Keagamaan

Inti Ajaran Agama Adalah Moral

Dalam studi agama, pengertian agama dibagi ke dalam dua kelompok utama, yakni; agama Samawi dan agama Wadhiyah. Agama samawi adalah agama monotheisme yang datang langsung dari Tuhan dengan sebuah konsep utama yang mejadi acuan dalam menjalankan kehidupan, baik ritual peribadatan maupun prilaku sosial, ekonomi maupun politik. Agama yang termasuk dalam kategori ini adalah Yahudi, Nasrani dan Islam.  Sementara agama Wadhiyah adalah agama yang merupakan hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang, yang meliputi ritual dan prinsip-prinsip dasar kehidupan dan tujuan hidup, seperti Hindu dan Budha.

Terlepas dari perdebatan perihal validitas kategorisasi di atas, hampir seluruh agama yang ada menjadikan moral dan kemanuusiaan sebagai platform utama dalam mengimplementasikan esensi agama. Ajaran dan nilai-nilai yang dikandung dalam setiap agama ini menempatkan kemanusiaan sebagai unsur utama dalam beragama, baik itu prilaku setiap hari, hubungan antara sesama, serta tujuan hidup di alam ini; semuanya merupakan unsur penting dalam agama.

Tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan, karena kekerasan tidak butuh agama. Islam misalnya, diklaim oleh banyak pihak lain sebagai agama yang mengakomodir kekerasan atau pembunuhan melalui hukum qishas (pembalasan), sehingga Islam terkesan melakukan kejahatan untuk melawan kejahatan yang lain. Terlebih berbagai aksi radikalisme dan terorisme belakangan ini sering membawa-bawa nama Islam, sehingga anggapan bahwa kekerasan memiliki agama semakin menguat.

Padahal, jika agama dijadikan alat untuk melakukan kekerasan atau tindakan brutal yang tidak manusiawi, maka sesungguhnya para pelaku kekerasan itu telah keluar dari esensi utama agama itu sendiri.

Kekerasan bukan saja akan menghancurkan sendi-sendi utama agama, tetapi juga akan memupus semangat orang untuk beragama. Karenanya kita semua diperintahkan untuk beragama dengan cara-cara yang baik. Dalam Islam, perintah itu terangkum tersurat seperti berikut:

فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليط القلب لانفضوا من حولك

Artinya

Dengan Rahmat Allah-lah Engkau telah menemukan (mendapatkan) mereka, dan seandainya Engkau Ya Muhammad berhati keras kepada mereka, maka mereka akan meninggalkanmu.

Hal ini tentu menegaskan bahwa Islam menolak segala bentuk kekerasan, karena inti dari ajaran agama ini adalah perbaikan moral, bukan anjuran untuk berlaku brutal.

 

This post was last modified on 11 Mei 2016 10:49 AM

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Masjid Rasa Kelenteng; Akulturasi Arsitektural Islam dan Tionghoa

Menarik untuk mengamati fenomena keberadaan masjid yang desain arsitekturnya mirip atau malah sama dengan kelenteng.…

2 bulan ago

Jatuh Bangun Konghucu Meraih Pengakuan

Hari Raya Imlek menjadi momentum untuk mendefinisikan kembali relasi harmonis antara umat Muslim dengan masyarakat…

2 bulan ago

Peran yang Tersisihkan : Kontribusi dan Peminggiran Etnis Tionghoa dalam Sejarah

Siapapun sepakat bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia tidak didominasi oleh satu kelompok berdasarkan…

2 bulan ago

Yang Diskriminatif adalah yang Jahiliyah

Islam melarang sikap diskriminasi, hal ini tercermin dalam firman Allah pada ayat ke-13 surat al-Hujurat:…

2 bulan ago

Memahami Makna QS. Al-Hujurat [49] 13, Menghilangkan Pola Pikir Sektarian dalam Kehidupan Berbangsa

Keberagaman merupakan salah satu realitas paling mendasar dalam kehidupan manusia. Allah SWT dengan tegas menyatakan…

2 bulan ago

Ketahanan Pangan dan Ketahanan Ideologi : Pilar Mereduksi Ekstremisme Kekerasan

Dalam visi Presiden Prabowo, ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama untuk mewujudkan kemandirian bangsa.…

2 bulan ago