Narasi

Urgensi Islam Washatiyah ala Pesantren bagi Generasi Milenial

Agama Islam merupakan ajaran kebaikan. Agama ini tidak saja mengajarkan umatnya untuk selamat di akhirat belaka namun juga hidup nyaman bersama di dunia. Maka, terorisme dan radikalisme merupakan salah satu musuh terbesar dalam agama Islam. Maka menjadi janggal manakala ada orang berpenampilan ustadz yang notabene pendakwah Islam kok menyebarluaskan virus terorisme dan radikalisme kepada umat.

Generasi milenial yang masih labil merupakan sasaran empuk kelompok istadz berhaluan keras. Para ustadz dengan segepok kepentingan ini memanfaatkan sumber dasar utama agama sebagai doktrinasi kepada para generasi milenial. Karena minimnya pemahaman agama, para generasi muda ini pun hanya bisa menerima tanpa adanya filter yang baik. Mereka menerima ayat-ayat al-Qur’an ataupun hadist dengan keterangan “melenceng” pun diikuti. Padahal, bisa jadi orang yang disebut ustadz ini menyembunyikan ayat lain sebagai penjelas keterangan terhadap ayat yang sedang ditanamkan dalam diri para generasi milenial.

Bermula dari sinilah, para generasi muda yang menjadi tumpuan bersama mesti sadar betul bahwa perjalan hidupnya mesti penuh dengan kehati-hatian. Jangan sampai mereka salah langkah sehingga dalam rangka mencari kebenaran sejati justru terperosok ke lobang kebinasaan gegara dipelencengkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Bisa jadi para generasi muda yang sedang giat belajar agama diperintahkan untuk “jihad” dengan membunuh diri dan masyarakat dengan bom. Mereka dirayu dengan adanya bidadari. Padahal, dengan cara bunuh diri dan membunuh masyarakat sekitar tanpa adanya alasan syar’i yang jelas, dipastikan akan mendapat perhitungan yang jelas dari Allah SWT. Jangankan mendapatkan syurga dan bidadari, oleh tindakan yang merugikan diri dan orang lain ini, (ditinjau dari hukum kausalitas) mereka akan jauh dari ridha Allah SWT.

Baca Juga : Generasi Millenial, Paham Radikal dan Duta Moderasi

Para generasi milineal mesti mendapatkan arahan dari para senior sehingga bisa mendapatkan guru yang sesuai dengan kebutuhannya. Ketika mereka bisa mendapatkan guru serta iklim yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, maka mereka pun akan tumbuh menjadi pribadi yang dapat diandalkan di masa depan. Mereka akan sukses di dunia maupun di akhirat. Di dunia, mereka akan bisa bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat, di akhirat mereka telah dibangunkan surga beserta fasilitas elit karena laku shalih vertical-horizontal-nya di dunia.

Salah satu lembaga yang selama ini konsisten mengajarkan agama Islam yang baik adalah pondok pesantren tradisional. Para kiai dibantu oleh para ustadz senior yang telah mewarisi ilmu dan akhlaknya selalu berusaha mengajarkan kebaikan kepada para santri junior. Mereka diberikan pemahaman agama dengan baik lengkap dengan tuntunan amal selama 24 jam dalam setiap harinya. Para kiai mengajarkan agama Islam dengan santun sehingga para santri bisa menjadi santun pula. Agama diajarkan secara menyeluruh sehingga para santri bisa bersikap dewasa dalam menyikapi berbagai macam persoalan. Baris-baris al-Qur’an dan hadist selain dihafal dan dipahami juga selalu diajarkan untuk selalu dipraktikkan.

Bagi generasi muda, pesantren tradisional merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sangat tepat untuk memajukan beragam kemampuan. Di pondok pesantren, para generasi muda tidak hanya disuruh untuk menghafal al-qur’an atau ilmu tata bahasa (nahwu dan sharaf) saja, namun juga diajarkan untuk mandiri, jujur, serta bermanfaat bagi yang lain. Di zaman teknologi, para santri bisa belajar ilmu terkini, lebih-lebih bagi mereka yang mengkolaborasikan diri untuk bersekolah di lembaga pendidikan formal. Tentu kolaborasi ini akan menjadi istimewa bagi kehidupan generasi muda di masa mendatang. Wallahu a’lam.

This post was last modified on 1 Juli 2020 10:41 AM

Anton Prasetyo

Pengurus Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan aktif mengajar di Ponpes Nurul Ummah Yogyakarta

Recent Posts

4 Mekanisme Merdeka dari Intoleransi dan Kekerasan di Sekolah

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Apa yang…

12 jam ago

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging…

12 jam ago

Menghapus Dosa Pendidikan ala Pesantren

Di lembaga pendidikan pesantren, tanggung-jawab seorang Ustadz/Kiai tidak sekadar memberi ilmu kepada santri. Karena kiai/guru/ustadz…

12 jam ago

Sekolah Damai BNPT : Memutus Mata Rantai Radikalisme Sejak Dini

Bahaya intoleransi, perundungan, dan kekerasan bukan lagi hanya mengancam keamanan fisik, tetapi juga mengakibatkan konsekuensi…

2 hari ago

Dari Papan Kapur sampai Layar Sentuh: Mengurai Materialitas Intoleransi

Perubahan faktor-faktor material dalam dunia pendidikan merefleksikan pergeseran ruang-ruang temu dan arena toleransi masyarakat. Jarang…

2 hari ago

Pengajaran Agama yang Inklusif sebagai Konstruksi Sekolah Damai

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Duta Damai BNPT telah berinisiasi untuk membangun Sekolah…

2 hari ago