e-Jurnal

Narasi Tagut : dari Doktrin ke Aksi Teror-Jurnal Jalan Damai Vol. 1. No. 9 November 2025

Salam Damai,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal Jalan Damai, Volume 1 Nomor 9, November 2025. Sebagai jurnal ilmiah populer, Jalan Damai terus menghadirkan analisis tajam sekaligus membumi, membuka ruang pemikiran yang inklusif agar persoalan radikalisme dan terorisme dapat dipahami lebih jernih oleh berbagai kalangan.

Pada edisi kali ini, kami mengangkat tema “Narasi Tagut: Dari Doktrin ke Aksi Teror.” Tema ini dipilih karena istilah tagut—yang secara teologis merujuk pada simbol kesombongan, kezaliman, dan segala bentuk penyimpangan dari nilai ketuhanan—telah mengalami distorsi makna yang sangat serius.

Apa yang semula merupakan konsep moral dalam Al-Qur’an, tagut kini direkayasa oleh kelompok radikal-terorisme menjadi alat propaganda, justifikasi teologis, dan legitimasi kekerasan terhadap negara maupun warga sipil.

Perubahan ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Dalam dua dekade terakhir, tagut diperlakukan sebagai label politis yang mudah ditempelkan kepada siapa pun atau apa pun yang dianggap “melawan” pemahaman mereka: aparat keamanan, pemerintah, lembaga hukum, bahkan figur masyarakat biasa.

Fenomena inilah yang membuat narasi tagut menjadi berbahaya: ia tidak berhenti pada ranah konsep, tetapi bergerak menjadi motor aksi. Doktrin ini bekerja sebagai mekanisme mental yang membelah dunia secara simplistis. Imajinasi pertarungan kosmis antara “tentara Tuhan” versus “pasukan iblis” membawa ilusi heroisme palsu pada para pengikutnya.

Pertanyaannya kemudian muncul: bagaimana sebuah istilah teologis bisa berubah menjadi amunisi ideologis yang begitu mematikan? Di titik mana tafsir menyimpang berubah menjadi pembenaran kekerasan? Dan bagaimana negara, masyarakat sipil, serta pemuka agama dapat memutus mata rantai radikalisasi yang digerakkan oleh narasi yang tampak religius, namun sesungguhnya sangat destruktif?

Dalam edisi ini, kami menghadirkan kajian kritis mengenai genealoginya: bagaimana konsep tagut dibentuk, direbut, dipelintir, dan akhirnya dimobilisasi menjadi legitimasi aksi teror.

Selamat Membaca

Jurnal Jalan Damai Vol.1.No.9. 2025

Redaksi

Recent Posts

Guru Pendidik: Menanamkan Budi Pekerti dan Nalar Kritis Ektremisme

Dalam dinamika sosial yang semakin kompleks, peran guru pendidik tidak hanya berkutat pada transfer pengetahuan…

18 jam ago

Menyelami Peran Guru di Era Serba ‘Klik’

Dulu, untuk mengetahui penyebab Perang Diponegoro atau memahami rumus volume kubus, seorang siswa harus duduk…

18 jam ago

Potret Buram Beban Guru di Tengah Runtuhnya Benteng Keluarga

Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta pada awal November 2025 lalu bukan sekadar insiden kriminal…

18 jam ago

Belajar dari Asy-Syifa al-Adawiyah, Guru Perempuan Pertama di Masa Rasulullah

Adalah Asy-Syifa binti Abdillah al-Adawiyah dari suku Quraisy, yang begitu terkenal dengan kepandaian literasinya, ketika…

2 hari ago

Jiwa Pendidikan Berada di Karakter : Perlunya Reorientasi Peran Guru

Mari mulai dari sebuah pertanyaan sederhana namun menyentil: untuk apa sebenarnya sekolah didirikan? Jika jawabannya…

2 hari ago

Adab Sebelum Ilmu: Peran Guru dan Tantangan Ekstremisme Era Digital

Pendidikan berbasis karakter adalah fondasi penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual,…

2 hari ago