Akar dari radikalisme dan intoleransi sejatinya bukan lahir dari rahim akademik. Tetapi populasi yang mewabah dan menebarkan propaganda-propaganda ajarannya masuk melalui pintu akademik. Karena di dalamnya ada generasi emas bangsa. Yaitu para mahasiswa baru yang kadang masih egois, benarnya sendiri, tidak terbuka dalam berpikir, tidak mau argumentasinya dikalahkan, serta kualitas pengetahuannya yang terbatas.
Dalam kondisi mahasiswa yang semacam inilah dunia akademik semakin terancam. Di tengah populasi virus radikalisme yang menyebar, melebar dan mengakar ke dalam sudut dan celah-celah mentalitas mahasiswa yang semacam itu.
Aktivitas kuliah online memang menjadi satu alternatif bagi mahasiswa selama covid-19 masih mewabah. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan virus radikalisme secara online juga terus mewabah. Dan menjadi alternatif di dalam menginfeksi para mahasiswa baru atau bahkan mahasiswa lama yang memang secara potensi sangat mudah terkontaminasi.
Maka, jalan preventif pun juga harus dilakukan untuk melindungi civitas akademika dari populasi virus radikalisme yang kian meningkat. Utamanya para mahasiswa baru untuk benar-benar dibimbing, dilindungi, dilatih untuk memiliki mental dan daya kritis. Serta edukasi wawasan kebangsaan. Agar mudah menolak ajakan atau pun propaganda virus-virus radikalisme.
Sertakan setiap materi yang diajarkan untuk merealisasikan kepada nilai-nilai kebangsaan dan pencapaian puncak akan kesadaran nasionalisme. Membimbing mahasiswa baru dengan ketat dan sertakan catatan perkembangan secara potensi akademik, spiritualitas dan relasi sosialnya selama kuliah online berlangsung.
Karena memang kuliah online ini sangatlah rumit di dalam memantau perkembangan mahasiswa. Karena serba berbasis online. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus menemukan solusi yang paling preventif di dalam menjaga dan melindungi dunia kampus utamanya mahasiswa baru yang rawan dijadikan target propaganda dan penyebaran virus.
Yaitu dengan benar-benar memaksimalkan pendidikan yang mengintegrasikan-menginterkoneksi berbagai dimensi ilmu pengetahuan atau sesuai dengan jurusan yang dimiliki. Dengan tetap membangun dimensi keilmuan yang ada untuk bisa berada dalam ranah kunci yaitu wawasan kebangsaan dan kesadaran akan nasionalisme.
Letak fungsional secara ilmiah yang ada dengan menggabungkan peranan secara fungsi bagi kemaslahatan sosial dan bangsanya. Tentu ini pada ranah kampus-kampus yang konsentrasinya terhadap dunia ilmu-ilmu umum. Seperti kedokteran, IPA dan ilmu umum lainnya. Untuk tidak melepaskan mahasiswanya agar berada dalam satu naungan pemikiran yang berwawasan kebangsaan dan tetap berpegang teguh kepada kesatuan dan kebersamaan bangsa.
Di sisi lain, maraknya penyebaran virus radikalisme di kampus-kampus keislaman. Di sini tidak bisa kita hindari akan adanya. Banyak mahasiswa baru yang sebulan dua bulan tiba-tiba berubah secara orientasi pemikiran, tindakan dan bahkan perilaku yang lebih radikal. Karena halnya telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang besar kemungkinan dimotori oleh propaganda virus radikalisme tersebut. Sehingga hal ini juga sangat menjadi tantangan besar bagi dunia kampus Islam yang sangat rawan menjadi jejak dan lumbung radikalisme untuk mewabah. Karena virus ini memang berwajah Islam tetapi secara potensi tidak mengemban nilai-nilai kemanusiaan.
Maka, jelas memang untuk tidak menganggap remeh atau seolah biasa saja. Terhadap bahayanya virus radikalisme di dunia kampus. Karena ini akan merusak gradasi lembaga pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini masih mampu membangun paradigma tentang ilmu pengetahuan, keindonesiaan dan peradaban. Sehingga perlunya untuk melindungi civitas akademika dari rongrongan virus radikalisme semasa kuliah online. Dengan selalu membimbing, menjaga dan memberikan arahan secara daring kepada mahasiswa baru agar tidak mudah menerima, mengikuti, bergabung atau berpartisipasi ke dalam golongan yang anti terhadap nasionalisme, kesatuan bangsa, Pancasila dan kebersamaan. Yaitu menolak keras virus radikalisme dan intoleransi.
This post was last modified on 23 September 2020 5:46 PM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…