Narasi

Pendidikan Karakter Berbasis Digital; Mewujudkan Generasi Millennial yang Beradab di Sosmed

Semakin canggihnya teknologi, seharusnya menjadi titik fokus bagaimana kita harus semakin giat dalam mendidik anak agar memiliki karakter yang beradab dalam ber sosial media. Karena pergaulan generasi millennial saat ini bukan hanya di ruang sekolah maupun ruang keluarga. Akan tetapi ruang maya seperti halnya sosial media telah menjadi alternatif. Sehingga pergeseran nilai moral mulai tidak bisa terkendalikan saat ini. Bahkan sosial media dijadikan tempat bagaimana kejahatan itu dengan mudah berkeliaran bebas tanpa kelihatan pelakunya.

Oleh sebab itu, pendidikan karakter itu sangat penting menyebar di berbagai arah. Di ruang sekolah kita mendidik anak bagaimana menghargai orang lain. Di ruang keluarga bagaimana seharusnya mendidik anak untuk saling menyayangi. Terlebih bagaimana kita juga harus memantau anak di sosial media. Lalu mendidiknya bagaimana tata cara ber sosial media dengan bijak dan beradab. Karena dengan konsep pendidikan berbasis digital inilah generasi bangsa mampu kita selamatkan dari virus ujaran kebencian, hoax, dan provokasi.

Pada dasarnya, persoalan sosial kemasyarakatan di Indonesia sejatinya seperti nasi yang sudah menjadi bubur. Artinya, masyarakat kita yang sudah terlarut dalam genggaman virus ujaran kebencian yang mendarah daging. Seyogianya, kita butuh generasi bangsa yang tercetak mapan secara kepribadian melalui pendidikan karakter di ruang sosial media, agar membawa perubahan secara sosial kemasyarakatan

Hal terbesar yang harus kita perjuangkan bagi bangsa ini adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang mulai rapuh di tengah keragaman. Yang rapuh kita bangkitkan, yang muda kita perjuangkan agar tidak terkontaminasi oleh virus-virus karakteristik yang egois, arogan, keras dan itu sangat rawan akan menjadi watak di masa depan.

Memperjuangkan moral dan etika dalam kehidupan anak sejak kecil sangat menentukan bagaimana bangsa ini terus berevolusi menjadi lebih baik. Karena dua poin tersebut sangat penting dalam upaya mencegah maraknya ujaran kebencian, hoax, dan provokasi di tengah keragaman bangsa kita saat ini.

Baca juga : Budaya Sebagai Basis Pembentukan Karakter Generasi Milenial

Menghargai pada hakikatnya merupakan sebuah nilai kepribadiannya bagaimana dia menyikapi orang yang ada di sekelilingnya. Karena banyak anak-anak pada saat ini yang sangat tidak beretika dengan melakukan tindakan yang tidak baik bahkan melawan kepada orang tua dan gurunya ketika dinasihati. Hal ini bisa kita lihat bagaimana suatu karakter yang tidak baik sangatlah merugikan bagi orang yang di sekelilingnya.

Moralitas pada diri manusia merupakan sikap positif bagaimana cara menyikapi orang lain. Bagaimana dia memosisikan dirinya terhadap orang lain. Dan bahkan bagaimana dia berpikir agar dirinya ketika bersama orang lain. Bisa kita lihat bahwa moralitas merupakan sebuah nilai bagaimana manusia menjalani kehidupannya dengan bijaksana. Karena kebijaksanaan pada dasarnya merupakan sebuah jalan untuk menggapai sebuah makna kehidupan.

Oleh karena itu, pendidikan karakter sejak usia dini haruslah tersebar di berbagai ruang untuk mewujudkan wajah Indonesia yang ber kemajuan. Tugas gurus di sekolah juga harus berperan penting bagaimana mendidik dalam ber sosial media yang berada. Begitu pun orang tua sebagai media bagaimana mencetak anak yang beradab dalam hal apa pun.

Karena terciptanya ujaran kebencian, hoax, dan provokasi hanya karena kita saling menyalahkan dan saling membenarkan pendapat sendiri sehingga memanas nya suasana. Mereka memiliki kepribadian yang arogan, dan egoisme yang dipengaruhi oleh kepribadian buruk yang sudah mendarah daging.  Maka dari itu kita harus memproduksi bibit bangsa ini agar memiliki kepribadian bermoral agar bangsa kita menjadi bangsa yang beretika.

Saiful Bahri

View Comments

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

8 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

8 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

8 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

8 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

1 hari ago