Narasi kebencian di berbagai jejaring sosial media saat ini semakin meresahkan masyarakat secara umum. Hal ini jika dibiarkan berjalan mulus, niscaya akan berdampak pada lemahnya nilai-nilai sosial kemanusiaan yang berujung pada kehancuran.
Begitu terasa sulit bagi kita untuk melapangkan dada, dan membuka jiwa kita selebar-lebarnya untuk merangkul sebuah perbedaan dengan saling menghargai satu sama lain. Begitu berat menggantikan ujaran kebencian dengan pesan-pesan cinta dan kasih sayang. Begitu sulitnya menggantikan kekerasan dengan perdamaian.
Arogansi yang berlebihan, merupakan faktor utama yang menghambat kita hidup damai, aman dan nyaman satu sama lain. Saling menuding, mencaci, dan bahkan saling memprovokasi hingga amarah semakin memuncak. Akankah kita terus menerus membalas kebencian dengan kebencian? Membalas kekerasan dengan kekerasan? Membalas cacian dengan cacian? Tuhan menciptakan kita untuk bersatu bukan terpecah belah.
Sadarkan diri kita bahwa api akan padam jika kita menyiraminya dengan air. Oleh sebab itu, mari kita berjuang bersama untuk menjadikan sosial media kita sebagai jalan untuk menebar pesan cinta dan damai satu sama lain. Saatnya kita membanjiri sosial media kita dengan pesan-pesan positif. Mari kita buang jauh-jauh arogansi dalam diri kita dengan meringankan hati untuk menyambung kembali kebersamaan kita yang sudah rapuh.
Saatnya kita bersatu. Buanglah jauh-jauh kebencian dan iri hati yang berlebihan. Bukalah hati nurani kita yang sudah lama tertutupi dengan berbagai macam kejahatan. Mari kita tabur benih-benih cinta yang ada dalam diri kita demi cita-cita bangsa yang terus menerus terhalangi dengan tindakan kita yang negatif.
Baca juga : Memoles Wajah Media Sosial dengan Cinta dan Kedamaian
Kebersamaan kita saat ini sedang berada di persimpangan jalan. Satu jalan sedang mengarahkan kita kepada disharmony dan konflik berdarah akibat kelalaian kita dan sempitnya jiwa yang terselubung dalam kebencian satu sama lain. Sementara jalan lainnya akan mempertemukan kita kepada perdamaian dan kemajuan bangsa ini. Dengan syarat, sosial kita dibangun kembali dan solidaritas antar sesama semakin diperkuat agar masa depan bangsa semakin cerah dan lebih terarah.
Konflik berdarah yang sudah lama kita jalani, saatnya kita membuka kembali hati nurani kita untuk menjadikan ini sebagai tindakan yang terakhir kalinya kita jalani. Karena menyelesaikan permasalahan tidak selamanya harus dengan kekerasan. Ada jalan lain yang lebih indah dan lebih mulia dari pada kita menggunakan jalan kekerasan.
Keindahan seharusnya kita perjuangkan bersama agar kehidupan sosial kita semakin harmonis. Buatlah diri kita selalu merasa bahwa kebersamaan itu sangat penting demi bangsa kita saat ini. Keharmonisan jika terjalin, niscaya kesalahpahaman dan perbedaan cara pandang kita bisa selesaikan secara baik-baik tanpa menggunakan dengan jalan kekerasan lagi.
Jalan tidak selamanya lurus, artinya banyak liku-liku kehidupan yang harus kita hadapi dengan sabar dan bijak. Banyak masyarakat yang terjebak kepada pelarian. Mereka seperti tidak mempunyai jalan untuk melangkah kecuali kekerasan dan kebencian sebagai solusi yang sangat mudah baginya untuk dilakukan. Hal ini sangat penting untuk kita pahami bawa setiap masalah yang ada dalam diri kita itu sejatinya sangat bisa dipecahkan dengan cara yang baik.
Mulai lah dari sekarang mengubah pola pikir kita. Bukalah mata hati kita dengan membiasakan diri kita selalu menebar kasih sayang satu sama lainnya. Jalan kekerasan, kebencian, dan provokasi bukanlah akhir dari cara untuk menyelesaikan masalah. Justru akan menghasilkan masalah baru bagi kita. Karena cinta masih di atas segala-galanya. Jadi saatnya kita menyelesaikan setiap persoalan dengan rasa cinta.
Indonesia bisa menjadi negara merdeka sampai saat ini, tidak lain selain ada rasa cinta dalam diri setiap para pejuang. Maka, kita sebagai penerus dalam memperjuangkan bangsa ini agar menjadi negara yang lebih baik ke depan. Saatnya kita membuang jauh-jauh egoisme dalam diri kita. Tebarkan pesan cinta dan perdamaian demi masa depan bangsa yang lebih baik.
This post was last modified on 17 Januari 2019 1:33 PM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…
View Comments