Narasi

Tebarkan Narasi Perdamaian, Jaga Kebhinekaan

Perdamaian bangsa Indonesia akan tercipta ketika setiap individu atau kelompok dalam masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan. Sebab, sejak awal masyarakat Indonesia memang plural, majemuk, terdiri dari pelbagai latar belakang suku, ras, dan agama. Jika kesadaran untuk menghargai perbedaan itu kuat, maka perdamaian akan semakin terasa. Sebaliknya, jika kesadaran itu terkikis dan banyak orang berlaku intoleran, memaksakan kehendaknya sendiri, maka perdamaian akan sulit tercipta.

Kemunculan kelompok radikal yang terus menebarkan teror lewat aksi-aksi terorisme di pelbagai tempat, merupakan satu contoh nyata tentang sikap intoleran yang mengancam perdamaian bangsa. Terorisme, kita tahu, telah menjadi persoalan global yang menciptakan permasalahan kompleks. Terlebih, seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat dewasa ini, ancaman terorisme kian meluas karena proses radikalisasi yang mulai merambah dunia maya.

Di dunia maya, kelompok teroris menebarkan gagasan-gagasan radikal, propaganda, bahkan sampai rekrutmen. Artinya, dalam upaya menciptakan perdamaian dan melawan perkembangan radikalisme, dunia maya harus mendapatkan perhatian yang serius. Media online kini telah menjadi wadah baru tempat pelbagai gagasan radikal disebarkan. Mengutip penjelasan Agus Surya Bakti (2015), pada tahun 2005, pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri menuliskan pesan pada pemimpin Al-Qaeda di Irak (AQI), Abu Musab al-Zarqawi, “Kita sedang dalam peperangan dan separuh lebih dari peperangan itu terjadi di media. Kita sedang dalam peperangan media demi merebut hati dan pikiran umat kita”. Perang di dunia maya telah lama ditabuh oleh kelompok radikal. Dan kini, kita semua memiliki tugas untuk bersama-sama melawannya.

Melawan narasi propaganda radikal di dunia maya bisa dilakukan dengan mempropagandakan narasi perdamaian. Konten-konten yang menyuarakan pentingnya menghargai perbedaan, toleransi, juga pemahaman agama yang moderat, merupakan poin-poun penting yang bisa menanggulangi dan melawan bahaya penyebaran propaganda radikal yang dilakukan kelompok teroris di dunia maya. Hal inilah yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan meluncurkan situs www.jalandamai.org pada 2014. Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menanggulangi terorisme yang dibentuk sejak tahun 2010, BNPT menyadari perlunya menyebarkan gagasan-gagasan perdamaian melalui media yang mudah diakses.

Terlebih, di era digital sekarang di mana setiap orang bisa dengan mudah mengakses pengetahuan dan pelbagai informasi di mana saja dan kapan saja, penyebaran konten-konten yang menyuarakan perdamaian akan sangat penting untuk melawan propaganda radikal yang dilakukan kelompok teroris. Apalagi, masyarakat Indonesia tergolong paling rajin mengakses internet. Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), lebih dari 50% orang mengakses internet selama lebih dari enam jam dalam sehari (Liputan6.com, 11/1/2017).

Porsi yang cukup besar dalam mengakses internet tersebut pada gilirannya menggambarkan betapa besarnya pengaruh informasi yang ada di dunia maya bagi setiap orang di masyrakat kita. Dan ketika kelompok teroris aktif menyebarkan propaganda radikalisme di dunia maya, maka risiko masyarakat untuk terpengaruh pun menjadi semakin besar.

Kasus-kasus teror di pelbagai tempat di Tanah Air telah menunjukkan bagaimana pelaku bom bunuh diri banyak yang mendapatkan pengaruh dari internet atau dunia maya. Seperti yang terjadi pada pelaku bom Gereja di Medan pada Agustus 2016 yang mengaku mempelajari gerakan terorisme melalui warnet, atau dalam kasus bom panci di Bandung beberapa waktu lalu yang mana diketahui bahwa pelaku belajar membuat bom dari internet. Contoh-contoh tersebut semakin memperlihatkan bagaimana gerakan radikalisme di dunia maya sudah begitu mengkhawatirkan.

Bersama

Tentu, upaya mempropagandakan perdamaian dan melakukan perlawanan terhadap narasi radikalisme di dunia maya perlu kerjasama dan kesadaran dari seluruh masyarakat. Sebab, kita tahu, pergerakan informasi di dunia maya begitu dinamis dan cepat. BNPT melalui situs www.jalandamai.org merupakan salah satu upaya sekaligus wadah bagi masyarakat untuk aktif menyuarakan gagasan-gagasan perdamaian dan anti-kekerasan.

Di samping itu, setiap kita, setiap orang memiliki kesempatan dan wadah yang luas untuk turut aktif memproduksi dan menebarkan konten-konten positif tentang perdamaian, toleransi, dan pemahaman agama yang moderat di dunia maya. Kesadaran bersama ini bisa menghasilkan kekuatan yang bisa membentengi kita dari bahaya radikalisme. Diharapkan, ketika semakin banyak konten-konten positif yang kontra radikal disebarkan dan dikonsumsi masyarakat, maka propaganda radikalisme yang dilancarkan kelompok teroris akan bisa diminimalisir dampaknya.

Selain menebarkan narasi perdamaian, kita juga harus memiliki kesadaran dan kehati-hatian, baik dalam menyerap pengetahuan maupun dalam memilih informasi di dunia maya. Jangan sampai tanpa sadar kita justru menjadi bagian dari penyebaran propaganda radikal karena tidak mampu membedakan mana informasi dan konten-koneten yang bisa dipercaya sumbernya dan mana yang hanya sekadar propaganda atau hasutan-hasutan tanpa dasar yang jelas, yang sering memantik permusuhan dan berdampak negatif bagi keharmonisan kehidupan bersama.

Upaya menjaga perdamaian merupakan tugas dari semua pihak. Kita semua, sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki tanggungjawab untuk terus merekatkan tali persatuan di tengah kemajemukan bangsa ini. Salah satunya, adalah dengan aktif menyuarakan persaudaraan, toleransi, pemahaman agama yang moderat dan damai, untuk melawan narasi radikalisme yang dilancarkan kelompok teroris di dunia maya.

Al Mahfud

Lulusan Tarbiyah Pendidikan Islam STAIN Kudus. Aktif menulis artikel, esai, dan ulasan berbagai genre buku di media massa, baik lokal maupun nasional. Bermukim di Pati Jawa Tengah.

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago