Editorial

Menjaga Keutuhan dan Kedamaian NKRI adalah Sikap Pahlawan

Kita tidak sedang krisis pahlawan. Indonesia mempunyai banyak pahlawan dari latar belakang etnik, suku, bangsa dan agama yang telah mempunyai kontribusi besar terhadap perjalanan bangsa.

Setidaknya ada 163 tokoh nasional yang telah ditetapkan sebagai Pahlawanan Nasional berkat jasa dan kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Selain yang tersebut, banyak sekali bahkan ribuan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga, harta dan pikirannya untuk kemajuan bangsa.

Saat ini, sesungguhnya, kita sedang krisis kepahlawanan. Krisis kepahlawanan bisa berarti tidak adanya transfer atau regenerasi semangat kepahlawanan terhadap generasi saat ini. Krisis kepahlawanan juga berarti krisis keteladanan generasi saat ini terhadap semangat juang para pahlawan. Pahlawan tidak lagi menjadi idola dan teladan. Dan perjuangannya hanya menjadi buku bacaan formal yang tidak pernah melekat dalam sikap dan tindakan. Kita hanya cukup menjadi bangsa besar dengan menghormati jasa pahlawan, tetapi tidak pernah meneladani sikap kepahlawanannya.

Salah satu semangat penting yang telah keropos dalam diri anak bangsa adalah semangat patriotisme untuk menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa. Keberanian untuk menjaga keutuhan negara kesatuan ini mulai pudar. Dampaknya, banyak sekali tantangan dan ancaman yang secara kasat mata mulai berani menampakkan diri untuk memecah belah persatuan bangsa. Siapa pahlawan masa kini yang bisa merespon tantangan tersebut?

Semangat penting lainnya yang hampir sirna dalam sikap generasi saat ini adalah kerelaan untuk mengorbankan kepentingan pribadi dan golongan demi kepentingan nasional yang bersifat jangka panjang. Saat ini kita seringkali mengusung mati-matian kepentingan pribadi yang bersifat pragmatis dan jangka pendek. Kita mudah terkotakkan dalam bingkai kecil kepentingan kelompok dengan menikam kepentingan saudara sebangsa. Konflik sosial mudah timbul karena perselisihan kecil. Saling menghasut, memfitnah, serta menanamkan kebencian semakin subur karena egoisme kepentingan kelompok. Siapa pahlawan yang bisa membuat bingkai besar perdamaian dalam negara kesatuan saat ini?

Siapa pahlawan masa kini dan mendatang? Itulah pertanyaan penting yang mesti kita jawab bersama. Kita tidak lagi sedang mendiskusikan siapa pahlawan masa lalu yang patut diangkat secara resmi sebagai pahlawan nasional. Perbincangan tentang hal itu bukan tidak penting karena sebagai upaya kita menjadi bangsa besar yang menghormati jasa para pahlawan masa lalu. Namun, hal yang tidak kalah pentingnya saat ini adalah menjadikan diri kita sebagai pahlawan di masa kini dan masa mendatang.

Mungkin saja kita terlalu lama dibentuk kesadaran bahwa pahlawan adalah mereka yang sudah gugur dan memiliki kontribusi besar untuk bangsa. Mereka memang pahlawan, tetapi sikap kepahlawanan mereka seharusnya tidak pernah terkubur dengan jasad mereka. Sikap kepahlawanan itu harus dihidupkan untuk menjadi semangat kita bersama dalam menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa. Semangat kepahlawanan para pahlawan adalah sumber semangat dan inspirasi bagi generasi saat ini untuk menjadi pahlawan-pahlawan baru di masa kini dan mendatang.

Indonesia butuh pahlawan-pahlawan yang hidup. Pahlawan itu lahir dari generasi saat ini yang memiliki keberanian, kerelaan, wawasan kebangsaan, pemikiran dan gagasan untuk mempertahankan dan menjaga keutuhan dan kedamaian negeri ini. Pahlawan tidak hanya identik dengan perjuangan senjata untuk mempertahankan NKRI. Pahlawan baru saat ini adalah mereka yang memiliki konsisten jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi untuk mengisi kemerdekaan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Indonesia tidak sedang dalam ancaman perang senjata, tetapi ancaman ideologi, sosial, budaya dan ekonomi politik yang dapat memecah belah persatuan dan kedamaian bangsa. Karena itulah, perjuangan para pahlawan saat ini adalah mereka yang rela mengorbankan kepentingan diri, kelompok, dan kepentingan sesaat demi mencapai kepentingan nasional yang lebih luas. Perjuangan pahlawan saat ini adalah mereka yang memilih mendermakan jiwa, raga, harta dan pikirannya untuk menghalau ancaman nyata yang dapat memecah belah bangsa dan menganggu perdamaian negara kesatuan.

Ayo Jadi Pahlawan!

Redaksi

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

17 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

17 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

17 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago