Faktual

Waspada! Organisasinya Sudah Dilarang, Ideologinya Tetap Jalan

Dalam konteks ideologi perusak bangsa, Saya tidak pernah menyimpulkan satu kondisi, bahwa kita benar-benar aman dari keberadaan mereka. Meskipun secara organisasi mereka telah resmi dilarang. Sebut saja HTI, FPI, JAD dan organisasi lainnya yang kini tak akan berani muncul ke permukaan itu.

Hal yang tak pernah kita pikirkan selama ini adalah tentang mereka. Orang-orang yang royal-aktif dalam organisasi seperti FPI, HTI atau JAD. Semenjak organisasi-organisasi resmi dilarang, mereka-mereka ini seolah hilang dan tak pernah muncul ke permukaan.

Lantas, apakah mereka-mereka ini telah bertaubat? Pertanyaan ini sejatinya akan melahirkan satu pemahaman penting. Bahwa, kita tidak bisa menyimpulkan satu kondisi, bahwa kita benar-benar aman dari ideologi perusak bangsa. Dengan sebuah alasan, organisasi-organisasi yang dimilikinya telah punah.

Kita mungkin perlu memahami yang namanya sebuah “kemandirian ideologis”. Bahwa, organisasi-organisasi ini boleh terlarang, tetapi ideologi yang dimiliki tetap jalan. Ideologi itu pada dasarnya bersemayam dalam diri seseorang yang kokoh. Ideologi bisa disembunyikan dari segala pengakuan-pengakuan.

Saya hanya ingin menyadarkan satu pola keberadaan mereka-mereka yang pernah aktif di organisasi yang kini terlarang. Mereka ini tetap ada dengan orientasi yang sama meskipun kehilangan organisasinya. Gerakan transparansi-arus bawah membuat kita perlu waspada akan motif yang semacam itu.

Orang-orang yang benci atas NKRI, anti-Pancasila dan anti-keragaman akan bermain di balik layar. Bisa saja, mereka aktif di sosial media lalu gemar menyebar narasi-narasi provokasi pemecah-belah. Ada-pula yang mencoba bermain di ranah sosial-masyarakat awam untuk menamakan karakter anti-kebangsaan.

Artinya apa? ini adalah satu fakta bahwa hilangnya naungan organisasi yang mereka miliki sebetulnya bukan menjadi halangan mereka bergerak secara ideologis merusak bangsa ini. Sebab, hilangnya organisasi bukan berarti menjadi akhir dari ideologisasi.

Persoalan ideologi perusak bangsa sebetulnya tidak bisa kita pahami ke dalam satu wilayah saja. Banyak orang yang menganggap ketika organisasi-organisasi ini terlarang, di situlah anggapan rasa aman sering-kali melupakan satu pola. Bahwa, organisasi terlarang, namun ideologinya tetap jalan.

Segala bentuk kepedulian atas bangsa ini sebetulnya juga tidak bisa kita ukur hanya dalam koridor pengakuan. Orang mengaku cinta atas bangsa ini, peduli atas NKRI dan peduli atas keragaman untuk saling menghargai. Tetapi, kita tidak bisa memahami fakta-fakta di balik ungkapan itu.

Persoalan ideologis yang demikian ini memang cukup rumit untuk kita pahami. Tetapi begitulah corak ideologi perusak bangsa yang harus kita waspadai. Ini tentang satu fenomena ideologi perusak bangsa yang kelindan, dinamis, transparan dan tampak melakukan semacam penyesuaian.

Maka, kondisi yang semacam ini pada dasarnya kita harus membangun semacam satu pola kesadaran penting. Bahwa, ideologi perusak bangsa tidak akan pernah mati dalam satu kondisi dan pola ideologi akan terus terbangun menyesuaikan terhadap situasi yang tak pernah terpikirkan oleh siapa-pun.

Jadi, di sinilah pentingnya bagi kita untuk tetap berada dalam satu prinsip penting. Bahwa, organisasi terlarang bukan menjadi satu alasan orang-orang di dalamnya menjadi taubat. Tidak ada nasionalisme paksaan. Melainkan tumbuh atas kesadaran dalam dirinya yang tulus.

This post was last modified on 3 Maret 2023 1:25 PM

Amil Nur fatimah

Mahasiswa S1 Farmasi di STIKES Dr. Soebandhi Jember

Recent Posts

Agama Cinta Sebagai Energi Kebangsaan Menjinakkan Intoleransi

Segala tindakan yang membuat kerusakan adalah tidak dibenarkan dan bukan ajaran agama manapun. Kita hidup…

4 hari ago

Bagaimana Menjalin Hubungan Antar-Agama dalam Konteks Negara-Bangsa? Belajar dari Rasulullah Sewaktu di Madinah

Ketika wacana hubungan antar-agama kembali menghangat, utamanya di tengah menguatnya tuduhan sinkretisme yang dialamatkan pada…

4 hari ago

Menggagas Konsep Beragama yang Inklusif di Indonesia

Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat banyak perbedaan yang seringkali menimbulkan gesekan dan perdebatan, khususnya…

4 hari ago

Islam Kasih dan Pluralitas Agama dalam Republik

Islam, sejak wahyu pertamanya turun, telah menegaskan dirinya sebagai agama kasih, agama yang menempatkan cinta,…

4 hari ago

Natal sebagai Manifestasi Kasih Sayang dan Kedamaian

Sifat Rahman dan Rahim, dua sifat Allah yang begitu mendalam dan luas, mengandung makna kasih…

5 hari ago

Ketika Umat Muslim Ikut Mensukseskan Perayaan Natal, Salahkah?

Setiap memasuki bulan Desember, ruang publik Indonesia selalu diselimuti perdebatan klasik tak berujung: bolehkah umat…

5 hari ago