Narasi

Agama dan Budaya sebagai Jalan menuju Perdamaian Dunia

Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan keagamaan. Bisa dikatakan, agama dan budaya selalu berjalan sejajar dan saling menguatkan, untuk menjunjung tinggi kearifan yang ada di Indonesia. Hingga negeri ini menjadi negara yang damai, meskipun banyak perbedaan dan senantiasa tenteram dengan nilai kemanusiaannya.

Menurut Andres Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial hingga religious. Sedangkan agama menurut Kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dalam peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ketika hal ini dibenturkan, maka akan ada kesinambungan yang bisa menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini didorong akan budaya yang senantiasa menguatkan seni yang di dalamnya  memiliki unsur religious, dan agama dikuatkan dengan suatu unsur religious yang memiliki unsur kebudayaan di dalamnya.

Perihal ini menunjukkan, adanya sebuah agama karena dipengaruhi adanya budaya. Dan, budaya menjadi satuan penguat untuk keberadaan agama tersebut. Hal ini bisa disederhanakan akan manusia yang merupakan makhluk sosial, yang sejatinya membutuhkan dua unsur ini.

Di Indonesia setiap manusia diharuskan untuk beragama. Dan, orang yang beragama sudah dipastikan memiliki unsur budaya dalam dirinya. Seperti misalnya, orang yang menganut agama Islam, pasti ia juga sudah memahami nilai-nilai kebudayaan yang ada di ajaran Islam tersebut.

Bahkan, dalam sejarahnya, Wali Sanga menyebarkan agama Islam dengan tradisi-tradisi yang digandrungi orang-orang Jawa pada masa itu. Seperti misalnya, wayang, tembang-tembang Jawa, dan beberapa kesenian yang ada di Indonesia saat itu, dan masih diadopsi sampai dengan sekarang.

Dalam proses penyebaran, ada unsur keterikatan yang menyatukan budaya dan agama. Di mana agama ada,  disebarkan lewat kebudayaan setempat dan kokohnya kebudayaan, dikarenakan adanya unsur agama yang menguatkannya.  Itulah yang mengokohkan, bahwa budaya dan agama yang ada di Indonesia adalah salah satu cara penyatuan antara manusia untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Lewat budaya seseorang akan bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa berbagi pengetahuan akan lahirnya budaya tersebut, yang kemudian bisa diaplikasikan menjadi sebuah pengalaman untuk memahami arti penting sebuah agama. Dengan agama seseorang bisa belajar bagaimana menghargai kebudayaan orang lain. Kebudayaan yang memang banyak di negeri Indonesia.

Beragama itu kewajiban dan berbudaya itu penting. Dengan beragama seseorang bisa memahami nilai-nilai kemanusiaan sampai dengan pentingnya toleransi. Dan, dengan berbudaya seseorang akan bisa menjadi pribadi yang cinta terhadap keragaman yang ada di Indonesia.

Agama dan Budaya Sebagai Bahasa Persatuan

Manusia yang menjaga keragaman budaya dan menjunjung nilai keagamaan, itulah manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur. Ia memahami betul bagaimana mencintai dan  menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Di lain sisi ia juga sudah berusaha untuk menjaga keutuhan Indonesia. Yang sebenarnya memiliki, banyak kebudayaan dan beberapa agama.

Pancasila sendiri menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kebudayaan. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta keadilan adalah salah satu gambaran bahwa Indonesia tidak pernah bisa lepas dari agama dan kebudayaannya. Kelima sila ini menguatkan, bahwa kebudayaan dan keagamaan yang ada di Indonesia adalah satu bahasa persatuan. Yang akan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang bisa melahirkan toleransi di negeri ini.

Indonesia memiliki banyak ragam kebudayaan, yang harus dijaga dan dilestarikan. Di lain sisi Indonesia juga memiliki agama-agama yang menjunjung nilai toleransi. Kedua dimensi ini, menjadikan kita mengerti, bahwa kebudayaan menjadi bagian dari sebuah agama, dan agama selalu menguatkan kebudayaannya yang ada di Indonesia.

Sudah seharusnya, kedua hal ini di junjung tinggi. Hingga setiap manusia yang menduduki  dunia ini memahami asas-asas kemanusiaan, pentingnya nilai-nilai keragaman dan bagaimana menjadi orang yang bisa menghargai orang lain. Karena setiap perdamaian hanya bisa tercipta dalam diri setiap manusia. Bagaimana ia menghargai, dan mencintai orang-orang yang ada di sekitarnya.

Cintailah agama sebagaimana memahami seni kebudayaannya. Agar seseorang bisa memahami betapa pentingnya beragama dan menjaga keragaman. Hingga, setiap dari dirinya memahami, bahwa bahasa persatuan ialah menguatkan agama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.

Sudiyantoro

Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang

Recent Posts

Sesat Pikir Pengkafiran terhadap Negara

Di tengah dinamika sosial dan politik umat Islam, muncul kecenderungan sebagian kelompok yang mudah melabeli…

5 hari ago

Dekonstruksi Syariah; Relevansi Ayat-Ayat Makkiyah di Tengah Multikulturalisme

Isu penerapan syariah menjadi bahan perdebatan klasik yang seolah tidak ada ujungnya. Kaum radikal bersikeras…

5 hari ago

“Multikulturalitas vis-à-vis Syariat”, Studi Kasus Perusakan Makam

Anak-anak tampak menjadi target prioritas kelompok radikal teroris untuk mewariskan doktrin ekstrem mereka. Situasi ini…

5 hari ago

Bertauhid di Negara Pancasila: Menjawab Narasi Radikal tentang Syariat dan Negara

Di tengah masyarakat yang majemuk, narasi tentang hubungan antara agama dan negara kerap menjadi perbincangan…

5 hari ago

Penangkapan Remaja Terafiliasi ISIS di Gowa : Bukti Nyata Ancaman Radikalisme Digital di Kalangan Generasi Muda

Penangkapan seorang remaja berinisial MAS (18 tahun) oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten…

5 hari ago

Jalan Terang Syariat Islam di Era Negara Bangsa

Syariat Islam dalam konteks membangun negara, sejatinya tak pernah destruktif terhadap keberagaman atau kemajemukan. Syariat…

5 hari ago