Keagamaan

Larangan Memecah Belah dalam Islam, Ini Ayatnya!

Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial kepada umatnya. Salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam Islam adalah persatuan dan kesatuan umat. Dalam konteks ini, larangan memecah belah menjadi salah satu prinsip penting dalam agama Islam. Larangan ini tidak hanya berlaku dalam hubungan antarindividu, tetapi juga dalam konteks sosial yang lebih luas.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa Islam adalah agama yang menganut prinsip tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu. Oleh karena itu, pemecahan belah dalam konteks ini merujuk pada tindakan yang mengganggu keyakinan ini atau mengancam persatuan umat Muslim. Hal ini dapat berupa upaya untuk memecah-belah umat dalam hal keyakinan agama atau bahkan dalam aspek-aspek sosial dan politik.

Salah satu contoh nyata dari larangan memecah belah dalam Islam adalah konflik antar kelompok Muslim yang sering terjadi di berbagai negara. Konflik tersebut sering kali disebabkan oleh perbedaan pendapat atau keyakinan agama, dan seringkali melibatkan kekerasan dan konflik bersenjata. Islam dengan tegas menolak tindakan semacam ini, karena tindakan tersebut tidak hanya merugikan umat Muslim secara keseluruhan tetapi juga melanggar prinsip-prinsip kedamaian dan persatuan yang diajarkan dalam agama ini.

Selain itu, larangan memecah belah juga mencakup larangan terhadap fitnah. Fitnah merujuk pada tindakan menyebarkan informasi palsu atau tidak benar yang dapat merusak reputasi seseorang atau kelompok. Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran dan keadilan dalam semua aspek kehidupan, dan fitnah merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai ini. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang lebih buruk dari berbicara tentang sesuatu yang tidak benar untuk menyebabkan permusuhan di antara orang-orang atau menciptakan fitnah di antara mereka.”

Dalam Al-Quran, Allah SWT juga menjelaskan bahwa pemecahan belah adalah perbuatan yang sangat tidak diinginkan. Surat Al-An’am (6:159) menyatakan, “Orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka menjadi kelompok-kelompok, kamu bukan bagian dari mereka dalam apapun. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah urusan Allah, kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” Ayat ini menekankan bahwa pemecahan belah dalam agama adalah perbuatan yang sangat serius dan menjauhkan individu atau kelompok dari pandangan Allah.

Selain aspek-aspek agama, larangan memecah belah dalam Islam juga berlaku dalam konteks sosial dan politik. Islam mengajarkan pentingnya persatuan umat dan menghindari perpecahan di antara mereka. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya, umatku tidak akan sepakat dalam kesesatan.” Ini berarti bahwa umat Muslim harus berusaha untuk tetap bersatu dan menghindari perpecahan dalam keyakinan atau praktek agama. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh perbedaan, pesan ini tetap relevan.

Selain itu, larangan memecah belah juga berlaku dalam hubungan sosial dan antarindividu. Islam mendorong umatnya untuk menjaga persatuan dalam keluarga, masyarakat, dan komunitas mereka. Salah satu prinsip penting dalam hal ini adalah keadilan. Islam menekankan pentingnya berlaku adil terhadap semua orang, tanpa memandang suku, ras, atau agama mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang benar-benar menjadi saksi karena Allah, bahkan jika itu melibatkan diri kalian sendiri, orang tua kalian, atau kerabat kalian.”

Dalam konteks keluarga, Islam juga menganjurkan perdamaian dan kesatuan. Perceraian dianggap sebagai tindakan terakhir yang seharusnya diambil setelah semua upaya rekonsiliasi telah dilakukan. Islam mengajarkan bahwa keluarga adalah pondasi masyarakat yang kuat, dan perpecahan dalam keluarga dapat memiliki dampak yang merusak pada masyarakat secara keseluruhan.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial dan teknologi, larangan memecah belah dalam Islam juga relevan dalam konteks komunikasi. Islam mengajarkan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan menghindari perkataan yang dapat menimbulkan konflik atau perpecahan. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.”

Larangan memecah belah dalam Islam mencerminkan prinsip persatuan, kedamaian, dan keadilan yang menjadi nilai-nilai inti dalam agama ini. Larangan ini tidak hanya berlaku dalam konteks agama, tetapi juga dalam aspek-aspek sosial, politik, dan individu. Pentingnya menjaga persatuan umat dan menghindari perpecahan tidak dapat diremehkan dalam Islam, dan umat Muslim diberi tugas untuk berusaha keras menjaga nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan menjalani prinsip-prinsip ini, umat Muslim dapat menciptakan masyarakat yang lebih damai, adil, dan bersatu.

This post was last modified on 20 September 2023 11:28 AM

W Arrifki

Recent Posts

Pesantren, Moderasi, dan Sindikat Pembunuhan Jati Diri

Dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga penjaga moralitas dan peradaban. Dari masa perjuangan…

3 hari ago

Dari Khilafah ke Psywar; Pergeseran Propaganda ISIS yang Harus Diwaspadai

Gelombang propaganda kelompok teror ISIS tampaknya belum benar-benar surut. Meski kekuasaan teritorial mereka di Suriah…

3 hari ago

Framing Jahat Media terhdap Pesantren : Upaya Adu Domba dan Melemahkan Karakter Islam Nusantara

Islam di Indonesia, yang sering kali disebut sebagai Islam Nusantara, memiliki ciri khas yang sangat…

3 hari ago

Belajar dari ISIS-chan dan Peluang Kontra Radikalisasi neo-ISIS melalui Meme

Pada Januari 2015, sebuah respons menarik muncul di dunia maya sebagai tanggapan atas penyanderaan dan…

4 hari ago

Esensi Islam Kaffah: Menghadirkan Islam sebagai Rahmat

Istilah Islam kaffah kerap melintas dalam wacana publik, namun sering direduksi menjadi sekadar proyek simbolik:…

4 hari ago

Kejawen, Kasarira, dan Pudarnya Otentisitas Keberagamaan

Menggah dunungipun iman wonten eneng Dunungipun tauhid wonten ening Ma’rifat wonten eling —Serat Pengracutan, Sultan…

4 hari ago