Narasi

Mengaplikasikan Kebijakan yang Merakyat Melalui Pemimpin Baru

Sudah ditentukan dan sudah dipatenkan siapa yang akan menjadi Gubernur di seluruh wilayah provinsi di Indonesia. Sekarang tinggal pemimpi atau mereka yang terpilih mengaplikasikan visi dan misi yang sudah dijanjikan. Sebuah janji yang harus bisa menyejahterakan rakyat dan memberikan asupan untuk menuju Indonesia yang lebih baik lagi.

 Berangkat dari sinilah seharusnya, kita menyatukan tangan memberikan dukungan kepada yang terpilih. Memberikan support agar pemimpin yang baru bisa memberikan sebuah kiprah kepemimpinan yang baik, tanpa ada kejanggalan yang bisa melukai masyarakat yang sudah mempercayainya. Dirinya yang terpilih, harus bisa membuktikan, bahwa dirinya bisa mengemban amanat yang sudah dipercayakan di pundaknya, untuk memimpin setiap provinsi yang ditempatinya.

Diharapkan pula pemimpin yang baru ataupun yang mengulang kejayaan sebelumnya bisa memberantas konflik-konflik atau kejanggalan yang belum terselesaikan sebelumnya. Dengan kata lain, pemimpin bisa memberikan solusi untuk menyelesaikan setiap problem yang ada di Indonesia.  Hingga bisa menjadi masyarakat merasakan ketenangan, kerukunan, perdamaian, sampai dengan kesejahteraan sesuai dengan yang dijanjikan sebelum dirinya terpilih.

Di lain sisi mereka yang terpilih ataupun yang tidak terpilih harus memberikan sumbangsih ataupun semangat untuk saling mendukung. Dengan tujuan, agar peta perpolitikan tidak terpeta-petakan dan bermusuhan. Karena sejatinya tujuan utama untuk menjadi pemimpin adalah membangun peradaban yang baik dan meninggalkan peradaban yang buruk.

Dengan adanya sikap empati tersebut. Maka, akan terjalin kerukunan yang membangun dan memberikan semangat. Sehingga, mereka yang terpilih bisa dengan menjalankan amanat masyarakat, dan yang kalah bisa dengan lapang hati dan mempunyai semangat kembali untuk menyuarakan kebaikan melalui hal-hal sederhana lainya.

Budaya-budaya saling menerima inilah yang seharusnya dijaga dan disebarkan untuk setiap orang. Dengan tujuan, agar tidak ada sikap saling membenci. Ketika mereka sudah bisa memahami pentingnya mengasihi dan berempati, pasti akan selalu tersirat sifat yang rendah hati, dan pastinya bisa menerima setiap kekalahan serta meninggalkan rasa benci terhadap sesama.

Sejalan dengan itu, sikap yang demikian juga akan mengantarkan pada arus politik yang menyenangkan dan baik. baik mereka yang menang ataupun kalah sudah saling menerima dan memberikan semangat untuk senantiasa maju dan memajukan bangsa. Hingga negeri ini aman dari kekerasan, radikalisme dan terorisme yang memang beberapa bulan terakhir menjadi perbincangan yang sangat serius.

Untuk itu, sangat dianjurkan setiap masyarakat agar saling menerima dan mendukung kepada yang terpilih. Agar tidak ada kejanggalan-kejanggalan ataupun permusuhan dalam panggung politik. Jadilah manusia yang bijaksana dan berani menerima kekalahan. Karena itu lebih baik, dari pada harus mencari-cari kesalahan orang lain. Dan jadilah pemimpin yang jujur dan merakyat. Karena dengan itulah, kita bisa dikenang oleh masyarakat dengan kebaikan kita.

Mewujudkan Kerukunan melalui Politik Damai

Berkaca pada sejarah, politik memang memiliki arus yang sangat berpengaruh dalam proses membangun Indonesia menjadi jaya. Itulah mengapa politik sampai saat ini, tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan setiap orang. Karena berangkat dari politik inilah, Indonesia akan terjaga dengan baik dan aman.

Namun, meskipun politik sangat berpengaruh dalam maju dan tidaknya negara Indonesia. Seseorang juga harus bisa berpikir dengan seksama, bahwa setiap perjalanan politik selalu ditopang adanya orang yang ada di belakangnya. Dan, tatanan inilah yang harus dibenahi dengan baik dan benar. Sebab, hanya dengan pemimpin yang jujurlah setiap orang bisa merasakan kesejahteraan yang sebenarnya.

Untuk itu, marilah kita mewujudkan kerukunan melalui politik yang damai. Jangan ada diskriminasi, saling membeda-bedakan ataupun menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya. Bersaing secara sehat akan membuat kita mengerti bagaimana menghargai orang lain dan bagaimana menyayangi orang-orang yang ada di sekitar kita. Mari kita berpegang tangan, untuk saling membahu dalam mewujudkan politik yang damai dan menciptakan kejayaan masyarakat Indonesia.

Jadilah pemimpin yang jujur. Karena masyarakat selalu merindukan orang-orang semacam itu. Terkhusus masyarakat desa yang sejatinya belum memahami arus politik yang sebenarnya. Dan ingat, bahwa berdirinya dirimu di atas kursi pemimpin juga dikarenakan oleh masyarakat, dan kembalikanlah untuk menyejahterakan rakyat. Pemimpin harus amanat, jujur, dan tepat janji.

Suroso

Recent Posts

Dari Papan Kapur sampai Layar Sentuh: Mengurai Materialitas Intoleransi

Perubahan faktor-faktor material dalam dunia pendidikan merefleksikan pergeseran ruang-ruang temu dan arena toleransi masyarakat. Jarang…

4 jam ago

Pengajaran Agama yang Inklusif sebagai Konstruksi Sekolah Damai

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Duta Damai BNPT telah berinisiasi untuk membangun Sekolah…

5 jam ago

Hari Pendidikan Nasional dan Upaya Membangun Sekolah yang Damai dari Intoleransi, Bullying dan Kekerasan

Hari Pendidikan Nasional yang akan diperingati pada tanggal 2 Mei 2024 menjadi momentum penting untuk…

5 jam ago

Role Model Pendidikan Karakter Anti-Kekerasan Ala Pesantren

Al-Qur’an merupakan firman Allah azza wa jalla yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya, yang…

5 jam ago

Merdeka Belajar; Merdeka dari Tiga Dosa Besar Pendidikan

Sekolah idealnya menjadi rumah kedua bagi anak-anak. Namun, ironisnya belum semua sekolah memberikan rasa aman…

1 hari ago

Fitrah Indonesia dan Urgensi Sekolah Ramah Perbedaan

Di tengah dinamika keragaman Indonesia, konsep sekolah ramah perbedaan menjadi semakin penting untuk dikedepankan guna…

1 hari ago