Narasi

MEWASPADAI FITNAH HOAX

Perkembangan teknologi informasi menjadikan manusia semakin mudah mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk percepatan memenuhi kebutuhanya. Salah satunya adalah informasi dari berbagai manca negara. Munculnya webweb baru, blog blog baru, akun-akun baru untuk meramaikan informasi di dunia maya menjadikan manusia di era modern ini selalu butuh hal-hal baru dalam mendapatkan informasi. Setiap jam, menit, bahkan detik berbagai informasi menyebar di dunia maya silih berganti. Media massa berlomba-lomba untuk menginformasikan satu kasus dari berbagai sudah pandang (view) berbeda dan tak luput pula dengan judul se-menerik mungkin agar pembaca tertarik untuk membacanya.

Kreatifitas dalam mengelola informasi ini menimbulkan dua sisi yang saling bertentangan. Satu sisi berita yang ditulis dan disebarkan di dunia maya akan dibaca oleh banyak orang dan menambah khazanah pengetahuan tentang kehidupan sekarang terkait dengan kejadian yang sedang berlangsung. Informasi ini dapat memberi wawasan baru bagi pembaca di dunia maya sehingga pembaca mengetahui perkembangan kejadian tanpa harus datang langsung ke tempat kejadian. Di sisi yang lain, kemudahan informasi ini kerap kali disalahgunakan oleh tangan-tangan jahil untuk membuat informasi palsu (Hoax) hanya untuk mengadu domba orang lain bahkan membuat orang lain merasa takut dan terintimidasi. Kemudian pembaca berita hoax mengamini apa yang dibaca dan disebarkan kepada orang lain baik melalui Facebook WhatsApp, tweeter, BBM, dan lain-lain agar orang lain dapat membacanya tanpa menfilter apakah informasi yang didapat itu benar atau salah. Tak plak dengan mudahnya berita hoax menyebar ke seantoro dunia hanya karena kreatifitas pembuat berita palsu (hoax) yang menyisir pembaca latah tanpa mengecek kebenaran berita untuk menyebarkannya kembali. Jika berita yang disebarkan berisi tentang kebaikan, kedamaian, dan ketentraman, maka akan mempengaruhi orang lain (pembaca) untuk berbuat baik. Begitu juga sebaliknya jika berita yang disebarkan berisi ujaran kebencian, maka pembaca akan terpengaruh terhadap apa yang dibacanya yaitu akan membenci orang lain pula.

Dengan mudah pula dijumpai di Face Book, Tweeter, line dan lain-lain  judul-judul tulisan atau informasi yang sangat menarik untuk mengelabuhi orang lain agar dapat membaca dan menyebarkan kepada orang lain. Misal ujaran menakut-nakuti “ yang tidak membaca amin akan celaka/yang tidak meng-share bukan islam,” dan ujaran-ujaran yang dapat membuat orang lain merasa takut jika tidak menyebarkan berita tersebut. Hal ini kemudian menjadi magnit tersendiri bagi pembaca latah untuk menyebarkannya walaupun pada kenyataanya ujuran di dunia maya seperti yang disebutkan merupakan Hoax dan tidak ada dampak apapun bagi pembaca.

Jika demikian, berita hoax telah membuat kita, khususnya rakyat indonesia  menderita hanya karena informasi sesat (hoax). Dalam dunia nyata, berita hoax sama dengan menfitnah orang lain. Jika hoax menggunakan media dunia maya sebagai ladang menyebarkan berita palsu. Maka fitnah menggunakan manusia sebagai alat penyebaranya. Baik fitnah maupun hoax sama lebih kejam dari pada pembunuhan, bahkan. hemat penulis, hoax lebih parah dari pada fitnah karena yang terkena imbasnya bukan hanya satu orang melainkan jutaan orang.

Islam mengajari kita untuk selalu mengkroscek kembali informasi yang didapat, terbelih informasi itu berasal dari orang fasik sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Dalam kontek kekinian, berita yang di dapat di dunia maya harus dikroscek benar atau salah. Karena apabila berita sudah disebarkan (share) pada orang lain akan menimbulkan malapetaka. Terlebih dalam kontek berbangsa dan benegara dapat menimbulkan perpecahan kesatuan negara Indonesia.

Hoax Sama Dengan Fitnah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia fitnah bermakna perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenarann yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang lain. Dalam islam menfitnah orang lain hukumnya haram bahkan al-Quran menegaskan bahwa fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan (al-Baqorah ayat 191). Sedangkan hoax adalah pemberitaan palsu, pemberitaan yang mengada-ada, pembertaan yang tidak sesuai dengan realitas. Hoax dan fitnah sama-sama menuliskan dan menyebarkan berita tanpa didasari kebenaran dengan tujuan menjelek-jelekan orang lain, organisasi, institusi dan lain. Fitnah di dunia maya lebih kejam dari pada di dunia nyata karena yang membaca berita palsu dalam hitungan detik mencapai ribuan bahkan jutaan yang kemudia dapat berdampak pada ke dunia nyata. Misal fitnah Rush Money, Makar dan lain-lain yang kerap kali kita dengar dan kita tonton. Karena pemberitaan palsu (hoax) atau fitnah pembaca berita palsu dapat terkena virus kebencian dan dengan mudah pula membenci orang lain tanpa di dasari bukti-bukti kontret..

Dengan demikian, mewaspadai fitnah hoax dengan mengkroscek kembali informasi yang didapat merupakan bagian jihad di dunia maya agar kehidupan kita aman, yaman dan tentram. Wallahu a’lam

Samsul Ar

Samsul Ar. Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Aktif di FKMSB (Forum Komunikasi Santri Mahasiswa Banyuanyar). Tinggal di Yogyakarta.

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

12 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

12 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

12 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago