Categories: Kebangsaan

Inisiatif Kecil untuk Perubahan Besar

Radikalisme, Terorisme, dan bentuk lain dari kekerasan berbasis pandangan yang ekstrim kini telah menjadi persoalan dunia. Negara-negara besar seakan berlomba untuk tampil di garda depan melawan aneka rupa kekerasan berbasis pemahaman ekstrim, mereka bersatu padu dalam mega proyek yang mereka sebut sebagai “countering violence extremism (CVE)”.

Persoalan terorisme benar-benar menghantui dunia global, hal ini setidaknya tampak dari politik anggaran di negara-negara besar. FactTank mencatat sejak serangan teroris pada 11 September 2001 sampai tahun 2013, Amerika Serikat telah menghabiskan lebih dari $ 500 miliar hanya untuk kepentingan inteljen saja. Dana itu masih terus ditambah pada tahun-tahun setelahnya.

Proyek-proyek raksasa dengan kebutuhan finansial yang luar biasa besar tersebut sakan menutup kemungkinan adanya kegiatan penanggulangan teroris dengan proyek dan biaya yang bersahaja. Jauh di luar kesepakatan-kesepakatan international penanggulangan terorisme itu, ternyata masyarakat lokal memiliki kearifan dalam menjaga lingkungan mereka dari tindakan teror. Perhatian, kasih sayang dan kebersamaan adalah inisitif kecil yang bermanfaat besar untuk tindakan cegah tangkal terorisme.

Pada tulisan sebelumnya saya menceritakan seorang anak muda yang terlibat perencanaan pengeboman karena sikap acuh warga disekitarnya. Kali ini saya mendapati sebuah fakta yang lain, fakta kebersamaan yang mencengangkan. Santunan kepada anak-anak usia sekolah, jamaah yang sakit, dan santunan kepada keluarga yang berduka adalah barang mewah bagi jamaah masjid Kerta Besuki di Brebes sebelumnya, sampai akhirnya mereka terinspirasi dari inisiatif yang mereka sebut Gismas. Gismas adalah akronim dari Gerakan Infak dan Shodaqoh Memakmurkan Masjid.

Gismas bukan kotak amal biasa, melainkan kotak amal untuk sisa belanja harian. Untuk menggerakkan Gismas, para relawan mendatangi setiap rumah penduduk, mereka menitipkan kotak amal dan mengambil infak dari jamaah dan mengidentifikasi kebutuhan jamaah. Pesan penting yang diberikan oleh relawan untuk jamaah adalah, kotak amal tidak boleh memberatkan jamaah, kotak itu harus diisi hanya dengan sisa uang belanja seadanya.

Catatan lain adalah penerima manfaat dari hasil infak tidak hanya mereka yang berinfak, melainkan seluruh jamaah; ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Relawan-relawan Gismas cekatan dalam bekerja, mereka jemput bola mengambil infak, lalu mengelola dan mendistribusikannya dengan penuh tanggung jawab. Setelah kurang lebih 4 bulan program ini berjalan, manfaat pun jelas dirasakan.

Dengan program Gismas, relawan menjadi tahu kabar apapun yang beredar di masyarakat. Jamaah yang sakit, meninggal, atau terlantar seluruhnya terekam dan terdokumentasikan dengan baik. Para relawan itu tidak menunggu laporan, melainkan mendatangi jamaah dari rumah ke rumah. Melalui program ini tidak ada anggota jamaah yang merasa ditinggal atau dibiarkan sedirian. Para relawan Gismas menjadi tempat bertanya dan berkeluh kesah jamaah. Sentuhan persaudaraan inilah yang memberikan kekuatan pengaman sosial. Sikap-sikap yang mengarah kepada tindakan kekerasan dan teror dapat diidentifikasi sedini mungkin dengan cara sentuhan seperti ini.

Pipit, ibu muda yang menjadi relawan program ini memaparkan, saat ini Gismas di masjidnya sudah bisa memberi santunan secara rutin. Kepada jamaah yang sakit, sumbangan diberikan sebesar Rp. 300.000; dan kepada jamaah yang ditinggal mati keluarganya diberikan Rp. 500.000. Jumlah ini mungkin tidak terlalu besar, tetapi mereka yang menerimanya merasa mendapat perhatian yang meringankan bebannya. Lebih lanjut Ust. Hamdani, salah satu pengurus Gismas  di masjid ini menambahkan, trend partisipasi warga terus meningkat setiap bulannya. Peningkatan dipicu karena kepedulian Gismas tidak hanya bagi jamaah yang berinfak melainkan kepada semua yang membutuhkan. Hamdani optimis mulai awal tahun depan Gismas sudah dapat memberikan beasiswa kepada siswa Madrasah yang tidak mampu.

Gismas adalah sedikit contoh dari inisiatif kecil yang memberikan perubahan besar bagi terjadinya ikatan kerukunan dan pengawasan sosial bagi warga. Melalui inisiatif kecil itu masyarakat biasa membuktikan bahwa mereka bisa melakukan kegiatan penangkalan dan pencegahan terorisme secara tidak langsung. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua dan memberikan kekuatan untuk senantiasa tidak berhenti melakukan insiatif-inisiatif untuk perubahan besar.

 

Imam Malik

Adalah seorang akademisi dan aktifis untuk isu perdamaian dan dialog antara iman. ia mulai aktif melakukan kampanye perdamaian sejak tahun 2003, ketika ia masih menjadi mahasiswa di Center for Religious and Sross-cultural Studies, UGM. Ia juga pernah menjadi koordinator untuk south east Asia Youth Coordination di Thailand pada 2006 untuk isu new media and youth. ia sempat pula menjadi manajer untuk program perdamaian dan tekhnologi di Wahid Institute, Jakarta. saat ini ia adalah direktur untuk center for religious studies and nationalism di Surya University. ia melakukan penelitian dan kerjasama untuk menangkal terorisme bersama dengan BNPT.

Recent Posts

Kekerasan Performatif; Orkestrasi Propaganda Kebencian di Ruang Publik Digital

Dalam waktu yang nyaris bersamaan, terjadi aksi kekerasan berlatar isu agama. Di Sukabumi, kegiatan retret…

22 jam ago

Mengapa Ormas Radikal adalah Musuk Invisible Kebhinekaan?

Ormas radikal bisa menjadi faktor yang memperkeruh harmoni kehidupan berbangsa serta menggerogoti spirit kebhinekaan. Dan…

22 jam ago

Dari Teologi Hakimiyah ke Doktrin Istisyhad; Membongkar Propaganda Kekerasan Kaum Radikal

Propaganda kekerasan berbasis agama seolah tidak pernah surut mewarnai linimasa media sosial kita. Gejolak keamanan…

22 jam ago

Merawat Persatuan, Meredam Bara di Tengah Fanatisme Golongan

Peristiwa bentrokan antar kelompok yang terjadi di Pemalang, Jawa Tengah dan Depok, Jawa Barat beberapa…

22 jam ago

Apakah Ada Hadis yang Menyuruh Umat Muslim “Bunuh Diri”?

Jawabannya ada. Tetapi saya akan berikan konteks terlebih dahulu. Saya tergelitik oleh sebuah perdebatan liar…

2 hari ago

Persekusi Non-Muslim: Cerminan Sikap Memusuhi Nabi

Belum kering ingatan kita tentang kejadian pembubaran dengan kekerasan terhadap retreat pelajar di Sukabumi, beberapa…

2 hari ago