Narasi

Tinjuan Neurosains: Mencegah Propaganda dan Idiologisasi ISIS Pasca Kehacurannya

Kabar gembira datang dari Baghouz, Suriah bagian utara (23/03/2019), Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berhasil melumpuhkan pertahanan terakhir islamic state of iraq and syiria (ISIS). Berita ini membawa angin segar bagi umat muslim dunia, karena aktivitas dan gerakannya justru mencoreng citra islam sendiri, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

Meski kelompok ekstrimis tersebut telah dinyatakan kalah dan hancur, ISIS sebagai idiologi tetap bercokol di kepala militantnya. Oleh karena itu, penyebaran idiologi ekstrimisnya dapat dipastikan akan terus di sebar luaskan. Kelompok ini tampaknya lebih sukses dalam menyebarkan propaganda dan idiologinya melalui jejaring internet, baik medsos dan website dibanding kelompok teroris sebelumnya seperti al-Qaeda.

Berbicara tentang propagada dan idiologisasi tidak dapat dilepas dari kerja otak dalam mengolah informasi. Dalam tinjauan neurosains (ilmu yang mempelajari otak), informasi yang diterima oleh otak, baik berupa emosi, motivasi, dan perilaku diatur oleh sebuah sistem limbik otak. Memori berupa emosi tampaknya oleh otak akan cenderung disimpan lebih lama dan susah untuk dihapus. Hal ini dapat dibuktikan dengan momen-momen kemesraan bersama keluarga lebih diingat dibanding dengan mendengarkan kuliah 3 hari lalu, yang lebih mudah lupa.

Memori berupa emosi ini diatur oleh bagian dari sistem limbik, yaitu amigdala. Amigdala sangat sensitif dengan informasi visual dan lemah dalam merespon emosi yang lemah dan cepat. Kerja otak inilah yang dimanfaatkan oleh kelompok ekstrimis ISIS untuk menggugah emosi netizen/calon anggotanya. Sehingga sangat wajar, bila ISIS terus melancarkan propagandanya melalui jejaring internet baik medsos dan website dengan mengaduk-aduk emosi netizen/calon anggotanya.

Baca juga : Memperkuat Teologi Kasih dalam Menangkal Teologi Teroris

Lebih parahnya, otak hanya akan menerima informasi yang dianggapnya sesuai dan penting. Sebaliknya, informasi yang tidak sesuai dengannya secara otomatis akan dihapus. Inilah yang mendasari militant dan simpatisan ISIS akan susah untuk menerima pandangan-pandangan islam yang lebih moderat dan lebih menganggap pahamnya yang benar, kecuali mereka secara sukarela dan dengan kesadarannya menerima pemahanan pandangan islam moderat.

Simpatisan ISIS sebelum menjadi kombatan ISIS pasti akan terus dipaparkan pemahaman ekstrimisnya. Hingga, pemahaman ekstrimis tersebut menjadi sebuah kebenaran dalam otak simpatisannya.

Dengan mengetahui kerja otak demikian, pecegahan dini yang dapat dilakukan yaitu dengan men-stop propaganda mereka melalui jejaring internet. Cara ini dapat dilakukan secara individu dengan tidak menyebarkan propaganda mereka dan tidak mengikuti media-media ISIS. Atau pemerintah dapat menutup website adan media propaganda ISIS lainnya.

This post was last modified on 4 April 2019 1:44 PM

Hamzah Alfarizi

Aktivis MATAN dan Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan IPB

View Comments

Recent Posts

Pentingnya Etika dan Karakter dalam Membentuk Manusia Terdidik

Pendidikan memang diakui sebagai senjata ampuh untuk merubah dunia. Namun, keberhasilan perubahan dunia tidak hanya…

10 jam ago

Refleksi Ayat Pendidikan dalam Menghapus Dosa Besar di Lingkungan Sekolah

Al-Qur’an adalah akar dari segala pendidikan bagi umat manusia. Sebab, Al-Qur’an tak sekadar mendidik manusia…

10 jam ago

Intoleransi dan Polemik Normalisasi Label Kafir Lewat Mapel Agama di Sekolah

Kalau kita amati, berkembangbiaknya intoleransi di sekolah sejatinya tak lepas dari pola normalisasikafir…

10 jam ago

Konsep Islam Menentang Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lembaga pendidikan semestinya hadir sebagai rumah kedua bagi peserta didik untuk mendidik, mengarahkan dan membentuk…

2 hari ago

Pemaksaan Jilbab di Sekolah: Praktir yang Justru Konsep Dasar Islam

Dalam tiga tahun terakhir, kasus pemaksaan hijab kepada siswi sekolah semakin mengkhawatirkan. Misalnya, seorang siswi…

2 hari ago

Memberantas Intoleransi dan Eksklusivisme yang Menjerat Pendidikan Negeri

Dua tahun lalu, seorang siswi SDN 070991 Mudik, Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang pihak sekolah untuk…

2 hari ago