Narasi

Ciptakan Perdamaian dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Jurnalisme Damai

Saat ini Indonesia telah mengalami ujian yang sangat berat, dimana perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia entah itu golongan, suku, ras, agama, kini telah diambang perpecahan yang diakibatkan oleh maraknya  berita (hoax) yang beredar di media sosial. Saat ini terbukti bahwa pemegang kendali cara berfikir masyarakat pada umumnya adalah media sosial, dimana media sosial kini telah menggiring masyarakat untuk meju kesuatu berita yang media hidangkan, sementara kita tahu bahwa, berita yang ada dimedia sosial kini telah di penuhi oleh berita sampah, tiada lain ialah berita hoax, agitativ, profokatif, dan manipulatif, yang hanya akan membawa Indonesia menuju kehancuran.

Menurut survei yang dilakukan dewan Pers pada januari-maret 2012, sebanyak 40% pengguna media sosial mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarluaskan berita. Sisanya mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial hanya sebagai bentuk mengekspresikan  emosi atau perasaan pribadi (kompasiana.com). 

Jadi pada kondisi saat ini, jurnalisme damai sangat berperang penting dalam mengelola media sosial, jurnalisme damai harus betul-betul pandai dalam menyaring segala informasi yang terkait dalam berita hoax, agitatif, provokatif, dan hal-hal yang memanipulatif. Dan perbuatan semacam itu, akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat, bangsa, dan Negara yang damai. Akan tetapi sebaliknya, apabila jurnalisme kurang jeli akan hal semacam itu, otomatis, perpecahan tidak akan dapat terelakkan, karna berita semacam itu akan mengundang rasa ketidaknyamanan, menyalakan api permusuhan, dan membangun kebencian yang sangat besar antar golongan, ras, agama dan lain sebagainya.

Lagi lagi penulis meminjam petuah guru bangsa, bahwa”marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikayan yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali.”(KH. Abdurrahman Wahid).

Indonesia adalah Negara yang rawan akan perpecahan, oleh karena itu, kita perlu menanamkan nilai-nilai pancasila terhadap jurnalisme, sebab, Pancasil adalah jembatan masa depan, dalam tatanam pancasila mulai dari ketuhanan yang maha esa, sampai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu adalah sebuah tatanam yang sangat luar biasa, pancasila mampu mencakup berbagai makna, dan keseluruhannya dapat mempersatukan antarperbedaan yang ada di Indonesia. makna yang tercakup dalam pancasila salah satunya adalah; menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Oleh karna itu, pancasila memiliki kedudukan  yang sangat vital/ Setral.  dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pancasila dapat menentukan nasib bangsa ini, jika diamalkan secara kolektif, otomatis perjalan panjang yang di tempuh oleh bangsa ini, akan berhenti pada titik yang lebih maju. Maka, penanaman nilai nilai pancasila harus betul betul diterapkan dalam kehidupan sosial, dan metode untuk membangun kesadaran dalam menerapkan nilai nilai pancasila, penting untuk saling membangun kesepahaman yang betul-betul menjaga keutuhan makna atau nilai penting yang terdapat dalam pancasila.

Seperti yang dilakukan Gus Dur dalam membela dan mengajarkan arti penting pancasila bagi bangsa Indonesia dinyatakan dalam pernyataan tegasnya bahwa,”Tanpa pancasila Negara akan bubar. Pancasila adalah seperangkat asas, dan ia aka nada selamanya. Ia adalah gagasan tentang Negara yang kita harus miliki dan harus kita perjuangkan. Dan pancasila ini akan saya pertahankan dengan nyawa saya. Tidak peduli apakah ia akan di kebiri oleh angkatan bersenjata atau dimanifulasi oleh umat islam, atau disalahgunakan keduanya” (Nur Khalik Ridwan:2010).

Metode jurnalisme damai

Perlu membangun kesadaran yang kolektif, memuat informasi yang bernuansa perdamayan, sehingga cenderung untuk membangun solidaritas yang tinggi, menanamkan toleransi yang besar, menerapkan nilai-nilai yang terandung dalam pancasila dalam kepribadian, sehingga mampu untuk memilah dan melih segala informasi yang terhidang dalam media sosial. Kita harus memiliki sikap tanggung jawab terhadap ke utuhan NKRI dalam rangka membangun masadepan endonesia menjadi yang lebih baik.

Sekali lagi penulis menegaskan bahwa, penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam pacasila harus betul-betul diterapkan dalam jurnalisme damai. Karna dengan menerapkan nilai-nilai pancasila otomatis media-media yang yang bernuansa berita-berita hoax, agitatif, propokatif, dan manipulative, akan sirna, dan yang akan menjadi hidangan dalam masyarat adalah nuansa perdamayan yang akan membawa Indonesia damai.

“bangunlah suatu dunia dimana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan”(Ir. Suekarno,1949).

Hamka Fitnando

View Comments

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

17 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

17 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

17 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago