Keagamaan

Memetik Tujuan Puasa

Tujuan utama diwajibkannya puasa kepada umat Islam adalah agar mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa. Artinya bahwa setiap muslim, sejatinya setelah menyelesaikan ibadah puasa selama kurang lebih satu bulan penuh, menjadi umat Islam yang lebih baik dari sebelumnya, atau menjadi orang-orang yang bertaqwa sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt dalam alquran;

ياأيها الذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب علي الذين من قبلكم لعلكم تتقون

Artinya; Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana telah mewajibkan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa

Allah Swt menjadikan taqwa sebagai salah satu tujuan utama pelaksanaan ibadah puasa, ini karena dengan ketaqwaan seseorang akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Seseorang yang bertaqwa dengan sebaik-baiknya, maka ketaqwaannya itu bukan saja akan dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya.

Agar umat Islam dapat mencapai tujuan pelaksanaan ibadah puasa, Allah memberikan sejumlah keistimewaan bulan ini dibanding dengan bulan-bulan lainnya, antara lain pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, yang disebut pula Rahmat. Pada sepuluh hari kedua disebut Magfirah dan pada sepuluh hari ketiga disebut itqon Minannar atau pembebasan dari api neraka.

Selain itu, Allah juga melipatgandakan seluruh amal ibadah umatnya pada bulan ini hingga 70 kali lipat. Bahkan masa tidur seseorang yang berpuasa juga dikategorikan sebagai bagian dari ibadah. Ibadah puasa ini pun semakin tinggi posisisnya karena Allah sendiri yang akan langsung membalasnya, sebagaimana Hadis nabi berikut

الصوم لي وأنا أجزي بي

Artinya: Puasa itu adalah untukku (Allah) dan akulah yang akan membalasnya secara langsung.

Puasa menjamin seseorang untuk menjadi orang yang bertaqwa, karena dalam pelaksanaan ibadah puasa sangat berbeda dengan yang lainnya. Jika ibadah-ibadah lainnya sangat memungkinkan seseorang untuk berlaku riya atau tanpa ikhlas, seperti halnya sholat, zakat, haji dan lain-lain sebagainya, tetapi puasa tidak mungkin demikian, karena seseorang yang tidak berpuasa tidak akan dapat diketahui oleh orang lain kecuali hanya Allah Swt.

Oleh karena itu para ulama-ulama kita senantiasa mengajak untuk memanfaatkan bulan puasa ini dengan sebaiknya-baiknya, yakni dengan mengisi seluruh kegiatan-kegiatan kita setiap saat penuh dengan nilai-nilai ibadah, sehingga tujuan diwajibkannya kepada kita untuk berpuasa dapat kita raih dengan ridha Allah Swt, yaitu menjadi orang yang betaqwa.

Namun sebaliknya, jika seluruh keistimewaan dan keberkahan yang telah diberikan oleh Allah Swt pada bulan Ramadhan ini tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka sesungguhnya kita termasuk orang yang sangat merugi. Kita misalnya, sengaja mengajak sesama kita umat Islam bermusuhan, membenci sesama, memfitnah atau menabur kebencian kepada seseorang, maka nilai-nilai ibadah puasa tidak akan ditemukan. Dan akhirnya puasa kita tidak akan ada manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam hadis yang artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa akan tetapi  tidak ada yang mereka dapatkan dari puasa itu kecuali hanya lapar dan dahaga.”

Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah Swt dan kita menjadi orang-orang yang bertaqwa setiap saat.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Emansipasi Damai dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an sejatinya tidak pernah pincang di dalam memosisikan status laki-laki dan perempuan. Di dalam banyak…

2 hari ago

Langkah-langkah Menjadi Kartini Kekinian

Dalam era modern yang dipenuhi dengan dinamika dan tantangan baru sebelum era-era sebelumnya, menjadi sosok…

2 hari ago

Aisyiyah dan Muslimat NU: Wadah bagi Para Kartini Memperjuangkan Perdamaian

Aisyiyah dan Muslimat NU merupakan dua organisasi perempuan yang memiliki peran penting dalam memajukan masyarakat…

2 hari ago

Aisyah dan Kartini : Membumikan Inspirasi dalam Praktek Masa Kini

Dua nama yang mengilhami jutaan orang dengan semangat perjuangan, pengetahuan dan keberaniannya: Katakanlah Aisyah dan…

3 hari ago

Kisah Audery Yu Jia Hui: Sang Kartini “Modern” Pejuang Perdamaian

Setiap masa, akan ada “Kartini” berikutnya dengan konteks perjuangan yang berbeda. Sebagimana di masa lalu,…

3 hari ago

Bu Nyai; Katalisator Pendidikan Islam Washatiyah bagi Santriwati

Dalam struktur lembaga pesantren, posisi bu nyai terbilang unik. Ia adalah sosok multiperan yang tidak…

3 hari ago