Pancasila dan agama (Islam) seringkali dipertentangkan. Padahal, penertentangan antar keduanya tidaklah tepat. Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam sementara Pancasila adalah ideologi bangsa. Sungguh aneh dan bahkan terkesan lucu manakala ada ‘tokoh’ yang menanyakan, “Baik mana antara Al-Qur’an dan Pancasila?” Pertanyaan selanjutnya, “Pilih Al-Qur’an atau pilih Pancasila?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tidak bisa dijawab dengan benar salah satunya. Pembandingan antara satu dengan yang lainnya tidak sesuai. Pembandingan mestinya adalah setara. Ketika membandingkan kitab suci agama bandingannya adalah kitab suci agama pula. Sementara, pembandingan ideologi bangsa juga dengan ideologi bangsa. Dan pembandingan ini pun tidak serta merta bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam pemilihan kitab suci agama, termasuk dalam berkeyakinan tidak perlu adanya debat yang saling menjatuhkan. Lebih-lebih agama merupakan keyakinan yang erat kaitannya dengan keimanan. Keimanan seringkali tidak bisa dijelaskan dengan akal pikiran manusia.
Lantas, bagaimanakah dalam menyikapi kondisi bangsa yang saat ini seringkali terjadi pemertentangan yang tidak pas tersebut. Jawabannya adalah seluruh komponen masyarakat mesti paham akan pembandingan-pembandingan yang tidak pas tersebut sehingga tidak mudah terbawa arus provokasi kelompok tidak bertanggung jawab. Selain itu, seluruh komponen masyarakat juga mestinya mengetahui simpul-simpul kesamaan antara ideologi bangsa dan kitab suci agama.
Isi kandungan Pancasila justru sudah bersesuaian dengan sebagian isi kandungan ayat-ayat suci al-Qur’an. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Surat al-Ikhlas ayat 1- 4. Allah SWT berfirman, “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas:-4).
Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sesuai dengan Surat al-Hujurat ayat 13. Allah SWT berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:13).
Sila Ketiga, Persatuan Indonesia sesuai dengan Surat al-Hujurat ayat 10. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).
Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan sesuai dengan Surat Ali Imran ayat 159. Allah SWT berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159).
Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sesuai dengan Surat al-Hujurat ayat 13. Allah SWT berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Bermula dari sinilah, tidak ada alasan secuilpun seseorang mempertentangkan antara Pancasila dengan kitab suci Al-Qur’an. Justru antara keduanya memiliki kesamaan isi kandungan. Ketika seorang warga negara Indonesia yang kebetulan beragama Islam telah mengamalkan Pancasila berarti dirinya juga telah mengamalkan isi kandungan al-Qur’an. Sementara, seorang muslim yang kebetulan berwarga negara Indonesia telah mengamalkan isi kandungan al-Qur’an berarti dirinya juga sudah melaksanakan amanat Pancasila.Wallahu a’lam.
This post was last modified on 6 Juni 2023 8:14 AM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…