Narasi

Puasa dan Gerakan Sosial untuk Peduli Sesama

Kembali menahan lapar, haus, tidak makan, minum dan tidak berhubungan badan dari waktu imsak hingga adzan mangrib dikumandangkan kembali akan kita laksanakan sebagai umat muslim.  Tepatnya, mulai hari Selasa 13 April, besok. Namun, pertanyaannya kemudian: hanya seperti itukah puasa; hanya sekadar menahan diri untuk tidak minum, makan, dan berhubungan badan (di siang hari) bagi kita yang melaksanakan? Secara kaidah fikih hal itu tidaklah salah. Alias betul.

Tetapi perlu kita catat bahwa, itu hanyalah pengertian/arti sempit dari puasa yang akan kita laksanakan ini. Secara filosofis dan dalam arti luas, puasa bukan hanya sekadar itu. Puasa sebagai salah satu laku sprirualitas, memiliki hikmah dan pelajaran mendalam yang senantiasa perlu kita selami untuk kemudian dipraksiskan dalam kehidupan sehari-hari kita, pun di luar bulan puasa.

Di antara hikmah-hikmah dan pelajaran puasa itu sendiri, misalnya: pelajaran untuk peduli kepada keadaan  sesama, utamanya kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu dalam mencukupi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang sedang menghantam banyak ekonomi masyarakat kita. Banyak di antara saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan, sehingga keadaan ekonomi keluarga menjadi terpuruk dan terperosok ke dalam krisis.

Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa dalam berpuasa ini kita dilarang untuk makan dan minum. Sepintas, hal ini memang hanya sekadar larangan. Tapi, jika kita menyelaminya, larangan ini sebenarnya lebih dari sekadar larangan. Di samping juga untuk menguji ketaatan kita kepada-Nya dan juga untuk menguji kesabaran kita, ternyata, sebenarnya, larangan ini juga dapat kita pahami sebagai ajakan agama kepada kita untuk turut merasakan apa-apa yang dialami saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya (makan dan minum) dalam kehidupan sehari-harinya.

Sehingga, dari situ, karena kita tahu bahwa ketidakbisaan kita memenuhi kebutuhan pokok itu tidak mengenakkan, maka pelajaran dan hikmah pokok bagi kita adalah bagaimana dalam kehidupan sehari-hari, kita harus lebih peduli lagi dalam membantu mereka yang kekurangan. Dengan kata lain, puasa, dalam pengertian luas, juga harus kita maknai sebagai gerakan sosial untuk peduli kepada sesama. Sehingga dengan hal itu ibadah puasa kita tidak hanya menjadi laku spiritualitas semata, lebih dari itu, juga mampu bertransfomasi menjadi gerakan sosial yang mampu memperbaiki keadaan sesama.

Selamat menjalani ibadah puasa, semoga ibadah puasa yang akan kita jalani bisa menjadi pintu bagi untuk menuju kebaikan-kebaikan lainnya yang juga dianjurkan agama. Serta, kita juga berharap, semoga puasa kita tidak hanya sekadar menjadi peristiwa menahan lapar, haus dll. tetapi juga bisa membawa dampak positif bagi kehidupan sosial-ekonomi kita ke depan. Wallahu a’lam.

This post was last modified on 12 April 2021 8:17 PM

Rusdiyono

Recent Posts

Kesiapsiagaan Merupakan Daya Tangkal dalam Pencegahan Terorisme

Ancaman terorisme yang terus berkembang bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konvensional atau sekadar…

3 hari ago

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan…

3 hari ago

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk…

3 hari ago

Jejak Langkah Preventif: Saddu al-Dari’ah sebagai Fondasi Pencegahan Terorisme

Dalam hamparan sejarah peradaban manusia, upaya untuk mencegah malapetaka sebelum ia menjelma menjadi kenyataan bukanlah…

3 hari ago

Mutasi Sel Teroris di Tengah Kondisi Zero Attack; Dari Faksionalisme ke Lone Wolf

Siapa yang paling diuntungkan dari euforia narss zero terrorist attack ini? Tidak lain adalah kelompok…

3 hari ago

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

4 hari ago