Mutlak untuk kita pahami bahwa yang dimaksud terciptanya umat manusia sebagai “pengganti” (khalifah), adalah harapan transendental Allah SWT untuk semangat akan potensi kejeniusan akal pikiran manusia dalam mengelola bumi dengan baik. Serta keteguhan hati yang dimiliki agar mampu membangun kesadaran akan cinta, persaudaraan, kasih sayang, dan kenyamanan satu sama lain bisa terjalin. Umat manusia diberikan keleluasaan oleh Allah SWT untuk membuat sejarah tersendiri yaitu membangun peradaban yang lebih baik di muka bumi.
Sehingga, bagi orang yang merusak dengan membuat pertikaian dan pertumpahan darah di muka bumi ini, niscaya dia mutlak melanggar perintah Allah SWT. Kasus bom bunuh diri, gerakan pembantaian dan kezhaliman lainnya adalah praktik yang menyalahi kekhalifahan yang sangat tidak relevan.
Kita selalu di teror dengan kata dengungkan “khilafah Islamiyah” yang bergerak secara militan dengan menyandang Islam sebagai asas ideologi dalam berbuat kejahatan dan kezhaliman di bumi nusantara ini. Lantas solusi kebangsaan kita yang harus kita bangun adalah khilafah yang bersifat politis kekuasaan yang selalu mempraktikkan kejahatan dan kezhaliman? atau khalifah yang mengisahkan tentang umat manusia dalam berperan untuk membangun kehidupan yang lebih baik di bumi nusantara ini?
Khalifah yang diharapkan oleh Allah SWT merupakan penyerahan bumi untuk dikelola oleh seluruh umat manusia dengan seperangkat akal dan hatinya. Akan tetapi ada sekelompok orang yang mendeklarasikan kata “khilafah Islamiyah” yang mengambil porsi kekhalifahan demi politik kekuasaan yang melegalkan praktik kekerasan dan pembantaian dengan mengatasnamakan panggilan Allah SWT.
Kritisme Kekhalifahan
Kata pengganti bukan berarti sistem kepemerintahan yang memiliki unsur politik identitas. Akan tetapi lebih kepada independensi nilai dalam kata “wakil” di muka bumi ini. Yaitu sebuah harapkan potensi kecerdasan umat manusia dalam merawat dan mengembangkan pengetahuan dalam mengelola bumi ini demi kebaikan.
Baca Juga : Tahun Baru dan Ikhtiar Merawat Persaudaraan Kebangsaan
Karena khalifah memiliki makan ideologis untuk manusia dalam menjaga dan melindungi bumi bersama-sama. Kita semua adalah penjaga atau khalifah di bumi ini. Jihad yang terpenting adalah mengelola bumi ini dengan baik serta membangun peradaban yang beradab antar sesama umat manusia.
Akan tetapi, banyak masyarakat secara umum yang tidak mengerti akan esensi transformasi teologis dalam ayat Allah SWT dalam Al-Qur’an tentang sistem yang memerintahkan untuk menjaga dan melindungi bumi ersebut. Seolah kata Khilafah yang selalu dideklarasikan oleh kelompok orang merupakan panggilan Tuhan dengan menegakkan kekerasan dan kerusakan di bumi ini.
Hingga pada fakta sosial masyarakat banyak yang tertipu dengan mengikuti atau bergabung dengan kekuatan mereka untuk menegakkan sesuatu yang dilarang mutlak oleh Allah SWT. Mereka membunuh dengan nama Islam dan menghilangkan kehormatan-Nya demi tujuan politis “kekuasaan”. Mereka rela melakukan praktik Barbar yang jauh dari nilai kemanusiaan dan jauh dari potensi peradaban yang lebih baik di bumi ini.
Khalifah untuk Solusi Kebangsaan
Indonesia yang beragam agama, suku, bahasa justru menjadi dinamika kekhalifahan yang gagal. Karena kita tidak pernah memiliki komitmen diri dalam menjaga perbedaan tersebut dalam semangat toleransi. Karena titik tekan dari kekhalifahan tersebut adalah terhindar dari kehancuran dan pertikaian antar umat manusia di bumi ini.
Pancasila sebagai ideologi kebangsaan kita merupakan dasar nilai untuk kita perjuangkan demi menjaga semua perbedaan serta solusi dalam mencapai kesejahteraan dan peradaban yang bersatu. Karena pada hakikatnya, kata “pengganti” merupakan alat legalitas untuk membangun dan menjaga bumi ini.
Sedangkan sistem secara formal untuk melangsungkan umat manusia dalam menjaga dan membangun sejarah yang baik di bumi ini tidak dijelaskan rinci. Artinya, khalifah merupakan alat untuk mencapai tujuannya yang universal yaitu umat manusia dalam merawat “muka bumi”. Kata yang umum adalah sesuatu yang bisa dikerutkan menjadi aturan-aturan yang khusus dan berbeda-beda dalam tiap negara.
Karena ini akan menyesuaikan dengan kondisi geografis dan kebudayaan tersebut. Artinya, jihad dalam meneruskan apa yang diharapkan oleh Allah SWT kepada umat manusia sebagai pelindung dan penjaga bumi ini dapat kita gunakan di negara ini dengan kita melihat kondisi kemajemukan kita.
Oleh arena itu, perintah secara formal untuk kita menggapai kekhalifahan di Indonesia adalah dengan menggunakan prinsip “ukhuwah” antar umat beragama. Serta membangun perdamaian, kebersamaan dan persatuan untuk berjuang dalam menjaga dan melindungi bumi tercinta ini dari konflik dan pertumpahan darah karena perbedaan.
Karena tujuan Allah SWT mengisahkan tentang umat manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah melindungi bumi ini dari pertikaian. Serta membangun kemanusiaan yang menghilangkan pertumpahan darah. Serta membangun persatuan di tengah perbedaan untuk menciptakan peradaban yang lebih baik di bumi nusantara ini.
This post was last modified on 7 Januari 2020 10:45 AM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
View Comments