Narasi

Menjadi Khalifah Pencegah Radikalisme dengan Ideologi Pancasila

Sikap dan tindakan menjadi poin penting dalam mendidik seorang anak. Dengan sikap seseorang bisa mendidik anaknya menjadi baik dan buruk.  Pun juga dengan tindakan, tindakan menjadi salah satu hal yang harus diberikan orang tua kepada anaknya, tentunya tindakan yang positif yang diutamakan. Karena tindakan yang diberikan orang tua akan berpengaruh pada tingkah laku dan pribadi seorang anak di kemudian hari. Sebagaimana yang dikatakan pepatah, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Pepatah ini seringkali diartikan, bahwa sikap seorang anak, tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Ketika orang tua mengajarkan tentang keburukan, tidak menutup kemungkinan anaknya pun akan menirunya. Begitu juga sebaliknya, apabila yang ditanamkan perilaku kebaikan. Maka seorang anak juga akan tumbuh menjadi orang baik pula.

Menelaah pemahaman tersebut, pengenalan tentang ideologi Pancasila sejak dini sangat dibutuhkan di sini.  Selain hal ini akan memberikan sebuah asupan pengetahuan tentang Indonesia. Ini adalah bagian dari upaya untuk membangun karakter seorang anak, agar menaati apa yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Titik pentingnya ialah seorang anak memahami, bagaimana menjadi Insan yang bisa menghargai perbedaan di Indonesia.

Sudah seharusnya setiap orang bisa introspeksi diri akan pentingnya nilai perdamaian. Dan sudah semestinya penanaman pemahaman tentang ideologi Pancasila harus disuarakan dari lubuk hati, dengan tujuan tersampaikan dengan baiknya. Seperti mengajari tentang cinta kepada anak-anak, patuh kepada orang yang lebih tua, hingga pentingnya tolong-menolong. Ketika seorang anak yang masih kecil sudah diajarkan pentingnya toleransi dan indahnya perdamaian seperti ini, tidak menutup kemungkinan, benih-benih cinta dan sikap untuk menjaga keutuhan bangsa akan senantiasa ada dalam lubuk hati sejak ia masih kecil.

Hal ini dikuatkan dengan sebuah pemahaman, bahwa seorang anak lebih gampang menangkap atau mempelajari sesuatu yang baru dibandingkan dengan orang yang sudah dewasa. Dari sini, apabila cita rasa perdamaian senantiasa disuarakan kepada anak, seorang anak bisa dipastikan menemukan rasa kebersamaan, kerukunan, hingga sikap saling menjaga akan senantiasa tertanam dalam dirinya. Bisa dibayangkan, negara yang memiliki banyak keragaman ini bisa berdampingan dengan indahnya. Tanpa memandang apa agamamu, sukumu, bahasamu. Dengan ajaran perdamaian tersebut seorang sudah bisa memahami betapa indahnya Indonesia menjadi negara aman dan indah dengan banyak perbedaannya.

Baca juga : Milenial Pancasilais; Kreator (“Khalifah”) Perdamaian Bangsa

Untuk itu, ajarkan perdamaian sejak dini, salah satunya ialah mengenalkan ideologi Pancasila. Dengan tujuan agar seorang anak tumbuh menjadi manusia yang dermawan, baik hati, suka menolong, serta selalu menjaga ikatan kebersamaan. Inilah yang sebenarnya menjadi inti dari pemahaman tentang Pancasila. Di mana penanaman nilai kepada anak usia dini, agar bertujuan untuk mengembangkan cara berpikirnya agar bisa menghargai orang-orang yang ada di sekelilingnya. Meskipun orang-orang tersebut memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang lain.

Dalam hal ini, orang tua memiliki peran sentral untuk mengajarkan anaknya. Sebab, pembelajaran paling utama dalam hidup ialah dari keluarganya terdahulu, baru kemudian masuk ranah sekolah dan kemudian menjadi pribadi yang mandiri. Ketika seorang anak sudah diajarkan yang positif-positif dalam memandang perbedaan, maka ketika menginjak usia sekolah/remaja, ia akan bisa mengedepankan sikap perdamaian untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.

Perdamaian hanya bisa di dapat oleh orang-orang yang memiliki jiwa-jiwa yang tulus. Kerendahan hati untuk senantiasa belajar dan memahami. Hingga mengerti makna toleransi untuk kehidupan dan juga bersosialisasi dengan orang-orang tanpa memandang perbedaan. Cintalah sesama, maka seseorang akan mendapatkan cinta dari yang lain.

Pentingnya Pendidikan Seorang Ibu

Ibu memiliki peranan aktif dalam mendidik anak hingga ia menjadi orang yang dewasa. Sebab, dari kecil kebersamaan seorang anak dengan ibu lebih terlihat erat. Seperti misalnya menyusui, merawat, dan menjaganya.  Memberikan motivasi ketika anaknya sudah menginjak usia dewasa juga menjadi tugas yang tidak bisa di kesampingkan oleh seorang Ibu.

Dari sini, sudah semestinya seorang ibu senantiasa membangun komunikasi dengan baik kepada orang-orang yang ada di sekitar. Sebab, inilah yang kemudian akan di tiru oleh anak-anaknya. Seorang ibu mengajarkan memberi kepada orang lain, interaksi dengan baik, sampai dengan saling membatu. Ketika seorang anak mengerti apa yang dilakukan oleh orang tua, tidak menutup kemungkinan anak tersebut akan menirunya.

Inilah perdamaian yang sejati, dengan hal-hal sederhana seseorang bisa merasakan senyuman yang penuh keindahan. Dan dengan kesederhanaan itulah, kebersamaan akan terjalin dengan baiknya. Sampai seseorang bisa merasakan betapa pentingnya menjaga komunikasi, yang kemudian bisa berujung untuk keutuhan bangsa Indonesia. Yaitu hidup rukun dan mendamaikan.

Ajarilah anak nilai-nilai perdamaian sejak dini, maka esok ia akan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Sebuah kebahagiaan yang tidak pernah memandang apapun, termasuk perbedaan pandangan dan keagamaan. Karena dirinya sudah menemukan cinta sejati di lubuk hatinya. Yaitu cinta dan kasih sayang.

Sudiyantoro

Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang

View Comments

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

11 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

12 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

12 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

12 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago