Narasi

Teror dan Ancaman Kebhinekaan

#KamiTidakTakut. Demikian tagar yang kini ramai di media sosial pasca ledakan bom di terminal kampung melayu semalam (24/05/2017). Teror lagi-lagi secara terbuka mengancam keragaman kehidupan di Indonesia. Kelompok radikal kini secara terang-terangan menunjukkan sikapnya memusuhi kebhinekaan. Tidak hentinya kelompok peneror ini memberikan sinyal ancaman, semua itu tidak akan membuat kita takut, maupun mundur untuk memperkokoh NKRI dan kebangsaan kita.

Indonesia tidak akan menjadi Suriah atau Iran. Indonesia bukan negara konflik agama. Indonesia memiliki kekuatan yang tidak dimiliki negara lain, yakni kebhinekaan. Melalui spirit kebhinekaan masyarakat Indonesia mempertegas mengukuhkan semangat menjaga kebangsaannya. Berbeda-beda warna tapi tetap satu tujuan. Berbeda keyakinan namun satu tekad menjaga kebangsaan.

Nilai-nilai kebhinekaan tidak akan luntur oleh teror, bom, ancaman dan sejenisnya. Terorisme kini adalah musuh bersama. Bentuk-bentuk teror tidak akan pernah membuat takut semangat pancasila kita. Kita akan melawan, kita akan bergerak, kita akan hentikan bebagai bentuk terorisme yang mengancam kebhinekaan di Indonesia.

Berkali-kali teror mengancam, berkali-kali pula kebhinekaan akan semakin kuat. Spirit kebhinekaan adalah spirit persatuan dan kesatuan. Kami akan terus melawan kelompok radikal-terorisme hingga ke akar-akarnya. Membasmi kelompok radikal-terorisme bukan hanya tugas penegak hukum, namun juga tugas semua elemen masyarakat. Pelibatan semua unsur lintas keragaman turut andil penting dalam melawan kelompok intoleran.

Ancaman itu nyata, intoleransi kini telah membabi buta. Terorisme kini pekerjaan rumah bagi semua komunitas lintas keragaman. dibutuhkan kerjasama kolektif menumbuhkan keberanian melawan terorisme sekaligus mempertegas kebhinekaan. Spirit kebhinekaan yang terus ditularkan akan membawa semangat patriotik dalam serta aktif membasmi penyakit terorisme di tengah-tengah masyarakat.

Mengancam Kebhinekaan

Bom kampung melayu telah mengancam kebhinekaan. Bahkan bentuk teror-teror yang lain juga turut mengancam kebhinekaan kita. Wujud dari ancaman itu bermacam-macam, serangnya melalui berbagai media. Bentuk serangan terorisme juga melalui dunia maya, jejaring sosial, dunia pendidikan, dan sebagainya. Kolektifitas kelompok intoleran ini hanya bisa dilumpuhkan dengan semangat kebhinekaaan, semua elemen bangsa turut menjadi bagian melawan teror di Indonesia.

Kami mendukung sikap pemerintah membubarkan kelompok-kelompok intoleran. Ancaman intoleransi itu nyata apalagi jika sudah sesat dari dasar negara. kelompok yang melawan pancasila, menebar teror harus dibubarkan. Kini ketegaskan dan keberanian pemerintah adalah semangat kebhinekaan seluruh bangsa. semua elemen masyarakat dengan berbagai kekuatan lintas keragaman mendukung menjaga kebhinekaan, mengawal pancasila, dan menjaga NKRI.

Teror tidak hanya mengancam kebhinekaan, namun juga menyisakan luka. Bagaimana tidak secara terang-terangan terorisme melukai bahkan menghilangkan nyawa seseorang. Teror ancaman serius bagi keharmonisan kehidupan lintas agama di Indonesia. Inilah momentum yang paling tepat untuk menghentikan ruang gerak kelompok intoleran serta mengecam keberadaan terorisme di Indonesia.

Bom di kampung melayu adalah bukti bahwa intoleransi masih mengancam di Indonesia. Kita tidak pernah tau ancaman apalagi yang akan datang. Bukankah tidak pernah kita harapkan muncul teror-teror berikutnya. Kita serius menegaskan kebhinekaan, serius pula melawan intoleransi. Intoleransi itu nyata, jika dibiarkan tumbuh benar-benar mengancam kebhinekaan bahkan mengancam keutuhan NKRI.

Mari, lawan terorisme. Jangan pernah takut. Kita semua bersaudara. Kebhinekaan kita adalah sumber kekuatan.

Febri Hijroh Mukhlis

Alumni pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pendiri Yayasan Umm al-Bilaad

Recent Posts

4 Mekanisme Merdeka dari Intoleransi dan Kekerasan di Sekolah

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Apa yang…

6 jam ago

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging…

6 jam ago

Menghapus Dosa Pendidikan ala Pesantren

Di lembaga pendidikan pesantren, tanggung-jawab seorang Ustadz/Kiai tidak sekadar memberi ilmu kepada santri. Karena kiai/guru/ustadz…

6 jam ago

Sekolah Damai BNPT : Memutus Mata Rantai Radikalisme Sejak Dini

Bahaya intoleransi, perundungan, dan kekerasan bukan lagi hanya mengancam keamanan fisik, tetapi juga mengakibatkan konsekuensi…

1 hari ago

Dari Papan Kapur sampai Layar Sentuh: Mengurai Materialitas Intoleransi

Perubahan faktor-faktor material dalam dunia pendidikan merefleksikan pergeseran ruang-ruang temu dan arena toleransi masyarakat. Jarang…

1 hari ago

Pengajaran Agama yang Inklusif sebagai Konstruksi Sekolah Damai

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Duta Damai BNPT telah berinisiasi untuk membangun Sekolah…

2 hari ago