Kementrian Komunikasi dan Informatika mulai mengajak semua lapisan masyarakat untuk melek teknologi. Salah satu program yang dibuat oleh pemerintah adalah Mudamudigital. Program ini mengajak masyarakat untuk membangun literasi yang tinggi melalui sosial media.
Mudamudigital merupakan wadah bagi masyarakat terutama generasi muda untuk membangun relasi dengan para ahli literasi digital Indonesia. Para peserta Mudamudigital dituntut dapat berinteraksi dengan para pakar sehingga dapat menyerap berbagai ilmu dan pengalaman dari mereka. Pengalaman ini sangat berarti untuk menghadapi arus globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini.
Mudamudigital mempunyai peranan penting di lapisan masyarakat. Mudamudigital berguna untuk mencerdaskan generasi muda dengan tingkat literasi digital yang tinggi. Sehingga masyarakat tidak mudah percaya akan hal-hal yang berbau provokatif. Melalui mudamudigital masyarakat diajarkan bebrapa hal untuk mencegah berkembangnya berita hoax.
Curigai Judul Provokatif
Secara psikologis manusia lebih aktif mengingat keburukan orang lain daripada kebaikannya. Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak penyebar hoax untuk membuat judul artikel yang berbau provokatif. Akhirnya mereka akan terjebak oleh keingintahuan yang tinggi.
Baca juga : Pers : Pilar Kokoh Menangkal Ujaran Kebencian
Sering kali penyebar berita hoax menggunakan judul berita yang bersifat provokatif untuk menarik perhatian pembaca. Misalnya judul yang langsung menunjuk pada pihak tertentu. Judul provokatif akan diikuti isi artikel yang bersifat sugestif, sehingga pembaca akan terbawa oleh pemikiran penyebar hoax. Tidak semua isi berita hoax itu bohong. Berita hoax biasanya diambil dari berita resmi, namun isinya diubah sedikit untuk menimbulkan efek kontroversial.
Cermat Memilih Alamat Situs
Dalam mencari sebuah berita, terdapat situs-situs yang sudah terverivikasi oleh Dewan Pers. Situs yang sudah terverifikasi dapat terjamin keamananya dalam menyebarkan informasi. Situs ini dapat dengan mudah dimintai pertanggungjawaban apabila terjadi kesalahan dalam penyebaran berita.
Dilansir dari laman Dewan Pers ada 43.000 situs yang sudah terdata. Namun yang masuk ke dalam Dewan Pers hanya sekitar 500 situs. Umumnya situs yang terdaftar di Dewan Pers sudah melalui tahap verifikasi kode etik jurnalistik. Untuk memerangi berita hoax, Dewan Pers terus melakukan verifikasi. Dari 78 situs yang terverifikasi, ada 7 media siber yang lolos verifikasi yaitu Detik.com, Okezone.com, Kompas.com, Viva.co.id, Metrotvnews.com, RMOL.com, dan Arah.com. Situs-situs tersebut dapat dijadikan sumber referensi bagi masyarakat untuk mencari informasi yang faktual.
Bandingkan Berita
Dalam membaca sebuah artikel, pembaca sering menemukan hal yang mengganjal di dalam pemberitaan. Untuk mensiasati hal ini, pembaca diharapkan cermat dan rajin mengorek informasi yang serupa dari artikel yang lainnya. Dengan cakupan informasi yang besar, pembaca dapat menarik kesimpulan yang benar mengenai informasi yang dibaca. Keuntungan lainnya pembaca dapat menyikapi suatu informasi secara dewasa dan tidak mudah terprovokasi.
Jangan Mudah Menyebarkan Berita
Memang pada dasarnya orang akan merasa senang terhadap berita yang mendukung atas pernyataan atau perilaku yang dilakukannya. Menyebarkan berita tersebut membuat dirinya semakin terlihat benar dihadapan orang lain. Namun, dalam menyebarkan berita harus dilihat konteks berita itu, apakah berita itu layak untuk disebarkan atau tidak.
Sebelum anda menyebarkan berita, lihatlah berita secara keseluruhan. Hindari melihat berita hanya dari judulnya saja. Tak jarang kita melihat para pengguna media sosial yang melihat pemberitaan hanya dari judulnya saja. Umumnya mereka menganggap bahwa judul artikel dapat menyimpulkan keseluruhan isi artikel. Namun satu hal yang perlu dicermati bahwa predator media sosial menitikberatkan artikelnya pada judulnya.
Oleh karena itu, jangan terburu-buru memutuskan membagikan suatu berita. Cek terlebih dahulu kenbenaran dan keaslian informasi yang di dapat. Hindari menyebarkan berita karena ikut-ikutan teman yang menyebarkan berita tersebut. Belum tentu berita yang disebarkan oleh teman anda mengandung kebenaran.
Melihat banyaknya berita hoax yang sudah tersebar di media sosial, sudah seharusnya generasi muda membangun literasi digital yang tinggi. Dengan adanya Mudamudigital, generasi muda dapat mengatasi berbagai persoalan penting mengenai media sosial. Mengembangkan literasi digital merupakan cara yang tepat untuk memerangi berita hoax yang menyebabkan kekacauan.
Semoga sarana yang sudah dibangun oleh pemerintah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua kalangan. Baik itu generasi muda maupun generasi yang lebih muda. Sehingga masyarakat Indonesia tidak akan tertipu oleh berita palsu.
This post was last modified on 4 Maret 2019 10:51 AM
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…
View Comments