuan (tujuan nasional). Ini adalah hal (final) atau merupakan kemutlakan yang tidak bisa diganggu gugat. Tidak ada sebuah tujuan-tujuan selain persatuan, kebersamaan yang harmonis, persatuan di tengah perbedaan dan kokoh pada nilai-nilai (kemaslahatan).

Keberadaan sebuah pola gerakan memiliki sebuah tujuan-tujuan politik identitas yang muncul. Seperti halnya gerakan-gerakan khilafah yang selalu ingin menguasai bangsa ini. Tentu, ini merupakan sebuah makar kebangsaan yang dimaksud sebagai (virus radikal) tadi. Lantas, bagaimana cara menanganinya? Tentu dengan membangun pola pikir kebhinekaan tadi.

Keempat, peganglah sebuah komitmen bahwa kemerdekaan bangsa ini yang termaktub dalam nilai persatuan, kebersamaan, toleransi di tengah perbedaan dan harmonis adalah (hal mutlak). Ini kokoh dalam prinsip UUD 1945 yang menjadi pijakan kita di dalam membangun komitmen kebangsaan itu sendiri.

Sehingga, ketika komitmen atas 1945 bisa kita pegang secara penuh. Maka, ini akan menjadi satu pola yang utuh, di mana kita akan mampu terhindar dari virus yang berupaya untuk merusak (kemerdekaan) bangsa ini. Baik dengan narasi perpecahan, ideologi perusak ideologi bangsa dan provokasi pemecah-belah.

This post was last modified on 28 Desember 2022 12:03 PM

Fathur Rohman

Photographer dan Wartawan di Arena UIN-SUKA Yogyakarta

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

20 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

20 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

20 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

20 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago