Narasi

Mendidik Anak yang Berakhlak, dengan Meneladani Karakter Nabi Muhammad SAW

Sebaik-baiknya manusia pada hakikatnya adalah mereka yang berakhlak baik. Karena merekalah yang tahu bagaimana cara menghargai dan menghormati orang lain. Karena orang yang berakhlak baik adalah mereka yang memiliki hati yang lembut dan bersih. Jika setiap manusia mempunyai hati yang lembut dan suci, niscaya setiap aktivitas dalam hidupnya penuh dengan kebaikan dan manfaat bagi orang lain.

Mendidik anak pada dasarnya adalah sebuah cara bagaimana kita menata kepribadiannya agar tidak salah dalam bertindak. Karena pendidikan dibuat untuk menciptakan manusia yang berpengetahuan. Agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk ditinggalkan.

Nabi adalah panutan umat manusia secara umum. bukan hanya kaum muslimin yang terpesona dengan karakter beliau yang luar bisa. Karena beliau adalah pejuang kemanusiaan yang mengedepankan kebahagiaan, keadilan dan kesejahteraan umat manusia.

Beliau mengajarkan kepada kita semua bagaimana mempunyai akhlak yang baik. Karena hal itu merupakan bekal utama dalam menjalani kehidupan ini. Beliau mengajarkan kepribadian yang beradab; tunduk, tidak sombong, dan bahkan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk saling menghormati satu sama lainnya.

Akhlak yang baik merupakan buah dalam agama Islam yang sangat berharga. Karena akhlak yang baik merupakan makanan rohani yang bisa dinikmati oleh siapa pun. Jika kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik, maka sejatinya kita telah menikmati lezatnya buah tersebut.

Baca juga : Pendidikan Inklusif sebagai Membangun Karakter

Di Indonesia pada hakikatnya sebuah negara yang terkumpul dari berbagai macam masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda. Baik dari keyakinan, budaya, bahasa, dan bahkan ras. Hal ini merupakan bukti nyata bagaimana kita harus menyikapi dengan baik dengan selalu menjaga keragaman tersebut agar tidak terpecah belah.

Dalam Islam, Akhlak merupakan metode bagaimana kita belajar menghargai. Bagaimana kita harus sopan terhadap yang lebih tua, dan menghormati kepada yang lebih muda. Akhlak dalam Islam juga mengajarkan bagaimana kita harus menundukkan kepala kita dari sifat arogan dan egoisme yang berlebihan.

Karena dengan akhlak kita bisa terkontrol dalam apa pun di dunia ini. Misalnya dalam berdialog maupun bersikap terhadap orang. Kita diberikan bimbingan bagaimana berdialog dengan baik tanpa menjatuhkan orang lain hanya karena arogansi kita yang berlebihan. Bahkan dalam akhlak kita dituntut untuk saling menghargai, apa pun keyakinannya.

Karena prinsip utama yang ada dalam diri Nabi Muhammad adalah bagaimana kita dalam berakhlak yang baik bisa memiliki kesadaran penuh akan pentingnya kebersamaan dan menghargai satu sama lain. Karena kita semua adalah manusia yang diciptakan oleh Allah SWT untuk saling tolong menolong satu sama lainnya. Maka sangat jelas bahwa akhlak masih di atas segala-galanya.

Kepribadian Nabi Muhammad SAW sangatlah pantas untuk kita jadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Karena beliau adalah pelaku sejarah dan panutan umat. Perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad SAW adalah jalan umat manusia agar menjadi hamba yang dicintai dan hamba yang saling menghargai sesama. Beliau adalah panutan kita dalam memiliki karakter yang baik.

Maka dari itu, jika kita menginginkan masa depan bangsa yang lebih baik niscaya kita harus mendidiknya dengan akhlak yang baik. Seperti yang telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau mengajarkan kepada kita semua bagaimana kita harus belajar menghargai orang lain, saling tolong menolong, adil, dan menciptakan perdamaian. Beliau mendidik umat manusia dengan mencontohkan dirinya sendiri bukan hanya sebatas teori dan perkataan semata.

Sitti Faizah

View Comments

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

12 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

12 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

12 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

12 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago