Narasi

Menguatkan Gerakan Mahasiswa Untuk Indonesia Damai

“Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan”. (Moh. Hatta, 1902-1980).

Ungkapan Bung Hatta tersebut menggambarkan tentang pergerakan. Bagiamana pergerakan juga merupakan sesuatu yang penting untuk mendampingi pemerintah dan memantau pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Pergerakan rakyat dan pergerakan pelajar dalam sejarah telah mampu membantu tercapainya kemrdekaan Indonesia.

Bulan Agustus merupakan Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia, beberapa hari lagi bangsa Indonesia akan merayakan kemerdekaannya yang ke-72. Tema yang diusung dalam Hari Ulang Tahun Republik Indonesia kali ini adalah bekerja bersama. Hal ini menjadi esensi yang jelas dan ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk selalu bersatu padu mengedepankan asas kebersamaan dalam membangun Indonesia yang damai.

Melalui tema tersebut seluruh elemen masyarakat diingatkan dengan semboyan tersebut untuk kembali bersama-sama bersatu dalam perbedaan dan melanjutkan perjuangan menjadi bangsa yang mandiri, bangsa yang makmur dan bangsa yang damai sejahtera.

Tak terkecuali para mahasiswa. Mahasiswa merupakan bagian dari rakyat Indonesia, penerus pemimpin masa depan bangsa. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan keberlangsungan bangsa sesuai dengan bidangnya masing-masing. Melalui pergerakan mahasiswa sudah saatnya mereka bersatu padu bekerja bersama antar elemen mahasiswa melalui pergerakan-pergerakan yang berada dalam lingkup kampus dan kemudian diwujudkan dalam tindakan yang nyata untuk Indonesia.

Mahasiswa sebagai orang yang terdidik harus bisa menjadi pionir persatuan dan perdamaian Indonesia. Disaat negara yang dilanda krisis intoleransi dan radikalisme mahasiswa dapat menjadi contoh nyata untuk memerangi radikalisme dan mengatasi intoleransi yang semakin marak terjadi hampir di semua lapisan masyarakat.

 

Indonesia Masa Depan

Sejarah nyata terbentuknya wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur organisasi yang modern yaitu Budi Utomo. Didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908 oleh para pemuda pelajar dan mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA. Terbentuknya Budi Utomo ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual dari para mahasiswa.

Budi utomo dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam permulaan pembentukannya Budi Utomo sebagai tempat keinginan-keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, dan mempunyai kedudukan monopoli yang strategis. Tercatat pada tahun 1909 telah memiliki 40 cabang dengan anggota mencapai 10.000.

Terbentuknya Budi Utomo menjadi pionir bangkitnya pergerakan-pergerakan baru khususnya dari para mahasiswa. Mohammad Hatta, saat itu menjadi mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda ikut andil dengan mendirikan Indistche Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging pada tahun 1922. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan organisasi ini kembali berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925.

Selain Budi Utomo dan Perhimpunan Indonesia ini organisasi pergerakan juga mulai banyak bermunculan diantaranya Sarekat Islam, Muhammadiyyah, dan Indische Partij yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya organisasi Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Pergerakan mahasiwa dari aspek sejarah memiliki catatan sangat berkontribusi besar dalam meperjuangkan kemerdekaan Indonesia. melalui organisasi-organisasi yang dibentuk oleh para pelajar dan mahasiswa memberikan semangat baru untuk dapat mengusir penjajah dan berorientasi untuk bisa menjadi lebih baik serta dapat memerdekakan indonesia pada saat itu. Sebentar lagi genap 72 tahun Indonesia merdeka. Sudah satnya pergerakan mahasiswa kembali ke khittahnya sebagai salah satu pionir dalam memperjungkan bangsa Indonesia.

Pergerakan mahasiswa di era sekarang dapat dimulai dari kampus-kampus dimana mereka belajar. Membangun jaringan-jaringan antar mahasiswa untuk kemudian bersatu padu membangun Indonesia masa depan. Memeragi kelompok-kelompok radikal dan kelompok intoleran yang ingin memecah belah bangsa. Agar Indonesia masa depan menjadi negara yang aman damai dan sejahtera.

Untuk mewujudkan hal tersebut mahasiswa dan para pemuda lainnya harus mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati dan ditunjukkan dengan aksi nyata. Seperti ungkapan Ir. Soekarno “Jika mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya”.

Ahmad Lailatus Sibyan

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

17 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

17 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

17 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago