Nasionalisme ialah suatu paham kebangsaan yang timbul disebabkan adanya perasaan senasib dan seperjuangan serta kepentingan untuk hidup bersama. Terbentuknya Indonesia sebagai negara kesatuan merupakan kesadaran seluruh komponen bangsa tanpa mempersoalkan latar belakang agama, suku dan bahasa. Indonesia sebagai suatu bangsa yang merdeka tentu memiliki cita-cita agung yakni bangsa yang bersatu berdaulat maju, adil dan makmur serta tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Karenanya, jiwa nasionalisme sangatlah penting guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Semangat-semangat inilah menjadi modal dasar dan landasan kuat untuk menyatukan dan meleburkan diri dengan penuh kerelaan dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semangat nasionalisme ini tentu harus kita dengungkan setiap saat baik di dunia nyata dalam kehidupan maupun di dunia maya.
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang sangat pesat di Era Globalisasi sekarang ini. Kemudian semakin melesat jauh setelah ditemukannya internet dengan berbagai kemudahan bagi penggunanya. Hal ini tentunya mempengaruhi seluruh sektor kehidupan. Salah satunya adalah ranah nasionalisme di dunia maya. Oleh karenanya, perlu adanya peningkatan sadar nasionalisme di ruang digital guna menghadapi gempuran-gempuran yang dapat mengikis atau merusak bangunan nasionalisme kita. Mengingat, telah kita ketahui bahwa internet atau medsos dewasa ini ibarat dua mata pisau. Satu sisi dapat bermanfaat baik, akan tetapi di sisi lain dapat berdampak buruk.
Dampak buruk seperti ujaran kebencian, politik adu domba, propaganda, dan tindakan provokatif lainnya harus kita gerus, digantikan dengan menebar ujaran konten-konten yang dapat menguatkan nasionalisme seperti pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, sejarah nasional, pendidikan kebangsaan, ujaran kasih sayang, dan ujaran kedamaian. Untuk itu perlu adanya suatu narasi besar di dunia maya (internet atau medsos) atau komunitas yang giat menebar sadar nasionalisme, diantaranya dengan mengusung term “Cyber-Nationalism” yang secara masif menyebarkan konten-konten sadar nasionalisme di ruang virtual (internet).
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menabur nasionalisme di dunia maya. Hal yang terpenting ialah bagaimana kita mengakses internet ataupun bermedsos secara bijak. Dengan perilaku bijak di internet (medsos), akan berpengaruh signifikan serta berkontribusi besar dalam memutus derasnya peredaran berita hoax, fitnah, ujaran kebencian, propaganda, ataupun tindakan anti-nasionalisme lainnya. Intinya, sudah saatnya internet (medsos) menjadi agent of change dengan usernya yang biujak, dalam membangun nasionalisme.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet dan Pusat Kajian Komunikasi UI, menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada 2015 menembus angka 88,1 juta. Dari total pengguna itu 49% dikuasai generasi Y (1977-1997) dan Z (1998-sekarang). Oleh karena itu, peranan generasi muda sangatlah penting. Sebagaimana Kasubdit Penyediaan Informasi, Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi Nursodik Gunarjo (27/9/2017) mengungkapkan, generasi muda merupakan ujung tombak penangkal bertebarnya konten-konten negatif di era digital saat ini. Lebih lanjut, Gunarjo mengatakan bahwa generasi muda dapat berperan besar dalam membangun nasionalisme lewat media sosial, dengan menebar konten positif dan mengikis konten negatif.
Hal yang perlu diperhatikan ialah sebagai pengguna internet (medsos) saat ini warga net harus berhati-hati terutama dalam menyikapi era digital. Tanpa filterisasi, pengguna akan dapat larut bahkan bisa menjadi penyebar konten negatif, anti-nasionalisme. Padahal konten-konten buruk tersebut dapat merusak bangunan nasionalisme. Oleh sebab itu, para pengguna internet (medsos) jangan asal share informasi, mengingat dampaknya akan luar biasa dan cepat menjalar. Informasi tersebut harus benar-benar valid dan tidak mengandung konten-konten negatif perusak nasionalisme. Hal-hal positif, diantaranya dengan menyebarkan konten mendidik, enlighten, empowerment, dan membangun karakter nasional harus kita sebarkan secara masif di jagat internet (medsos). Mengingat dengan itu semua, konten negatif anti-nasionalisme akan terkikis habis, sementara bangunan nasionalisme akan kuat, semoga.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…